Menumbuhkan Jiwa
Wirausaha di Kalangan Remaja
(dimuat dalam Majalah Suara Aisyiyah edisi Maret - Mei)
(dimuat dalam Majalah Suara Aisyiyah edisi Maret - Mei)
Orang pintar belajar untuk
mendapatkan ijazah dan mencari kerja.
Orang
bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayar orang pintar
Bob Sadino
Apa yang disampaikan Almarhum Bob Sadino diatas patut menjadi renungan kita bersama.
Kenyataan di lapangan membuktikan ,banyak orang pandai secara akademis,
bersekolah hanya untuk mencari ijazah dan mencari pekerjaan. Lihat di sekolah-sekolah
sekolah favorit. Tanyakan kepada mereka, apa yang akan anda lakukan setelah
lulus? Hampir 90% mengatakan, akan mendaftar PNS atau bekerja di Perusahaan.
Sedikit yang menjawab ingin menjadi Pengusaha. Karena dalam benak mereka, hal
yang dilakukan setelah lulus sekolah adalah mencari pekerjaan, bukan membuka lapangan
pekerjaan.
Ini perlu menjadi keprihatinan kita bersama.Sejak dini, Harus kita tanamkan
kepada mereka bahwa pekerjaan bukan hanya PNS. Diluar sana, begitu banyak peluang usaha yang bisa kita dapatkan, jika
kita mau sedikit kreatif dan memutar otak.
Kita bisa melihat di lapangan, bahwa lulusan perguruan tinggi negeri ternama
kebanyakan justru malah menjadi pegawai, sementara mahasiswa yang biasa-biasa
saja, karena nilai IP nya tidak memenuhi
syarat untuk bekerja, maka,dengan keterbatasannya dia berusaha mencari peluang
lain untuk hidup dan akhirnya mereka memilih menjadi Pengusaha.
Sosiolog David McClelland berpendapat,”Suatu negara bisa menjadi makmur
bila ada entrepreneur (pengusaha) sedikitnya 2% dari jumlah penduduknya”.
Sedangkan Indonesia hanya 0,18% dari jumlah penduduk atau 400.000-an
orang saja yang menjadi pengusaha. Jadi negara kita ini masih jauh dari angka
kemakmuran.
Bandingkan dengan negara tetangga Singapura, mereka memiliki 7% populasi
penduduknya sebagai pengusaha. Alhasil mereka kekurangan tenaga kerja dan
mengimport dari luar.
Bagaimana kita mengejar angka 2% tersebut. Syaratnya, kita harus
menumbuhkan sebanyak banyaknya pengusaha baru. Dan remaja adalah bibit bibit
muda yang bisa dibentuk menjadi Pengusaha. Sejak 2009 lalu, pemerintah sudah
menyusun kurikulum berbasis enterpeneurship yang harusnya diintegrasikan dalam
pembelajaran. Tujuannya antara lain bagaimana mempersiapkan generasi muda yang
kompeptitif serta bisa membuka dunia usaha baru, termasuk mampu memberikan
kerja untuk orang lain. Untuk itu, Jiwa kewirausahaan para remaja harus terus
dipupuk sejak mulai kanak kanak. Dan hal ini membutuhkan dukungan dari semua
pihak.
Bagaimana menumbuhkan jiwa wirausaha para remaja tersebut?
Berikut ada langkah langkah yang bisa kita lakukan :
1. Dukungan Keluarga
Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha bagi remaja, yang paling utama harus mendukung adalah keluarga dalam hal ini orangtua, jika sejak
dini orangtua sudah memberi motivasi pada anak untuk menjadi pengusaha, maka
anak akan percaya diri, lain hal nya jika orangtua hanya memberi pandangan
bahwa setelah lulus harus bekerja atau menjadi PNS, maka pola pikir anak akan
sempit dan dalam pikiran anak, tidak akan bisa hidup jika tidak menjadi pegawai
atau PNS.
Dukungan dari keluarga bisa dilakukan dengan cara cara sebagai berikut :
1. Menumbuhkan Kecerdasan Finansial pada anak
sejak dini
Kebisaaan buruk kita selama ini, adalah mudah memberikan uang kepada anak ketika kita berpamitan untuk bekerja atau urusan
tertentu, hanya untuk menghentikan tangisan si anak.
Akibatnya jika tidak terkendali selain anak tidak menghargai uang,mereka
menjadi manja bahkan “mengancam” untuk mendapatkannya. Anak harus diberi
kesadaran untuk apa ia diberi uang dan
bijak mendapatkan serta menggunakannya.Begitupun dengan uang jajan, anak
bisa diberi langsung uang jajan secara mingguan atau bulanan, agar anak bisa
belajar mengatur kebutuhan nya sesuai dengan uang yang dimiliki.Jika anak
membutuhkan sesuatu, dia akan berusaha bagaiamana caranya menabung atau
berpikir mencari tambahan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan nya.
2. Mengenalkan dan menciptakan peluang bisnis
Peluang bisnis bisa muncul dari mana saja, di lingkungan sekolah, perumahan ,
perkantoran, dll, bisa menciptakan peluang bisnis baru atau tambahan permintaan
barang atau jasa. Seperti jasa fotocopy, Loundry, alat tulis, kue , makanan (kuliner),
dll. Jika anda bukan pengusaha, anda bisa mengenalkan usaha ketika anda pergi
ke warung makan misalnya. Coba jika kita masak sendiri dan membuka warung
seperti ini, pasti bisa untuk hidup. Atau ketika anda membuat kue lebaran
setiap bulan ramadhan, ajak anak untuk berpikir, wah jika dijual, pasti keuntungannya
lumayan.
Jika anda sudah
mempunyai usaha, ajak anak anda untuk ikut aktif memikirkan usaha anda, dengan
mengenalkan nya sejak dini. Misal ,Jika
anda memiliki toko, sesekali anak anda diajak untuk menjaga toko, atau bersama
sama belanja untuk keperluan toko anda (kulakan), atau menanyakan pada anak,
kira kira barang apa yang disukai oleh anak anak dan bisa dijual di toko anda.
3. Semangat mencipta bukan membeli
Jika anak kita memerlukan sesuatu, yang ada dalam benak kita adalah kita
akan membelinya di toko. Nah untuk menumbuhkan jiwa bisnis anak, maka segala
keperluan tak harus dengan membeli. Contoh, anak kita ingin makanan cireng (aci
goreng) salju misalnya. Harga cireng salju di pasaran 20.000,/bungkus. Orangtua
bisa mendiskusikan dengan anak, bagaimna jika kita yang membuat cireng sendiri,
berapa modal pembuatan nya, dan berapa
keuntungan yang bisa kita dapatkan. Dan usahakan kita bisa membuat sendiri
cireng tersebut. Hal ini akan menumbuhkan pola pikir bagi anak, bahwa ternyata
banyak peluang usaha yang bisa dijadikan bisnis.
Kebiasaan menciptakan sesuatu
inilah yang melandasi cara berpikir anak. Pola pikir seperti ini bisa dilatih,
dan butuh peran orangtua sebagai pendukungnya. Dengan semangat mencipta, anak
tak tumbuh menjadi pribadi yang mengandalkan orang lain untuk menghidupi
dirinya. Orientasi anak tak seperti kebanyakan orang, sekolah, lalu mencari
pekerjaan untuk menafkahi diri. Namun yang akan terjadi adalah sebaliknya, anak
akan berpikir kreatif membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya dan orang lain.
4. Ubah hobi dan
Minat menjadi sebuah bisnis
Cobalah perhatikan kegemaran atau minat anak.
Jika dia senang membaca tanyakan berapa koleksinya dan bagaimana jika
dia memulai menyewakan buku bukunya, atau memberi dorongan agar anak mau
menulis. Banyak penulis Remaja berbakat yang berhasil dalam penjualan bukunya
misalnya, Raditya Dika.
Jika dia suka musik,
berilah dorongan agar anak tersebut suatu saat bisa mendirikan kursus musik,
seperti Purwacaraka yang sudah memiliki banyak cabang di Indonesia.
Atau jika anak anda
suka design, ajaklah anak anda dan pengaruhi, agar suatu saat anak anda bisa
membuka usaha percetakan. Termasuk kepandaian mencuci mobil,membuat makanan,
melukis, dan hobi hobi lainnya.
Bagi remaja, hobi
jual beli online merupakan langkah awal yang baik jika terus dikembangkan
kreatifitasnya untuk dapat berproduksi sendiri.
Mulailah dengan memberi nama”perusahaan”, deskripsi pendek mengenai
produk jasa yang ditawarkan,harga dan alasan harga, cetak brosur dan cari
pangsa bisnis yang tepat.
Bahas bisnis anak anda secara teratur. Tanyakan apa yang ia pelajari dan
jawab pertanyaannya , semakin besar minat yang anda perlihatkan semakin ia
menyadari pentingnya dan menyenangkannya menjalankan suatu bisnis.
5. Beri motivasi dengan cerita
Tokoh Tokoh Pengusaha Sukses
Khadijah istri Nabi adalah Pengusaha wanita
yang sukses di zaman nya, dan beliau membantu dakwah Nabi dengan harta
yang dimilikinya. Selain dari tokoh Islam, kita juga bisa menceritakan Kisah
hidup para wirausahawan Mudabaik dalam maupun luar negri yang memberi inspirasi
bagi diri dan lingkungannya.
6. Konsep cinta lingkungan
Walaupun jarang dibicarakan, namun anak dapat diajarkan bahwa intuisi
mencintai alam dapat memberi keberkahan hidup termasuk dalam bisnis. Kecintaan
bercocok tanam, beternak,memelihara ikan bahkan memilah sampah, sedang
berkembang menjadi trend bisnis.
Contoh :Kita bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari hari dengan berkebun,
misal jika kita punya kebun cabe,atau sayuran hidroponik di rumah, dengan berkebun, kita tak perlu membelinya di
pasar, bahkan jika mungkin, kita bisa berbisnis dari hasil kebun kita.
7. Gagal itu Biasa
Yang tak kalah penting dalam berwirausaha adalah memiliki mental yang
kuat. Banyak yang gagal di tengah jalan karena mental nya tidak kuat. Baru membuka warung sebulan,
sudah tutup karena sepi. Nah disini, menanamkan mental “tidak takut gagal “
kepada remaja juga perlu terus menerus ditanamkan . Jika gagal , terus dorong
untuk tidak berputus asa. Thomas alfa Edison perlu 10.000 kali percobaan untuk
menemukan bola lampu pijar. Bebek goreng Pak Slamet harus melalui proses yang
lama untuk bisa mendapatkan Brand seperti sekarang.Menanamkan mental “Gagal itu
biasa” pada anak sangat penting, karena ini akan menjadi tolak ukur,
apakah kelak anak akan menjadi Pengusaha
yang konsisten atau tidak.
2. Dukungan Pemerintah, Sekolah dan Lingkungan
Dukungan Pemerintah, sekolah dan lingkungan, sangat berpengaruh
pada minat remaja menggeluti bisnis.
Alhamdulillah, Pemerintah sejak 2009 lalu, sudah mulai menyusun kurikulum berbasis
enterpeneurship yang harusnya diintegrasikan dalam pembelajaran.
Hal ini sangat mendukung anak untuk lebih berminat menggeluti wirausaha.
Selain Kurikulum pendidikan yang
mendukung, sekolah juga bisa mengadakan kegiatan kewirausahaan dengan
mengadakan kegiatan bisnis yang menyenangkan.
Kegiatan disekolah seperti “ bussines day” atau
“market day” merupakan salah satu cara
menumbuhkan jiwa wirausaha yang
menyenangkan.
Contoh : Setiap siswa disekolah harus membawa kue hasil buatan sendiri
dan dijual di sekolah. Dengan kegatan ini, otomatis siswa akan belajar menyusun
strategi bisnis. Dari mulai membeli bahan pembuatan kue, biaya tanaga kerja,
mengemas, sampai menentukan harga jua. Tentunya kegiatan ini harus didampingi
orangtua masing masing, dan diharapakan dengan cara ini, orangtua bisa
mengenalkan bisnis sejak dini kepada anak.
Dukungan Lingkungan Masyarakat juga
mempunyai peran dalam meningkatkan ketertarikan remaja menggeluti bisnis.
Paradigma masyarakat harus ikut berubah, yang selama ini selalu memandang
sebalah mata kepada wirausaha. Masih banyak
dikalangan masyarakat yang masih memandang bahwa anak yang berhasilatau
sukses itu adalah yang bekerja menjadi
pegawai kantoran. Ini perlu penyadaran terus menerus, agar semua pihak
mendukung tumbuhnya wairausaha wirausaha muda dikalangan remaja.
Semoga dengan dukungan dari semua pihak, baik keluarga,
pemerintah, sekolah dan masyarakat, melalui beberapa kiat kiat diatas, dapat
menumbuhkan jiwa/mental wirausaha sejak
dini dan pada akhirnya muncul wirausaha wirausaha baru di kalangan remaja Wallahu a’lam
Navi Agustina
Sekretaris Departemen Ekonomi PPNA
(Diambil dari beberapa Sumber)
(Diambil dari beberapa Sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar