Aku menyalakan alarm bisa di HP ku agar aku bisa salat malam.
Tapi sebelum alarm berbunyi, rupanya aku lebih dulu dibangunkan oleh dering telpon di pagi hari. Aku langsung menerka, "itu pasti eyang tegal". Benar ternyata eyang tegal yang menelpon.
Aku langsung bergegas ke kamar mandi dan segera shalat malam.
Selepas sholat, tidak lipa buka face book. Pagi itu kami berencana beli serabi untuk eyang dan tetangga kami bu Tohir. Biar gak antri, kami harus datang pagi -pagi, sekitar jam 05.00 kita meluncur ke tempat yang menjual serabi.
benar...masih agak sepi, rupanya kita pembeli pertama.
serabi yang di jual, serabi biasa, pisang dan gula. Berbeda dengan serabi solo, serabi kebumen sangat sederhana. Tapi rasanya eeksotis. sangat alami.
kami membeli 15 tangkep. 5 tangkep untuk Ibu Tohir, dan 10 tangkep untuk Eyang, alias ibuku,
Sementara sambil menunggu serabi matang, kita mencicipi dan makan disana. Hmh..asiknya sambil minum kopi nih...
Untuk membeli 15 tangkep, uang yang dikeluarkan : 25.000,-. Cukup murah kan..?
aku lebih senang dengan Ibu2 yang bekerja menjual serabi, daripada ibu2 yang hanya meminta sambil menggendong anaknya di jalanan.
paling tidak, dengan menjual serabi, ibu itu, dapat pemasukan minimal 50.000 /hari
kalo terjual semua, bisa 100.000/hari. kalo dikalikan 30 hari berarti 1.500.000.
paling tidak keuntungannya sekitar 500.000/bulan. sangat berharga di banding peminta2, yang mengorbankan anaknya di jalanan.
Lho...makan serabi jadi ngalntur ke mana...2.
Mari menikmati kuliner indonesia...Serabi kebumen...murah...hanya 1500/tangkep/sepasang..hehe...:), dijamin perut kenyang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar