28 Agustus, 2014
Perokok Pasif
Hari ini berita yang paling banyak tersiar adalah kepergian Prof Suhardi (Ketua Umum Partai gerindra) kembali kepada sang pencipta,
Beliau meninggal dikarenakan sakit kanker paru stadium 4.
Melihat track recordnya yang tidak merokok, dan rajin olah raga, sepertinya, dan seharusnya sakit paru tak menghampirinya.
Tapi, itu sangat mungkin, karena mungkin beliau bergaul dengan orang orang yang merokok. Jadi beliau itu perokok pasif. Mungkin sebelum di partai beliau belum terkena penyakit itu, setelah bergabung di partai, banyak orang yang merokok, harus sering rapat malam hari, dll, penyakit itu akan mudah datang padanya.
Persis pengalaman suamiku. Suamiku tak merokok, tapi divonis terkena TB.
Yah, berawal dari batuk suami yang tiba tiba mengeluarkan darah. Suami pergi ke dokter THT. Dan Sang dokter mengatakan. "Kamu ngerokok ya, berhenti ya," katanya. Suamiku menjawab ,"Gak dok,"
Oh gak merokok, ya kalo batuk jangan keras keras," nanti keluar darah," kata sang dokter specialis.
Dan suamikupun pulang dengan tangan hampa. Suatu hari Suami memeriksakan batuknya pada Dokter biasa, dan sang dokter biasa ini meminta suamiku untuk rontegn. Jadilah sang suami Rontgen.
ternyata, setelah rosntgen, suami terbukti ada flek di parunya. Sang dokter umum ini menyarankan untuk memeriksakan diri ke Specialis Paru.
Akhirnya suami dirawat selama 6 dengan obat paru yang harus diminum rutin tanpa henti.
Alhamdulillah setelah 6 bulan penyakit parunya behasil sembuh.
Dari mana suami tertular Paru? mungkin pergaulan dia dulu dengan teman teman nya yang semua merokok, juga ketika pernah aktif di Partai .
Suami pernah menjadi Ketua Partai Amanat Nasional pertama di kebumen, selama 1 periode.
Aktif di Partai memang menghabiskan waktu dan tenaga, juga uang. Suami sering pulang malam, untuk rapat partai. Sudah begitu, hampir semua nya merokok, kecuali suami.
Alhamdulillah, sekarang suami tidak di Partai lagi, setelah mencoba ikut pemilihan legeslatif, dan gagal, gagal sebelum maju karena intrik politik...(hehehe), suami akhirnya lama lama undur dari partai.
Mungkin partai bukan jalan yang cocok baginya. Suami kembali ke asal, ke Persyarikatan Muhammadiyah. Itu lebih menenangkan. Insya Allah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar