01 Mei, 2015

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha dikalangan Remaja

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha di Kalangan Remaja
(dimuat dalam Majalah Suara Aisyiyah edisi Maret - Mei)

Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah dan mencari kerja.
Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayar orang pintar
Bob Sadino


      Apa yang disampaikan Almarhum Bob Sadino  diatas patut menjadi renungan kita bersama. Kenyataan di lapangan membuktikan ,banyak orang pandai secara akademis, bersekolah hanya untuk mencari ijazah dan mencari pekerjaan. Lihat di sekolah-sekolah sekolah favorit. Tanyakan kepada mereka, apa yang akan anda lakukan setelah lulus? Hampir 90% mengatakan, akan mendaftar PNS atau bekerja di Perusahaan. Sedikit yang menjawab ingin menjadi Pengusaha. Karena dalam benak mereka, hal yang dilakukan setelah lulus sekolah adalah mencari pekerjaan, bukan membuka lapangan pekerjaan.

      Ini perlu menjadi keprihatinan  kita bersama.Sejak dini, Harus kita tanamkan kepada mereka bahwa pekerjaan bukan hanya PNS. Diluar sana, begitu banyak  peluang usaha yang bisa kita dapatkan, jika kita mau sedikit kreatif dan memutar otak.

      Kita bisa melihat di lapangan, bahwa lulusan perguruan tinggi negeri ternama kebanyakan justru malah menjadi pegawai, sementara mahasiswa yang biasa-biasa saja, karena  nilai IP nya tidak memenuhi syarat untuk bekerja, maka,dengan keterbatasannya dia berusaha mencari peluang lain untuk hidup dan akhirnya mereka memilih menjadi Pengusaha.
     
      Sosiolog David McClelland berpendapat,”Suatu negara bisa menjadi makmur bila ada entrepreneur (pengusaha) sedikitnya 2% dari jumlah penduduknya”.
      Sedangkan Indonesia hanya 0,18% dari jumlah penduduk atau 400.000-an orang saja yang menjadi pengusaha. Jadi negara kita ini masih jauh dari angka kemakmuran.
      Bandingkan dengan negara tetangga Singapura, mereka memiliki 7% populasi penduduknya sebagai pengusaha. Alhasil mereka kekurangan tenaga kerja dan mengimport dari luar.   
     
      Bagaimana kita mengejar angka 2% tersebut. Syaratnya, kita harus menumbuhkan sebanyak banyaknya pengusaha baru. Dan remaja adalah bibit bibit muda yang bisa dibentuk menjadi Pengusaha. Sejak 2009 lalu, pemerintah sudah menyusun kurikulum berbasis enterpeneurship yang harusnya diintegrasikan dalam pembelajaran. Tujuannya antara lain bagaimana mempersiapkan generasi muda yang kompeptitif serta bisa membuka dunia usaha baru, termasuk mampu memberikan kerja untuk orang lain. Untuk itu, Jiwa kewirausahaan para remaja harus terus dipupuk sejak mulai kanak kanak. Dan hal ini membutuhkan dukungan dari semua pihak.
      Bagaimana menumbuhkan jiwa wirausaha para remaja tersebut?
     
      Berikut ada langkah langkah yang bisa kita lakukan :
      1. Dukungan Keluarga    

      Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha bagi remaja, yang paling utama  harus mendukung adalah  keluarga dalam hal ini orangtua, jika sejak dini orangtua sudah memberi motivasi pada anak untuk menjadi pengusaha, maka anak akan percaya diri, lain hal nya jika orangtua hanya memberi pandangan bahwa setelah lulus harus bekerja atau menjadi PNS, maka pola pikir anak akan sempit dan dalam pikiran anak, tidak akan bisa hidup jika tidak menjadi pegawai atau PNS.
      Dukungan dari keluarga bisa dilakukan dengan cara cara sebagai berikut :

1.  Menumbuhkan Kecerdasan Finansial pada anak sejak dini
      
      Kebisaaan buruk kita selama ini, adalah  mudah memberikan uang kepada anak ketika  kita berpamitan untuk bekerja atau urusan tertentu, hanya untuk menghentikan tangisan si anak.
      Akibatnya jika tidak terkendali selain anak tidak menghargai uang,mereka menjadi manja bahkan “mengancam” untuk mendapatkannya. Anak harus diberi kesadaran untuk apa ia diberi uang dan  bijak mendapatkan serta menggunakannya.Begitupun dengan uang jajan, anak bisa diberi langsung uang jajan secara mingguan atau bulanan, agar anak bisa belajar mengatur kebutuhan nya sesuai dengan uang yang dimiliki.Jika anak membutuhkan sesuatu, dia akan berusaha bagaiamana caranya menabung atau berpikir mencari tambahan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan nya.

2. Mengenalkan  dan menciptakan peluang bisnis
      Peluang bisnis bisa muncul dari mana saja,  di lingkungan sekolah, perumahan , perkantoran, dll, bisa menciptakan peluang bisnis baru atau tambahan permintaan barang atau jasa. Seperti jasa fotocopy,  Loundry, alat tulis, kue , makanan (kuliner), dll. Jika anda bukan pengusaha, anda bisa mengenalkan usaha ketika anda pergi ke warung makan misalnya. Coba jika kita masak sendiri dan membuka warung seperti ini, pasti bisa untuk hidup. Atau ketika anda membuat kue lebaran setiap bulan ramadhan, ajak anak untuk berpikir, wah jika dijual, pasti keuntungannya lumayan.
Jika anda sudah mempunyai usaha, ajak anak anda untuk ikut aktif memikirkan usaha anda, dengan mengenalkan nya sejak dini.  Misal ,Jika anda memiliki toko, sesekali anak anda diajak untuk menjaga toko, atau bersama sama belanja untuk keperluan toko anda (kulakan), atau menanyakan pada anak, kira kira barang apa yang disukai oleh anak anak dan bisa dijual di toko anda.

      3. Semangat mencipta bukan membeli
      Jika anak kita memerlukan sesuatu, yang ada dalam benak kita adalah kita akan membelinya di toko. Nah untuk menumbuhkan jiwa bisnis anak, maka segala keperluan tak harus dengan membeli. Contoh, anak kita ingin makanan cireng (aci goreng) salju misalnya. Harga cireng salju di pasaran 20.000,/bungkus. Orangtua bisa mendiskusikan dengan anak, bagaimna jika kita yang membuat cireng sendiri, berapa modal pembuatan  nya, dan berapa keuntungan yang bisa kita dapatkan. Dan usahakan kita bisa membuat sendiri cireng tersebut. Hal ini akan menumbuhkan pola pikir bagi anak, bahwa ternyata banyak peluang usaha yang bisa dijadikan bisnis.

      Kebiasaan menciptakan sesuatu inilah yang melandasi cara berpikir anak. Pola pikir seperti ini bisa dilatih, dan butuh peran orangtua sebagai pendukungnya. Dengan semangat mencipta, anak tak tumbuh menjadi pribadi yang mengandalkan orang lain untuk menghidupi dirinya. Orientasi anak tak seperti kebanyakan orang, sekolah, lalu mencari pekerjaan untuk menafkahi diri. Namun yang akan terjadi adalah sebaliknya, anak akan berpikir kreatif membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya dan orang lain.

4. Ubah hobi dan Minat  menjadi sebuah bisnis
      Cobalah perhatikan kegemaran atau minat anak.
      Jika dia senang membaca tanyakan berapa koleksinya dan bagaimana jika dia memulai menyewakan buku bukunya, atau memberi dorongan agar anak mau menulis. Banyak penulis Remaja berbakat yang berhasil dalam penjualan bukunya misalnya, Raditya Dika.
Jika dia suka musik, berilah dorongan agar anak tersebut suatu saat bisa mendirikan kursus musik, seperti Purwacaraka yang sudah memiliki banyak  cabang di Indonesia.
Atau jika anak anda suka design, ajaklah anak anda dan pengaruhi, agar suatu saat anak anda bisa membuka usaha percetakan. Termasuk kepandaian mencuci mobil,membuat makanan, melukis, dan hobi hobi lainnya.
Bagi remaja, hobi jual beli online merupakan langkah awal yang baik jika terus dikembangkan kreatifitasnya untuk dapat berproduksi sendiri.
      Mulailah dengan memberi nama”perusahaan”, deskripsi pendek mengenai produk jasa yang ditawarkan,harga dan alasan harga, cetak brosur dan cari pangsa bisnis yang tepat.
      Bahas bisnis anak anda secara teratur. Tanyakan apa yang ia pelajari dan jawab pertanyaannya , semakin besar minat yang anda perlihatkan semakin ia menyadari pentingnya dan menyenangkannya menjalankan suatu bisnis.

     5.  Beri motivasi dengan cerita Tokoh Tokoh Pengusaha Sukses
      Khadijah istri Nabi adalah Pengusaha  wanita  yang sukses di zaman nya, dan beliau membantu dakwah Nabi dengan harta yang dimilikinya. Selain dari tokoh Islam, kita juga bisa menceritakan Kisah hidup para wirausahawan Mudabaik dalam maupun luar negri yang memberi inspirasi bagi diri dan lingkungannya.

     6.  Konsep cinta lingkungan
      Walaupun jarang dibicarakan, namun anak dapat diajarkan bahwa intuisi mencintai alam dapat memberi keberkahan hidup termasuk dalam bisnis. Kecintaan bercocok tanam, beternak,memelihara ikan bahkan memilah sampah, sedang berkembang menjadi trend bisnis.
      Contoh :Kita bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari hari dengan berkebun, misal jika kita punya kebun cabe,atau sayuran  hidroponik di rumah,  dengan berkebun, kita tak perlu membelinya di pasar, bahkan jika mungkin, kita bisa berbisnis dari hasil kebun kita.

     7. Gagal itu Biasa
      Yang tak kalah penting dalam berwirausaha adalah memiliki mental yang kuat. Banyak yang gagal di tengah jalan karena mental  nya tidak kuat. Baru membuka warung sebulan, sudah tutup karena sepi. Nah disini, menanamkan mental “tidak takut gagal “ kepada remaja juga perlu terus menerus ditanamkan . Jika gagal , terus dorong untuk tidak berputus asa. Thomas alfa Edison perlu 10.000 kali percobaan untuk menemukan bola lampu pijar. Bebek goreng Pak Slamet harus melalui proses yang lama untuk bisa mendapatkan Brand seperti sekarang.Menanamkan mental “Gagal itu biasa” pada anak sangat penting, karena ini akan menjadi tolak ukur, apakah  kelak anak akan menjadi Pengusaha yang konsisten atau tidak.

      2. Dukungan  Pemerintah, Sekolah dan Lingkungan
     
           Dukungan  Pemerintah,  sekolah dan lingkungan, sangat berpengaruh pada minat remaja menggeluti bisnis.
      Alhamdulillah, Pemerintah sejak 2009 lalu,  sudah mulai menyusun kurikulum berbasis enterpeneurship yang harusnya diintegrasikan dalam pembelajaran.
      Hal ini sangat mendukung anak untuk lebih berminat menggeluti wirausaha.
           Selain Kurikulum pendidikan yang mendukung, sekolah juga bisa mengadakan kegiatan kewirausahaan dengan mengadakan kegiatan bisnis yang menyenangkan.
Kegiatan  disekolah seperti “ bussines day” atau “market day” merupakan salah satu cara   menumbuhkan jiwa wirausaha  yang menyenangkan.
      Contoh : Setiap siswa disekolah harus membawa kue hasil buatan sendiri dan dijual di sekolah. Dengan kegatan ini, otomatis siswa akan belajar menyusun strategi bisnis. Dari mulai membeli bahan pembuatan kue, biaya tanaga kerja, mengemas, sampai menentukan harga jua. Tentunya kegiatan ini harus didampingi orangtua masing masing, dan diharapakan dengan cara ini, orangtua bisa mengenalkan bisnis sejak dini kepada anak.
           Dukungan Lingkungan Masyarakat juga mempunyai peran dalam meningkatkan ketertarikan remaja menggeluti bisnis. Paradigma masyarakat harus ikut berubah, yang selama ini selalu memandang sebalah mata kepada wirausaha. Masih banyak  dikalangan masyarakat yang masih memandang bahwa anak yang berhasilatau sukses  itu adalah yang bekerja menjadi pegawai kantoran. Ini perlu penyadaran terus menerus, agar semua pihak mendukung tumbuhnya wairausaha wirausaha muda dikalangan remaja.
Semoga dengan  dukungan dari semua pihak, baik keluarga, pemerintah, sekolah dan masyarakat, melalui beberapa kiat kiat diatas, dapat menumbuhkan jiwa/mental wirausaha  sejak dini dan pada akhirnya muncul wirausaha wirausaha baru di kalangan remaja      Wallahu a’lam

      Navi Agustina
      Sekretaris Departemen Ekonomi PPNA
      (Diambil dari beberapa Sumber) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar