10 September, 2015

Aku lebih Percaya pada Erdogan dan Gandhi daripada Malthus :)

11 september 2015

Sebenarnya aku pingin nya punya anak 3 atau 4 biar ramai, tapi usiaku sudah 40, bagaimana lagi.
Kalo suami pengen nya 2 saja. Aku gak tahu alasannya, mungkin gak mau lihat aku capek.
Pernah dia cerita, kalo Bumi ini semakin sempit karena terlalu banyak populasi manusia, sementara semakin banyak manusia,  maka bahan makanan akan kurang untuk  manusia dibumi
Benarkah?

Mungkin benar yang dikatakan suamiku itu, tapi aku penasaran, dari mana dia bisa berpendapat seperti itu, mungkin karena dia belajar filsafat. Aku cari2 sumber tentang Pembatasan Kelahiran.

Sejarah Lahirnya Istilah Pembatasan Keturunan..


  Istilah pembatasan keturunan secara resmi diproklamirkan pada abad ke-18 M. di Eropa, oleh Malthus dalam makalahnya yang berjudul “Pertambahan Penduduk dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Kemajuan Masa Depan” pada tahun 1798 M. Di Amerika juga muncul seorang dokter yang membawa ide pembatasan keturunan, yang bernama charies knotton. Di Indonesia juga telah berkembang istilah ini, tepatnya pada masa orde baru, namun tidak terlalu berhasil, disebabkan beberapa hal, diantaranya bertentangan dengan peraturan pemerintah no. 10.

            Pembatasan kehamilan bukanlah perkara yang baru, karena sebelumnya telah diperaktekkan oleh generasi terdahulu. Di Athena pembatasan kehamilan dilakukan dengan memakan ramuan-ramuan secara alami, di Jepang dengan menggunakan madu lebah dan anak lebah yang sudah mati dan di Afrika dengan kotoran unta.


Mungkinkah suamiku terpengaruh Malthus?  

I dont know...

Tapi kalau  melihat dunia ini , aku perhatikan,  semakin modern, semakin maju dunia, justru semakin banyak  ragam jenis makanan. Karena penemuan penemuan jenius  manusia,  manusia dengan nikmat akal yg dianugerahkan oleh ALLAH bisa mengkreasikan  beraneka makanan baru dari alam.

Waktu aku kecil dulu, makanan terbatas, aku hanya makan nasi, tempe, telur dan ayam, sekarang ikan ,banyak sekali. kenapa? karena banyak peralatan yang memudahkan nelayan mencari Ikan.

Buah pun dulu hanya mangga, jeruk, rambutan, duku, sekarang ada buah naga, strawberry, anggur, kelengkeng. Dulu hanya ada rambutan biasa, sekarang ada perkawinan rambutan dan kelengkeng namanya rambutan rapiah yang rasanya manis, semangka dulu semua berbiji, sekarang dengan tekbologi semangka ada yang non biji. Luar biasa buukan???

Dulu tak ada ayam kentucky, pizza, roti gandum yang macam macam seperti sekarang, roti adanya galundeng.
Dulu mana kenal dengan brokoli? brokoli hanya ada di luar negri, brokoli sayuran yang paling dibenci BUSH sekarang bisa ditanam di Indonesia. ada sawi bangko dll.

Jadi kenapa takut punya anak banyak? Apa takut tidak bisa memberi makan?
Kan Allah yang kasih rizki. Yang penting kita usaha, Faidza azamta fatawakkal alallah...
Orangtuaku memiliki anak 7, ortu suamiku 6, kami hanya 2, hehe.

Sepertinya teori Malthus gak mempengaruhiku...:P 
Malthus membuat ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang

Kita pernah melihat sebuah video dimana banyak makanan dibuang2 disebuah restoran, semantera di lain pihak ada orang mengais ngais mencari makan.

Aku lebih cocok dengan pernyataan Gandhi :

Dunia ini cukup untuk menghidupi seluruh manusia, 
tetapi tak akan cukup untuk satu orang yang serakah 
(Mahatma Gandhi).

Jadi bukan karena banyak anak  makanan tidak akan cukup, sehingga harus membatasi kelahiran, tapi .....tapi karena keserakahan.ya KESERAKAHAN.

Jadi tak usah takut punya beberapa anak, aku sepakat dengan pandangan ERDOGAN, 
“Satu atau dua (anak) tidak cukup. Untuk membuat bangsa kita lebih kuat, kita perlu populasi lebih dinamis dan lebih muda. Kita memerlukan ini untuk membawa Turki ke atas tingkat peradaban modern” ujar Erdogan seperti dilansir Al Arabiya.
“Di negara ini, selamat bertahun-tahun mereka (musuh negara) telah terlibat dalam upaya pengendalian kelahiran dan berusaha untuk mengeringkan generasi kita,” lanjutnya.
“Satu (anak) berarti kesepian, dua sarana persaingan, tiga keseimbangan dan empat berarti kelimpahan. Dan Allah mengurus sisanya,” tambah Erdogan memberikan semangat.



Wallahu a'lam bishawab.