24 Februari, 2015

Hanya gara gara "TATTO HELLO KITTY"





Dunia pendidikan kembali tercoreng dengan peristiwa pengeroyokan pelajar putri bernama (LA) oleh sekelompok  pelajar putri lainnya, sebut saja Geng Hello Kitty.
Peristiwa ini kurang  begitu menggema karena tertutup oleh berita politik yang semakin hari semakin tak asyik.

Hanya karena tersinggung dengan tato hello Kitty, sekelompok siswi putri tega melakukan penyiksaan, memotong rambut, menyundut kulit dengan rokok, bahkan sampai menyakiti kemaluan sang siswi. Yah pelakunya remaja putri. Sungguh memprihatinkan.

Dimana guru? dimana Orangtua?  Dimana pemerintah? dimana Masyarakat?

Kenapa hal ini sampai terjadi?
Mari hal hal tersbut menjadi refleksi bagi kita sebagai Orangtua, Guru, maupun masyarakat.
Adakah yang salah dengan pendidikan kita?

Disebutkan dalam salah satu berita, bahwa Kos kosan mereka, (Geng hello Kity) kos kos an yang bebas, campur antara pria dan wanita banyak terlibat narkoba . Masyarakatpun mulai berdemo agar Kos Kosan itu ditutup. (sumber detik.com )

Kenapa anak anak sekolah diperbolehkan bertato?
Apa itu luput dari perhatian Guru? karena sibuk mengurus sertifikasi?
Kenapa luput dari perhatian orangtua? apa karena orangtua sibuk mencari materi?
Kenapa luput dari perhatian masyarakat? apa karena masyarakat sudah tidak peduli?

Menurut  Psikolog dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Paulus, fenomena penganiayaan sadis yang dilakukan delapan perempuan dan dua orang lelaki berusia 16-21 tahun itu merupakan dampak dari penguruh buruk lingkungan.
Bisa dari orang tua, lingkungan sekitar dan media yang mereka temui setiap hari.“Bisa saja mereka meniru cara-cara di sinetron atau internet bagaimana melakukan penganiayaan. Dengan cara itu mereka melampiaskan kemarahannya,” imbuhnya.
Cukup, cukup peristiwa Jogja jadi pelajaran bagi kita semua, Orangtua, guru, masyarakat, Pemerintah, semua harus membuka mata,
Ada yang salah dengan pendidikan kita?
Apa yang salah?
mari kita berbesar hati terus menerus introspeksi diri
Sebelum terlambat. Karena para pelajar ini kelak yang akan memimpin bangsa ini.
Mari siapkan putra putri kita dengan baik, mengajar dan mendidik mereka, membekali mereka dengan ilmu , ketrampilan dan budi pekerti, agar mereka menjadi orang orang yang berguna bukan menjadi sampah masyarakat.

Barang Langka itu bernama "Kepedulian"



     
      Siswa berseragam biru putih itu sedang asyik merokok, tiba tiba seeorang  pria mengambil rokok dari mulutnya dan membuangnya ke tempat sampah.
“Maaf, jangan merokok ya dek, kamu kan masih sekolah, kasihan orangtuamu,” kata sang pria menasehati siswa tersebut. Sang siswa yang tak dikenalnya pun merasa bersalah dan mengucap, “Maaf pak, terimakasih,”

Pria tersebut bukan guru sang siswa dan sepertinya tak mengenal  siswa berseragam biru putih tersebut, tapi, dia  punya keprihatinan besar, kenapa anak sekolah sudah merokok, pada saat jam pelajaran. Itulah yang bernama kepedulian.

Coba jika si penjual rokok tersebut peduli, dan tidak mengijinkan sang anak membeli karena masih di bawah umur, mungkin si anak tersebut urung merokok.

Suatu hari ketika khutbah Idul Fitri, Sang Khatib sedang serius berpidato, di ujung sana ada siswa siswa berseragam biru putih berlarian keluar dari shaf dan mencari tempat yang santai. Peristiwa itu sedikit memecah konsentrasi, karena sang Khatib sedang khusyu, sementara di ujung sana ada keramaian siswa yang  sedang berpindah tempat. Siswa siswa tersebut mungkin tak merasa jika apa yang mereka lakukan membuat suasana tidak tertib, seharusnya mereka tetap di posisinya, dan tekun mendengarkan khutbah. Tak ada satupun yang memperingatkan siswa siswa tersebut, padahal siswa tersebut didampingi sang guru. Celakanya, sang guru tak merasa bahwa yang dilakukan muridnya itu salah.Atau sang Guru tak peduli?

Ketika saya berlolah raga di alun alun, sering saya jumpai  beberapa siswa yang sedang praktek bermain bola mengucap kata kata kasar dengan teman mereka dan sang Guru diam saja, tidak menegur. Batin saya, ini guru hanya mengajar tapi tak mendidik. Bisa dimaklumi, jika sering terjadi perkelahian di dunia sepak bola kita.  Guru  tersebut hanya mengajar bermain bola saja. Etika tak pernah diajarkan.

Rupanya kepedulian menjadi barang langka di negri ini.  Bahkan di institusi Pendidikan yang merupakan tempat tumbuhnya calon calon Pemimpin. Bagaimana akan tumbuh Pemimpin, jika anak anak tak mendapat pendidikan  budi pekerti yang baik, ada anak berisik dibiarkan, ada anak merokok dibiarkan, ada anak berkata kasar dibiarkan, anak anak membuang sampah sembarangan dibiarkan.

Memang berat menjadi seorang Guru, kalo ingin enak enakaan ya jangan jadi Guru. Guru selain mengajar juga mendidik, jadi lah guru dimanapun anda berada, bukan hanya di sekolah, tapi diluar sekolahpun kita harus memiliki jiwa guru. Dengan memiliki jiwa Guru  akan tumbuh kepedulian baik di sekolah maupun di ligkungan sekitar anda.

Saya pernah menjumpai Guru merokok di lingkungan sekolah. Dan itu sangat disayangkan, merokok saja tidak baik, apalagi di sekolah, bagaimana mau menasehati siswa agar  tidak merokok, jika sang siswa melihat sang guru merokok di depan mata kepalanya sendiri.
Itu yang namanya “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari’

Jika semua pihak memiliki kepedulian terhadap pendidikan, baik orangtua, guru juga masyarakat, Insyaallah negri kita akan menjadi negeri yang maju.


22 Februari, 2015

The Ethos Of PERANG BADAR


Kalo Prof Imam terkenal dengan bukunya The Ethos Of Sakura,   tulisan ini   saya beri judul judul "The Ethos of Perang Badar".

Kalo Mendengar  kata Perang Badar, apalagi  waktu pemilu kemarin, pasti ingatan kita langsung melayang ke sosok hebat Amien Rais. Ya, karena Pernyataan nya tentang Perang Badar waktu Pilpres  membuat heboh seluruh Indonesia, pernyataannya banyak disalah fahami  orang yang tidak suka mengecek berita.Atau orang yang membaca sepintas pintas.
Perang Badar yang disampaikan Pak Amien Rais bukan dalam tujuan bahwa Peperangan antar dua kandidat Capres seperti Perang Badar, bukan itu, tapi Pak Amien Rais  sedang memberikan motivasi kepada Tim Sukses salah satu Capres agar dalam berkompetisi memiliki semangat Perang Badar. Dalam Perang Badar, Semua prajurit benar-benar memiliki semangat untuk berjuang, bukan mengharap harta rampasan perang/materi. Sementara ketika perang Uhud, para prajurit berperang dengan tujuan memiliki harta rampasan. Apa yang terjadi? Mereka Kalah dalam Perang Uhud, dan menang dalam perang Badar.
Intinya, Jangan mengharap Materi.Semangat berjuang yang dimenjadi niat utama, materi akan menyusulnya.
Kita tahu dalam Perang Badar, Kaum muaslim yang berjumlah 313 orang bisa mengalahkan 1000 Pasukan Kafir. Luar biasa.Dalam Al Qur'an surat Ali Imran 123 dsebutkan :

Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.

Dan dijelaskan dalam ALqur'an, dalam perang Badar Allah menurunkan 3000 Malaikat yang ikut membantu kaum Muslim.


Kembali lagi ke masalah utama pendidikan kita, Khususnya di Muhammadiyah, bahwa, amal usaha seperti pendidikan yang digagas oleh Muhammadiyah adalah untuk perjuangan membebaskan masyarakat dari kebodohan. Jadi tujuan utamanya bukan untuk bisnis, tapi perjuangan. Jika dalam Perjuangan ternyata menghasilkan keuntungan, itu adalah bonus. Keberhasilan akan datang dengan sendirinya. Lain Jika sejak awal para guru  dan karyawan  itu hanya memiliki tujuan jangka pendek, materi, maka anda akan kecewa mengajar di Sekolah Muhammadiyah.Jika niatnya hanya mencari materi, seger anda mengundurkan diri dari Sekolah Muhammadiyah.

Ethos of Perang Badar perlu dimiliki para Guru atau karyawan di amal usaha Muhammadiyah. Bekerja di amal usaha Muhammadiyah itu dalam rangka berjuang, meski pun dalam rangka berjuang tetap  harus menjunjung tinggi profesionalitas.
Jangan iri dengan guru di sekolah negri, yang setiap bulan gajian nya penuh dan dijamin Pemerintah, meski mengajarnya asal asalan.
Saya meliat justru orang orang yang memiliki semangat juang lah yang akan berhasil.

Anda bisa melihat  banyak sekolah  sekolah Muhammadiyah , dimana  guru gurunya mungkin banyak yang belum PNS, belum sertifikasi, tapi semangat  mengajarnya luar biasa.
The Ethos of Perang Badar ini bisa dilihat dalam Film Laskar Pelangi, dimana bu Guru Muslimah tetap mau mengajar meski muridnya tinggal segelintir. Karena Tujuan bu Muslimah itu benar benar ingin mendidik siswa, tak masalah siswa hanya satu atau dua orang.Sementara ada guru lain yang ingin pergi dari sekolah demi mendapat materi, akhirnya keluar dari Sekolah tersebut
Banyak juga Guru guru yang hanya menjadikan Sekolah Muhammadiyah sebagai batu loncatan.
Guru guru Muhammadiyah mesti mencontoh Bu Muslimah. Meski akhirnya sekolah SD Muhammadiyah Gantong harus tutup.
Jika kita memiliki The Ethos of Perang Badar,Insya Allah kita akan mendapatkan dua duanya, sekolah yang maju dan dipercaya masyarakat, rezeki pun akan datang.
Tak usah ragu dalam berjuang, Dalam Perang Badar Allah menurunkan 3000 Malaikat yang membantu Peperangan kaum muslim. Begitupun dalam Berjuang meningkatkan Pendidikan, nanti akan ada tangan tangan Malaikat yang menolong  dari segala arah, seperti dalam Perang Badar

Bukankan Allah berjanji  dalam surat Muhammad ayat 7:
Jika Engkau menolong agama Allah, Allah akan menolongmu, dan meneguhkan kedudukanmu.

Masih ragu dengan janji Allah???? Mari Kobarkan The Ethos of Perang Badar dalam memajukan Pendidikan anak anak kita.



17 Februari, 2015

MUSIC MAKES THE DIFFERENCE


Hari senin kemarin saya sebagai Ketua Komite  diundang untuk  menghadiri acara "Simposium Nasional" dengan tema  Menjadi sekolah Modern yang Mulia,
Yang membuat acara lebih bergetar dan berbeda,  diantaranya, ada beberapa penampilan musik, berup paduan suara baik dari siswa maupun guru-guru nya.

Tak mau ketinggalan, Sang Pembicara, Prof Imam Robanadi, sebelum memulai ceramahnya, beliau bernyanyi , dan kembali dilanjutkan ditengah tengah acara, beliau kembali bernyanyi lagi bersama Ketua PDM, kebetulan saya yang mengiringi, meskipun iringan saya masih acakadut. Bebarapa kunci saya akui ada yang miss, entah kenapa siang itu saya gak pede alias ndredeg mengiringi seorang Profesor. Hahaha.

Penampilan  siswa siswa SMP muhammadiyah, berikut guru gurnya,  meski tak sempurna, tapi cukup menghibur. Yang membuat saya menitikkan air mata, ketika anak - anak menyanyikan lagu "Laskar Pelangi", samil bergandengan tangan. Entah kenapa ingatan saya langsung tertancap pada Ikal , lintang, Mahar dan teman teman nya di SD muhammadiyah Gantong dalam Filem Laskar Pelangi.

Baru saja menitikan air mata karena terharu, tiba tiba ada kejutan dari seorang siswa yang menyelipkan aksi rap nya di sela sela musik, sayang sang siswa tidak maju ke depan, tapi hanya di dekat sang player.Lalu sang siswa pun maju ke depan panggung, setelah mendapat masukan dari panitia.

Dalam acara -acara Muhammadiyah, ada acara yang di selingi dengan hiburan musik ada yang tanpa musik. Penambahan musik dalam suatu acara menurut saya, merupakan suatu kemajuan. Dengan Musik, suasana akan  menjadi rilex dan menyegarkan.


Di tengah acara, Prof Imam pun beberapa kali menyanyi, dan itu merupakan suatu cara  untuk menghilangkan kebosanan. Dan terbukti, semua peserta simposium tetap berada ditempat, bahkan tak terasa, acara sudah melewati jam seharusnya.Tapi para peserta tetap setia mendengarkan ceramah Prof Imam.Ada kehangatan dan kekaraban disana. Ya mungkin diantaranya karena ada hiburan menyanyi.

Di Sekolah Sekolah Muhammadiyah, jarang sekali kita temui guru musik. Mungkin karena Musik tak begitu penting , atau tidak di Ujian Nasional (UN) kan.

Padahal musik sangat baik bagi perkembangan jiwa anak.

Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient). Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada "miring". 
Tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan musik.
Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, "Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia".

Menurut Dr Kuei Pin Yeo, orang Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar Doctor dalam bidang seni permainan piano dari Manhattan School of Music, New York menjelaskan bahwa mengenalkan musik pada anak sebaiknya dilakukan sejak dini, karena peran musik sangat besar dalam menstimulasi pertumbuhan jaringan sel otak anak. Mengenalkan musik pada anak bisa dimulai dengan mendengarkan musik, melibatkan pada kegiatan-kegiatan bermusik. Baru setelah anak mampu memegang alat musik sendiri, biarkan ia memainkan alat musik. Umumnya anak usia prasekolah (5-6 tahun) sudah dapat memainkan alat musik sendiri.     


Dra Linda Primana MSi Psi, menambahkan mengenalkan musik pada anak bukan hanya berpengaruh pada kecerdasan saja melainkan juga dampak psikologisnya. Terlebih bila anak mampu memainkan alat musik sendiri, akan menambah nilai positif baginya.


Para Ilmuwan Islam, dari Ibnu Sina, Al Kindi, Al farabi  selain terkenal sebagai Filsuf, mereka  ternyata menguasai  alat musik.

Al-Farabi bernama lengkap Abu Nasr Muhammad ibn al-Farakh al-Farabi. Dia lahir pada tahun 870 di Farab, Turki bagian tengah.  Selain dikenal sebagai seorang filsuf, al-Farabi juga dikenal sebagai pakar musik. Dialah penemu not musik. Temuan ini ia tulis dalam kitab al-Musiq al-Kabir (Buku Besar tentang Musik). Buku yang membahas ilmu dasar musik ini telah menjadi rujukan penting bagi perkembangan musik klasik Barat.

Dalam karya fenomenal itu, al-Farabi menulis bahwa musik dapat menciptakan perasaan tenang dan nyaman. Musik, juga mampu mempengaruhi moral, mengendalikan emosi, mengembangkan spiritualitas, dan menyembuhkan penyakit seperti gangguan psikosomatik. Karena itu bagi al-Farabi, musik bisa menjadi alat terapi. Sebab, musik adalah sesuatu yang muncul dari tabiat manusia dalam menangkap suara indah yang ada di sekelilingnya .

Musik dapat menjadikan anak pintar terutama di bidang logika matematika dan bahasa. Keindahan musik adalah kata-kata yang menyatu dengan nada, sehingga anak memiliki keinginan yang kuat untuk bergabung di dalamnya dan tanpa disadari anak turut ber­dendang dengan kata-katanya sendiri  misalnya dengan menyanyikan ba..ba..ba..ba..ba, mengetuk-ngetukkan atau menjentik-jentikan jari-jari tangan atau mengangguk-anggukkan kepala setiap kali mendengar irama musik dan sebagainya. Tapi keinginan untuk mengikuti lagu yang ia dengar, akan mendorongnya untuk berlatih terus menerus.

Musik mampu mempenga­ruhi perkembangan intelektual anak dan bisa membuat anak pintar bersosialisasi. Musik dapat mengoptimal­kan perkembangan intelektual anak dan musik juga bisa membuat anak jadi cerdas sekaligus kreatif, musik juga dapat membangun rasa percaya diri dan kemandirian. Dengan musik anak akan peka terhadap lingkungannya, karena di dalam musik ada bagiannya masing-masing, seperti musik pop, dangdut, jazz, klasik, ataupun rock. Tidak hanya itu, jika seluruh fungsi anggota tubuh dirangsang dengan cara bermusik maka akan menjadikan anak lebih disiplin dan cepat tanggap

Kini saatnya Sekolah Sekolah Muhammadiyah mulai menganggap pelajaran musik sebagai pelajaran yang penting. Karena Musik sangat berpengaruh bagi perkembangan otak maupun emosional anak.


Bayangkan jika dalam acara acara tak ada musik, suasana terkesan kaku.

Dalam pelajaran pun, musik sangat dibutuhkan. Belajar bahasa Sambil menyanyi, membuat anak anak mudah menerima pelajaran.

Kemarin dalam acara Simposium, Prof Imam memberi tantangan kepada guru guru SMP Muhammadiyah untuk menyanyikan lagu Jepang, yang berjudul "Tsugaru Kaikyo".Tantangan itu diterima oleh para guru. Dan mereka menyanyikan nya dengan cukup baik, meski ada yang salah, toh orang lain tak tahu karena itu bahasa asing. Jadi pede aja lagi...

Saya salut dengan keberanian para guru menerima tantangan tersebut.Pasti setiap hari mereka  berlatih sambil mendengarkan lagu jepang itu berulang kali.

Sampai dirumah, rupanya suami saya memutar terus lagu Jepang tahun 70-an tersebut. Virus Imam Robandi menular rupanya. Otomatis, karena tiap hari diputar, saya pun jadi  ikut menyukainya, sebentar saja sudah hafal nadanya, yang susah di hafal  adalah liriknya, lirik  yang teringat   hanya sayonara anata , watasiwa kaedimase hahaha. 
Insyaallah, jika pak Imam hadir lagi di Kebumen, saya sudah bisa mengiringi beliau menyanyi " Tsugaru Kaikyo".
Ini menjadi catatan penting, bahwa  dengan sentuhan musik,  lebih memudahkan kita dalam mempelajari Bahasa asing, mungkin ini bisa menjadi insprasi bagi para guru untuk mengajar bahasa asing dengan cara yang menyenangkan.



*Dimbil dari berbagai sumber




11 Februari, 2015

Belajar dengan gembira

Aku bukan guru, juga bukan lulusan sekolah pendidikan guru, tapi aku memberanikan diri  memulai untuk mengajar TPQ sore yang aku dirikan sejak september tahun 2013 lalu, Alhamdulillah sampai saat ini masih konsisten.Semoga Tuhan memberi kemudahan, amin

Entah benar atau tidak caraku mengajar, aku tak tak tahu, yang pasti aku ingin anak anak bisa 'senang" belajar. Bukan ketakutan.  Bahkan bagaimana menjadikan mereka yang ketagihan untuk belajar mengaji.

Acara belajar mengaji di TPQ kami memang belum mengikui kurikulum apapun, saya hanya memakai buku ajar model IQRA karangan Kyai H. As'ad Humam. Setiap anak bergantian satu demi satu belajar membaca.
Setelah semua selesai membaca, biasanya mereka bermain. Dalam bermain, kadang mereka suka sambil ejek ejekan dan berkata kata yang kotor, disitulah peran kita untuk menegur mereka, agar tidak berkata yang kotor. Aku selalu mengingatkan mereka, setelah terlanjur mengucapkan kata kata kotor, ayo ucapkan "Astaghfirullah" dan jangan diulangi lagi.

Sesi istirahat, anak anak biasanya sambil membeli jajanan, nah, disitu lah anak anak terlihat karakternya. Apa Mereka membuang sampah sembarangan? Ketika bermain baru terlihat. Ketika di kelas, kita sulit melacakya. Ketika kita menjumpai anak anak membuang sampah sembarangan, tegur mereka, terus sekali dua kali, sampai bosan, nanti anak anak akan terbiasa membuang sampah di tempah sampah. Dan akan merasa berdosa jika buang sampah sembarangan.

Setelah mengaji, mereka juga kadang menggambar, menyanyi dan membaca buku. Di TPQ , kami sediakan buku buku bacaan yang bisa dibaca sepuasnya. Lalu kadang mereka menanyakan sesuatu yang belum difahaminya. Aku menganggap mereka teman, bukan berarti mereka tidak hormat, mereka tetap menghormatiku, tapi dengan begitu, mereka menjadi berani dan mau bertanya apa saja,mau menyampaikan pendapat, dengan begitu pikiran mereka terbuka.




membaca juzamma dan terjemhnya


ada yang menggambar, membaca, dll

yusuf sedang mengajari sesa mengaji...hihi...cocok jadi guru



Gak enak body

Sejak kegiatan di sempor, badanku sepertinya tidak fit. Sampai sekarang. Padahal ada kegiatan kegiatan lain yang harus aku lakukan.
Sakit ku dari dulu hingga kini sama. Masuk angin. Dan yang sekarang, leher terasa kaku, Punggung kaku, sulit menengok ke  kiri dan ke kanan, tidur tak nyenyak, makanpun tak enak, seperti lagu "Prahara Cinta"

Makanpun tak enak, tidurku pun tiada nyenyak, mengapa...semua begitu..

Mau periksa, sepertinya cemen banget. Mungkin aku hanya perlu istirahat.

Acara di sempor, tanggal 24-25  januari 2015, dan kini, sudah tanggal 12 februari 2015, sudah hampir3  minggu, gak fit, pusing, bangun tidur tak segar, oh God...
Kemarin berturut2 aku harus ke semarang, rapat aisyiyah koordiasi muktamar, paginya ada musyda di magelang, aku berangkat dalam keadaan tidak fit, dan karena aku sudah berjanji, maka mau tak mau aku harus pergi. Itu adalah tanggung jawab.

Orang lain mungkin tak tahu, bahwa aku sedang kurang fit, karena aku juga masih sempat bernarsis narsis ria. Tapi tak perlu orang lain tahu bukan? hehe

Bersama Zuhri, sekrearis NA kebumen

bersama ani susanti ketua ipm, calon kader NA
Reuni Assalam, di Musda NA Magelang, bersama Azizah dan Zuhri

Ulang Tahun Anggun

Hari sabtu aku tak bisa mengajar TPQ, karena aku harus rapat di Gombong. Aku lupa sore itu anggun ulang tahun, rupanya dia sudah membawa kue ultah untuk dirayakan bersama.Sore itu kak nadia dan Jasmina yang menggantikan aku mengajar mengaji.
Bisa kubayangkan, betapa kecewanya anggun, karena tak bisa merayakan ulang tahun bersama. Kue nya dibawa pulang lagi kerumah.
Hari senin sore tiba, lebih gasik dari biasanya anggun dan ayu, kakaknya sudah datang ke mushola. Lalu mengetuk pintu, assalamu'alaikum, wa'alaikum salam, jawabku. Aku segera menemui merek diluar.
Bu, nanti potong kue," kata ayu. Oya, kemarin kesini ya, maaf ya, ibu tak bisa mengajar karena ada rapat. Akhirnya, sesuai kesepakatan, semua mengaji dulu, setelah selesai, baru acara potong kue dan tiup lilin dilakukan.




Yusuf

Ada yang menarik, yusuf gak diperolehkan ikut acara ulangtahun oleh anggun.
Yusuf sengaja tidak diberitahu, bahwa sore itu ada perayaan ulang tahun.
Mereka berbisik padaku bahwa, aku tak boleh mengabarkan kan acara ini pada yusuf.
Karena yusuf juga kebetulan ingin pulang, maka yusufpun pergi, dia tidak ikut acara itu.

Setelah yusuf pergi, aku menasehati anak anak. Kalian tidak boleh seperti itu. Ulang tahun kan untuk berbagi, apa salah yusuf tak boleh ikut acara ini? Dia kan suka memberi kalian jajan juga, Meskipun yusuf kadng suka pamer, kita tak boleh jahat padanya.
Oke, sekarang yusuf sudah pulang, kita lanjutkan acara ini. Anak anakpun terdiam.

Aku langsung merubah suasana tegang dengan menyanyi sambil bertepuk tangan. Pnjang umurnya panjang umurnya panjang umur dan serta mulia......Happy birhday to you...happy birthday to you...

Sebelum menipu lilin, aku memimpin doa bersama, agar anggun menjadi anak yg solehah, dimudahkan rizkinya, diluaskan ilmunya, dan semua kita semua di beri kebahagiaan di dunia dan akherat.

Lalu, saatnya meniup lilin, lilin pun ditiup, lalu kue dipotong, dan dibagikan rata ke semua anaka yang datang.

Masih ada kue yang tersisa, ada 5 potong. Oke, sekarang masih ada  potong kue, bagaimana jika 5 potong ini, satu diberikan padan sesa, kebetulan hari ini dia tidak masuk, dan satu potong lagi untuk yusuf, kataku. Anggun setuju. Terimakasih anggun, kamu memang anak yang hebat. Aku mengambilkan dus untuk menaruh kue. acara selesai, merekapun pulang dengan gembira.

01 Februari, 2015

100 hari Pemerintahan Jokowi

Senin, 2 Februari 2015

Sepertinya aku harus berlapang dada, dan mulai move on Jokowi jadi Presiden.  Sudah 7 bulan selepas Pilpres, rasa sakit hatiku belum sembuh juga....Hihi
Yah bagaimana coba rasa masanya selama ikut pemilu, pilihanku selalu gagal jadi Presiden.
Amien Rais, JK, Prabowo? semua pilihanku GAGAL coba. Bisa dimaklumi kan cin...uhuk

Sebenarnya waktu nyalon Gubernur, aku masih mendukung Jokowi. Coba lihat deh di status FB ku. isinya puja puji buat Jokowi. aku suka Jokowi karena dia sederhana (Entah pencitraan atau tidak) terus dia itu egaliter, gak gaya sok birokrat gitu...

Tapi ketika ada Prabwo sebagai pesaing Jokowi, otomatis aku berpikir dan mulai mempelajari Prabowo dong, selain dia anak Sumitro begawan Ekonomi indonesia,  kelemahan nya dia karena terkena kasus penculikan meski semua sudah dilepas, dan dia kan hanaya bawahan yang disuruh harusnya atasan nya dong yang bertanggung jawab.
Terus kelemahan dia lain, karena pernah jadi mantunya soeharto, jadi bau bau orba nya cukup menyengat. Meski antara Soemitro dan Soeharto sebenarnya mempunyai pandangan yang berseberangan, kan tak semua orang tahu. Hanya yang suka baca saja yang tahu detil detil nya. Tahunya Prabowo ya Orba begitu. Yah begitulah

Yang bikin aku memilih Prabowo diantara nya dia juga wawasan nya luas, rajin baca, menguasai beberapa bahasa, dan dia berhasil membawa kopassus menjadi sesuatu yang dibanggakan.
dan satu lagi referensi dari Dawam raharjo, bahwa dia itu TIDAK ANTI KRITIK.

Okelah, sudah lupakan saja PILPRES...huks, PILPRES lalu bikin sejarah tersendiri bagiku. Beberapa saudara memilih Jokowi, juga teman teman, membuat hubungan agaka renggang, soalnya status facebook kami saling menyerang, seolah merasa jago kitalah yang benar. Dan sepertinya sampai kini aroma perselisihan itu belum juga mereda, waktu juga yang akan menghapusnya. UHUKS...

kembali lagi ke 100 hari Jokowi, siapa akan menyangka di 100 hari Jokowi, beliau malah mengundang Prabowo ke Istana. Apa pasal? jokowi butuh dukungan ,agar keputusan nya nanti....entah menolak BG atau tidak. BG tahu kan Budi Gunawan calon Kapolri yang mendapat status tersangka oleh KPK? bisa didukung semua pihak. Dan Prabowo dengan ikhlas datang.
Banyak juga pendukung prabowow yang gak setuju jika Prabowo ikut mendukung Jokowi. Gimana tidak? Jokowi sudah dibantu jadi Gubernur, eh malah jadi pesaingnya di Pilpres.
Tapi prabowo ternyata punya pemikiran lain.


Tidak pernah kita duga juga, akan ada Skandal skandal antara KPK dan PDIP yang dibuka habis habisan oleh PDIP.
Sehingga semua rahasi rahasia yang semula rang tidak tahu menjadi ceto welo welo.
Rumah Kaca Abraham Samad, yang ditulis oleh seseorang, menymapiakan bahwa Samad telah menggunakan kedudukan nya untuk merayu PDIP agar dicalonkan menjadi Cawapres Jokowi.

Sesuatu yang tidak disangka sangka, mereka membongkar aib mereka sendiri. Apa mereka gak sadar ya?



Rupanya Samad sempat tergoda untuk menjadi Cawapres Jokowi, dengan imbalan imbalan tertentu.
Makanya waktu jaman Pilpres, Samad deket banget dengan PDIP. Yah mungkin di PHPIn Jokowi. Gak salah sih, Samad nya aja keganjenan. Dan Samad gak nyangka kalo yang jadi malah JK. Aduh sakitnya tuh disini....


Ya sudah lah, banyak yang harus diceritakan, yang pasti 100 hari jokowi, banyak hal yang belum memuaskan, misal perpanjangan  MoU dengan Freeport yang menyalahi UU, pemberian dana 70 T untuk BUMN, Tim Mafia Migas yang mandul, juga penegakan hukum. Ada yang aku dukung, Menteri Rahmat Gobel kebijakan nya bagus, melarang Penjualan  MIRAS di miniarket, juga kebijakan Anies Baswedan menjdaikan UN bukan standar kelulusan.

Aku merasa sudah memilih Presiden yang tepat, tapi aku tetap berusaha Move on kok...meski susah...UHUKS, seperti pesan Prabowo : Becik ketitik Ala Ketara, sepertinya Tuhan punya caranya sendiri untuk memerlihatkan rencananya. Kenapa Prabowo harus kalah? Mungkin Tuhan punya Rahasia yang kita tak tahu sebelumnya.
Moralnya adalah, tetaplah pada jalan yang benar, meski kalah kita sudah berusaha dan berada di jalan yang lurus, bukan karena tipudaya dan kebohongan disana sini. Hasil kita serahkan pada Allah


MOVE ON NAVI...COMMON...