Allah Menghalalkan Jual Beli dan Mengharamkan Riba
الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبَا لاَ يَقُوْمُوْنَ إِلاَّ كَمَا يَقُوْمُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُواْ إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللهُ الْبَيْعَ
وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَن جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللهِ وَمَنْ عَادَ فَأُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”(Al-Baqarah: 275)
Sejak aku sekolah di Pondok Assalam Solo, aku sudah mendapat pelajaran tentang Jual Beli dan Riba. Ayat yang selalu aku ingat adalah "Wa ahallalhu'bai'a wa harrama riba"
Allah menghalalkan Jual beli dan mengharamkan Riba.
Yah bagian itu saja yang selalu aku ingat sampai sekarang.
Tak terasa sudah 25 tahun lalu aku belajar tentang ayat ini , baru kali ini aku menyadarinya, bahwa, secara tidak langsung aku sudah terciprat debunya riba.
Memang bukan aku yang mengambil keuntungan dari Riba, tapi aku sebagai korban yang menikmati riba. Bagaimana tidak? siapa yang meminta meinta pinjam di Bank? kalo bukan karena nafsu ku untuk meningkatkan usahaku dan memiliki rumah yang indah serta kendaraan yang baik. Sampai sampai tak terasa hutangnya sudah menggunung.
"Awalnya kecil...hanya 10 juta, lama lama meningkat menjadi 50 juta, terus 100 juta terus 200 juta, terus dan terus, seperti tidak ada habisnya, itulah syetan...dan aku tidak menyadarinya."
Meski Petunjuk Allah sudah datang padaku berkali kali berupa kesulitan kesulitan, yang mestinya menjadi alarm bagiku untuk berhenti meminjam uang di bank, tapi nafsu telah menundukanku untuk terus terus dan terus meminjam uang di bank...yang penuh dengan riba...
Selama itu pulalah, usahaku sepertinya bukan nya maju, tapi malah mundur, awalnya sih ketika pertama kali pinjam, barang barang di toko baru, penuh, begitu juga usaha genteng, stok banyak, tapi itu hanya sementara, fatamorgana...lama lama, semua itu hilang....sedikit demi sedikit...sementara angsuran terus berjalan ...
Aku kadang berfikir, sebenarnya untuk usaha genteng, tidak banyak modal yang harus aku keluarkan, tidak sebanyak sekarang....insya allah sudah bisa jalan...tanpa perlu hutang di bank dengan bunga mencekik, yang memang tidak dibolehkan agama....
Dengan usaha dari meminjam uang di bank, semakin banyak hutang bukannya semakin maju, tapi malah babak belur, karena bank tidak akan peduli, mau usaha kita maju atau mundur, angsuran harus tetap dibayar, beserta bunganya, kalo perlu SITA!!!!
Tak peduli itu bank Konvensional atau Bank Syariah, sama saja kawan, jangan tertipu!!!
Saya yang sudah pernah mengalaminya. Bank Konvesnional dan Bank Syariah sama saja, kelihatannya saja Bank Syariah sopan, berjilbab, yang pria, juga sedkit berjenggot, tapi jika sudah bicara..uhhh, sama saja. Tidak ada islam islam- nya, kalo nagih ya kasar...
Bahkan telat satu bulan, hanya satu bulan...catat ya...satu bulan....
siap siap saja, petugas bank syariah datang membawa spanduk "RUMAH INI DIJUAL"...dimana etikanya? bank Islam terbesar di Indonesia???
Maaf, saya harus mengatakannya, bukan kenapa kenapa, karena itu adalah kenyataan, dan dibandingkan dengan bank konvensional, mereka lebih tidak sopan. Bank Konvensional masih memegang etika, jika ada nasabah tidak bisa membayar, maka akan diberi jangka waktu sampai 6 bulan, baru ada lelang. Nah ini baru 1 bulan, ada itikad baik juga. Kok bisa bertindak se "kasar "itu?
Jangan percaya dengan embel embel syariah...
sudah cukup, aku akan berhenti dan menutup hutangku di bank syariah bulan ini juga, dengan izin Allah, karena Allah Maha kaya lagi Maha terpuji, dan Allah mengharamkan Riba.
Kembali lagi ke sola RIBA.
Teguran Allah kepadaku berkali kali rupanya tidak menyadarkanku untuk berhenti, hingga suatu hari aku tak sengaja melihat grup Anti Riba di FB, dan aku mengikuti obrolan mereka. Ternyata Grup itu sudah diikuti sekitar 10.000 orang, dan aku yakin semua pernah mengalami masalah yang sama, yaitu terjerat hutang Riba.
Setelah aku baca baca, dan aku merenungkan kembali Ayat Allah, yang melarang riba, memang aku bukan yang mengambil untung dari riba, tapi secara tidak langsung aku sebagai kreditor, ikut berpartisipasi dalam kegiatan Riba yang merugikanku sendiri. Saatnya berhenti meski itu pahit.
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yg tetap dalam kekafiran & selalu berbuat dosa. 2;276
benar benar Ayat Allah itu terbukti, mau tidak mau Riba akan musnah. Yah, karena dengan Riba, akan terjadi banyak kerusakan di muka bumi, termasuk hancurnya usaha. Dan Allah tidak suka dengan orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa.Selama ini selama 15 tahun aku berhubungan dengan bank, dan baru kai ini setelah aku kepentok baru aku menyadarinya.
Aku anggap ini adalah petunjuk dari Allah, semoga aku kembali ke jalan yang benar.
"Robbana La tuzighqulubana Ba'da idhadaitana wahablana min ladunka rahmah"
Satu satunya cara adalah menjual aset aset, kita tidak boleh gengsi karena ini demi kebaikan kita, agar kita menjadi sehat, harus ada yang diamputasi dari tubuh kita.
memang pahit, Aku sudah menggunting 3 kartu kreditku. STOP. Hutang saya bisa selesai langsung dengan menjual aset, tapi....Banyak yang harus dipertimbangkan, dari saran seorang penggiat anti riba, aku diminta shalat istikharah. Karena sebenarnya usahaku masih jalan, toko dan pabrik juga masih baik perkembangannya, hanya...keutungan yang besar itu sepertinya hanya habis untuk membayar bunga haram.....oh...so sad....
Aku yang mestinya bisa banyak sedekah, harus mengurangi sedekah demi membayar bunga pada bank ...oh....mengerikan...
Aku jadi teringat sebuah cerita kisah nyata, kalo memang usaha itu tergantung kitanya.
aku pernah membantu teman untuk usaha genteng, aku kasih stok sekitar 20.000 genteng untuk dia usaha, aku hutangin dulu, tapi dasar gak karep atau giman, satupun tak ada yang terjual, padahal lokasinya sangat baik
Aku juga mengurus usaha organisasi NA, Konveksi RUZZ, yang kebetulan sudah punya modal mesin jahit. Tanpa hutangpun ternyata bisa jalan, aku hanya meminta DP kepeda pemesan, yang bisa dipakai untuk membeli bahan, dan membayar karyawan, dan keuntunganpun kita dapatkan tanpa harus hutang.
Jika kita niat sungguh2, selalu ada jalan tanpa hutang, Kita bisa pinjam saudara atau teman, tapi ya itu kadang kita gengsi..
Akupun baru menyadarinya setelah tua begini....oh menyedihkan....:((
Oya, aku lampirkan bagaimana keluar dari belitan RIBA menurut ustadz Ahmad Muslim, memang harus pelan pelan, tapi kita harus sungguh sungguh dulu niatkan untuk lepas dari RIBA.
Ini saran dari Ustadz Ahmad Muslim, yang punya pengalaman sama mengenai RIBA:
Mari kita jalankan secara serius dan teratur anjuran baik diatas, Insya allah jika kita yaqin, Allah maha Kuasa atas segala sesuatu, Jika kita orang yang bertaqwa kita akan diberi jalan keluar oleh Nya. Kita harus yakin dulu, dan menjauhkan dari apa yang tidak di ridhaiNYA. Allah mengharamkan riba, bukan sekedar tidak suka bahkan "HARAM", jika kita melaksanakannya, bagaimana Allah akan baik dengan kita...
Ayo semangat navi....Allah masih sayang denagnmu dengan memberi teguran dan petunjuk ke jalan yang benar...
Thanks to Allah.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar