25 Oktober, 2014

Sedep

Sabtu pagi pukul 06.00 kami meluncur ke banjarnegara, om kami mantu. Kami menuju banjarnegara berempat, Aku suami, nadia dan jasmine. Sebelum berangkat kami sudah mengisi perut dengan secangkir teh dan roti bakar. Rupanya suami kelaparan, dan meminta berhenti sejenak di Sempor. Kami sudah sampai di Sempor, warung pertama penuh sekali, lalu kami lewati, sambil terus berbicara suami mengatakan, kalo kita tidak makan sekarang, nanti sulit dapat warung lagi (lapar niye...heheh)

Oke deh , akhirnya kamipun menghentikan mobil. Sepertinya  warung bu parni langganan kita tidak begitu ramai.
Warung di Pinggir danau sempor ini memang sederhana,  bentuknya juga sederhana, hanya bangunan non permanen, tembok dan gedek, tempatnya juga terbuka, maksudnya kita makan sambil melihat kebulan asap dari dapur, si ibu memasak di warung itu juga, memasaknya pun memakai kayu bakar, bukan kompor.
Aku langsung ke dalam mengambil tempe mendoan ukuran besar, satu tempe ini cukup untuk ber empat, lalu aku mengambil nasi putih, centongnya asik sekali dari bathok kelapa yang sederhana, aku lalu aku mengambil sayur oseng buncis, dan sayur gudeg kuah. Belum makan saja rasanya sudah sedep.

Yasmin dan Nadia sepertinya juga menikmati makan di warung pinggiran di tepi danau ini. Yasmin bilang, beda ya bu makan di Pizza Hut sama disini? maksudnya enaknya beda gitu...Ya jelas, di Pizza Hut memang enak, tapi rasanyanya biasa, kalo disini rasanya sedep...sedep itu gimana ya, sederhana , tapi berkesan, mungkin itu kata kata yang teapt untuk mengartikan "sedep"...

Suami makan 1 piring nasi gudeg, dan tambahan ketan kelapa. Suamiku makan nya banyak sekali.
Aku duduk bertiga dengan nadia dan yasmin sambil berhadapan dengan suamiku.
Kami bertiga sedang membicarakan suami karena setelah makan, terlihat sangat sumringah, sambil mengangguk anggukan kepala, dan senyum senyum sendiri, sepertinya dia sangat puasa bisa makan diwarung idaman nya ini, hehe...

Sudah lama memang kami tak mampir di warung ini, sejak 2011, jadi cukup membuat kangen,apalagi memang suasana sedang lapar. Seperti yang sudah pernah saya ceritakan di Blog ini, warung ini sangat manusiawi, harganya murah di kantong, banyak juga dari kaum tionghoa mampi kesini, karena memang makan disini wenak dan maknyuss, sesekali jika lewat sempor dipagi hari dan perut anda lapar, mampirlah di warung sederhana nan merakyat ini, anda tidak akan menyesal, justru anda pasti ketagihan....heheheh