September (harus ) ceria…?
Hari ini hari pertama di bulan September 2013.
Kebetulan hari minggu. Dirumah sepi, karena bapak sedang
pergi ke Tegal untuk menengok Bapak dan Ibu.
Bangun pagi seperti biasa, selepas tahajud, aku membangunkan
anak anak untuk shalat shubuh. Kami pun shalat berjamaah. Lalu, aku membuat
the, kebiasaan keluarga kami setiap pagi.
Aku bergegas menyalakan sepeda motorku, untuk menuju atm.
Hari ini, pagi pagi sekali tukang giling keweh akan segera menagih pembayaran
keweh. Aku baru menitip uang 650.000, masih kurang sekitar 350.000,-.
Kemarin sore pak penagih
dating dengan tiba tiba, aku pun tak ada uang di dompet. Alhamdulilah,
di kas mbak jamilah ada uang 400.000,- uang yang seharusnya untuk BMT belum
diambil, dan aku minta kas took ada 200.000, dan ternyata di dompetku masih ada
sisa uang dari purworjo 50.000,-.
Sebenarnya bapak itu agak kecewa, karena aku baru menitip
650.000, dan tidak melunasinya. Aku bilang paling besok pak. Tapi katanya harus
sekarang karena mau untuk membayar karyawan dan membayar solar.
Aku pun kebingungan, mana dia menagih hanya di depan pintu.
Lalu aku minta dia masuk, dan duduk, serta menerima pembayaraku. Ya mungkin,
begitulah cara mereka berkomunikasi.
Akhirnya aku keluar dari rumah, sedikit agak kaget, ada bus
besar parker di depan rumah, mungkin bus wisata dakwah, bathinku. Lalu kutanya
supir, mau ke magelang ya pak? Iya katanya.
Lalu tiba tiba ada bu nunung memakai baju seragam aisyiyah
dating dan akan menaiki bus.
Mereka akan segera ke legok dan berangkat ke magelang untuk
mengikuti kegiatan wisata dakwah.
Aku bersalaman, dan mengucapkan selmat jalan padanya. Aku
terus melaju, menuju atm mandiri. Hanya aku yang parker di situ. Aku masuk,
bismillah dengan namaMu ya Allah semogamasih ada sisa uang yang masih bisa
ditarik, harapku dalam hati.
“Maaf saldo anda tidak mencukupi”. Kebetulan saldo uang ada 130.000,-. Aku coba
lagi mengambil 50.000,-, kembali ada tulisan
di layar. “maaf saldo anda tidak mencukupi,’’. Langsung aku menjuju atm bca. Disanapun
sepi, mungkin hanya aku yang membutuhkan uang pada pagi hari buta itu.
Aku masuk, menulis pin, dan alhamdulilah, saldo masih
280.000, dan dari bca, aku bisa mengambil uang 200.000,-. Bisa untuk membayar
tagihan pak keweh , di took kebetulan
aku lihat ada sisa 150.000,- Insya allah cukup.
Lalu aku pulang kerumah, dengan hasil 200.000,-. Dan hingga
kini, kutunggu bapak itu tak dating datang jua.
Pagi itu , selepas aku mengambil uang, aku mengajak anak
anak bersepeda, di alun alun, sedikit menhigur diri dan berolah raga. Kebetulan
setiap pagi ada car free day, jadi pemakai sepeda cukup tenang mengendarai
sepeda tanpa gangguan motor yang biasanya mengeluarkan asap.
Aku memakai sepeda sendiri, jasmine membonceng nadia. Lalu
kami istirahat sejenak sambil menikmati bubur kacang hijau di depan sma 1. Lalu
kami berfoto2 narsis di bawah pohon asem. Setelah selesai, aku membayar tagihan
bubur, semua 9000,-. Dulu terakhir aku kesana harga masih 2000,- sekarang sudah
naik, wajarlah, harga BBM kan naik hehe.
Lalu kami bertiga pulang, bersepeda pagi itu cukup membuatku
berkeringat. Meski hanya sebentar.
Tiba di rumah, kami lapar, kebetulan masih ada sisa sambal
padang . Lalu aku meminta mbak wiwik menggoreng tempe, dan merebus sawi. Alhamdulilah
enak sekali. Sambal padang emang luar biasa, cocok untuk kami yang sedang
terkena krisis moneter.:)
Biasanya kalo hari minggu kami ada kegiatan, tapi hari ini tidak,
harusnya pula aku ikut ke magelang mengikuti acara wisata dakwah ‘asiyiyah,
tapi tidak, karena aku juga belum mendaftar , dan kebetulan, kursi duduk di bus
sudah penuh, dan kebetulan juga suami sedang ke tegal, dan kebetulan, mobil
juga sedang dipakai,dan kebetulan, aku sedang tidak memeiliki uang yang cukup
untuk aku pergi kesana, jadi banyak kebetuluan ,kebetulan yang menakdirkan aku
tidak jadi pergi ke acara wisata dakwah ‘aisyiyah tahun ini.
Hari ini betul betul terasa” kuning”, istilah anak anak kalo
lagi keadaan dejavu, suram dan sedih yang tidak jelas.
Aku pun tertidur sejenak, karena bingung mau melakukan apa, sebenarnya
mungkin banyak yang bisa kulakukan, missal bersih bersih rumah, atau menengok
pabrik, tapi, enaqthlah tiba tiba semangatku hilang. Seperti tak punya tulang.
Dan akhirnya setelah sejenak tertidur, aku bangun, . Aku menuju dapur, aku buka kulkas, ada susu, lalu aku rebus, aku
campur kopi dan gula, jadilah kopi susu, aku dan yasmin meminumnya sambil
berdiskusi tentang buku “ Sejarah Muhammad” karya martin Lings.
Lalu setelah itu kita sudah bersepakat untuk melewati hari yang kuning ini dengan makan bakso
“gemilang” di dekat lampu merah. Yasmin pingin yang asin asin, “katanya,”
Aku belum pernah ke bakso gemilang, dan siang ini kami akan
mencobanya. Enak atau tidak. KAlo enak, mungikn akan menjadi langganan kami
seterusnya. Kebetulan tempatnya dekat.
Sebelum pergi kesana, aku mengepak beras, dan mengambil satu
paket biscuit “SELIMUT” sisa bingkisan dari
parcel lebaran, aku memasukannya ke dalam kantung kresek yang akan kuberikan
pada yu sop. “. Yasmin, sebelum ke bakso gemilang, kita akan ke rumah yu sop
dulu, kataku”.
Oke, “kata yasmin.
Lalu kami berdua turun dan memarkir motor di depan rumah kosong. Dan kami
segera menuju rumah kontrakan yu sop. Rumah kontarakn kecil, beralas tanah dan
berdinding kayu akasia. Disana duduk seorang tua dia adalah bapak yu sop. Yu
sop , seorang Ibu tanpa penghasilan, dengan 6 anak, dan harus menangung ayahnya
yang sakit sakitna pula. Untung dua anaknya fiqoh dan windi sekarang sudah
bekerja di batam, dan sedikit bisa membantu keluarga itu. Kontarakan kontaraka
itu cukup menyedihkan, ada di sebelah yu sop, seorang wanita tua, yang sedang
sakit terkea stroke, kabarnya di adulu bekerja dibank, tapi sekarang tdiak ada keluarganya yang mau merawatnya.
Hanya ada sesekali saudara yang mengantar makanan.
Pernah ketika suamiku mengantar makanan waktu bulan
ramadhan, perempuan itu berteriak teriak terus. Mungkin sedang ingin bicara,
tapi tidak ada yang diajak bicara, yu sop sendiri sudah kesulitan dengan 4
anaknya yang masih kecil kecil dan bapaknya yang sudah usia senja.
Setelah aku sedikit berbincang dengan yu sop, yaitu menanyayakan,
kenapa sms gak dijawab, dia menjawab, hapenya rusak, jadi gak tahu kalo ibu sms
katanya.
Aku memang menanyakan, anak anak kapan akan ngaji, karena
setelah puasa ngaji iqra nya sementara berhenti. Akhirnya sekarang dilanjutkan
lagi.
Akhirnya aku sampai pula di bakso gemilang, aku memesan 2
porsi bakso. Harga cukup murah 7000,- tapi ya memang rasa dagingnya kurang.
Tapi cukup menghibur aku dan yasmin yang sedang “kuning”
Akhirnya, akupun pulang setelah selesai menikmati kuliner
bakso gemilang, siang cemerlang, hehe. Aku pulang dan sampai rumah, aku menulis
ini, lalu anak anak yu sop jam 4 datang untuk mengaji iqra.
Sebenarnya aku ingin membuka tpq di belakang rumah, nanti
aku namakan tpq nasyiatul asiyiyah ranting kedawung
Calon siswanya ya anak anak yu sop dan anak anak tetangga
sekitar, nanti aku membayar guru ngaji untuk mereka. Tempat sudah ada di
mushola karyawan yang cukupnlah untuk 10 anak, aku tinggal menyiapkan meja
belajar dan buku. Mudah mudahan ada rezeki ya Allah…
Aku harap ke depan
semua membaik…baik usaha, maupun segalanya…seperti lagu Vina…September harus
ceria…apapun keadaannya…J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar