09 Desember, 2018

Reuni 212

Bismillahirrahmanirrahiim

Sudah lama ingin menulis perjalanan ku mengikuti Reuni 212 , tapi karena kesibukan, baru sempat menulis sekarang, gakpapa ya...
Sudsh sejak sebelum harinH, aku mencari informasi, apakah dari kebumen akan ada yang berangkat mengikuti Reuni 212 ini.
Beberapa menjawab ada, tapi update informasi tak juga dikirim. Biasanya dari Pemuda Muhammadiyah semangat, tapi beberapa agenda Muhammadiyah yang padat, ada milad Muhammadiyah, disambung Muktamar, cukup menyita waktu ,tenaga dan uang tentu saja.
Biasanya aku berangkat dengan adikku, hasan dan Fahmi, yang cukup semangat mengikuti kegiatan ini  sejak awal. ibukupun ikut bersama ku ketika 2017 aksi damai 212. Untuk Reuni ini ibu juga sepertinya tidak ikut, mungkin karena lelah.
Akhirnya benar benar dari keluarga hanya aku sendiri yang mengikuti Reuni 212.

Awalnya aku masih ragu, jika ternyata hanya aku perempuan yang ikut aksi inj, maka aku akan mundur, karena tidak enak juga ya, satu bus perempuan sendiri.

Aku sempat mengontak beberapa kawan dekat, ndilalah semua sedang kurang enak badan.
Akhirnya, pucuk di cinta ulam tiba, salah satu kawan mengiyakan, bahkan embawa anggota sampai 8 orang. Mba kus  dandbu Mustiyah yangs elama ini intens berkomunikasi denganku, kebetulan dua duanya dari petanahan. Mereka tidak pernah ikut aksi sebelumnya, tapi kali ini ingin ikit reuni 212.

Suamiku sendiri baru pulang umrah hari rabu malam, dan hari kamis sudah harus meluncur ke tegal, hari sabtu sempesempet bertemu sebentar dengan suami yangbkebetulan mengisi manasik haji di gombong.
Kebetulan posko kebernagkatan rombongan dari kebumen di masjid muttaqin gombong.
Alhamdulillah suami mengantar kan sampai di atas bus.



Sebelum berangkat, selfi selfian dulu di masjid, akhirnya lambaian tangan suami mengiringi kepergianku menuju jakarta.

Perjalanan menuju Jakarta

Perjalanan menuju Reuni 212 alhamdulillah lancar, tidak seperti ketika tahun 2016, banyak polisi melakukan pemerikasaan di jalan. Kali ini aman.

Kami sampai di Jakarta sekitar pukuk 01.00 dini hari .rasanya ngantuk sekalim
Kami turun di Lapangan Banteng dan menuju ke Masjid Istiqlal untuk berganti baju dan cuci muka.
Ibu ibu suka risih jika belum cuci muka .
Sementara bapak bapak langsung berganti baju putih di atas bus langsung menuju monas untuk shalat malam .

Menuju masjid Istiqlal
Kami rombongan perempuan yang berjumlah 9 orang dipandu oleh Pak Mustiri yang berusia 70 tahun , orangnya semangat banget. Dan satu lagi dipandu Mas Hadi suami mba kus.

Sampai di Masjid Istiqlal, kndisi disana sangat ramai oleh para peserta reuni 212, banyak yang sudah membawa pernak pernik tauhid, dari topi, slayer, bendera, masker dll. Penjual pun bertebaran disana.

Kami masuk ke masjid istiqlal untuk cuci muka, dan akhirnya kami pun menuju kamar mandi. luar biasa, masih jam 01.00 dini hari aaja antri nya begini.

Akhirnya dengan penuh perjuangan, ibu ibu bisa keluar dari istiqlal sekiitar jam 02.30 wib.

Menuju Monas

Dari Istiqlal,.kami.menuju monas, seperti pesan Ustad Bachtiar Natsir, kami dianjurkan banyak berdoa, surat ali imran 26 27, al kahfi, dll.agar dijauhkan dari fitnah.

Jalanan padat, beberapa posko memberi makanan gratis, dari kopi, teh, telur rebus, air mineral dll.

Aku mengambil telur untuk sarapan pagi nanti. Di depan gerbang Monas, jalanan macet. Sudah penuh.berdesak desakan.



Setelah berhasil masuk monas, akhirnya rombongan terpisah, aku bersama Bu Mustiyah.Aku mencari tempat yang longgar, karen tempat sudah penuh sesak.

Kebetulan di belakang mobil milik TNI ada karpet plastik yang longgar, kami menumpang disitu. Sebenarnya posisinya diatas rumput, aku agak ragu, biasanya kan diatas rumput gak boleh, tapi karena TNI yg pake aku ikut aja 🤣.

Jadilah kami mengetem disitu, kami sempat shalat tahajud 2 rakaat, dan witir mengikuti imam.

Setelah itu kami shalat sunnah qalbiyah, lalu shalat subuh.

Sang Imam membaca surat al munafiqun, lalu membaca qunut yang sangat lama, aku hampir tidak kuat, Bu mustiyah malah membatalkan shalat jamaah, dengan sujud duluan.

Kondisi ku sebenarnya sangat ngantuk berat, karena kurang tidur.
Akhirnya subuh mulai tanaffas (terang)

Wajah wajah mulai terliihat.Sebelahku namanya mulyati dari jakarta, dia datang bersama kakak laki lakinya yang kebetulan petugas di kegiatan acara hari ini.


Yg berbaju pink itu namanya Mulyati.dia tak.mau menampak.an.wajahnya ketika di foto. Salam nya dua jari tuh hahah.






Rumput terjaga

Benar kiranya bahwa aksi 212 memang benat benar  dijaga kebersihan nya.Aku salut .dengan jutaan manusia di suatu trmpat kebersihan bisa dengan baik terjaga.
Beberpa tema dari FPI dan kelompok betawi mengingatkan agar peserta jangan sampai menginjak .rumput. kalo ada yg tidak sengaja menginjak rumput sontak akan ada yang berteriak huuuu...
Awas bisa ketuan metro tipu....kata mereka

Beberapa kali ada sampah sedikit saja, rumput rusak, jika itu yg melakukan umat islam apalagi FPI akan diframing habis habisan oleh media.
  Mampir Istiqlal

Setelah dari monas, kita ingin shalat dhuha dan istirahat sejenak di istiqlal. Rencana nya ingin mandi juga, karena badan rasanya lengket sejak jam 1 malam belum ganti baju.

Menuju istiqlal ternyata tidak mudah, jalanan di mana mana macet, bemarlah kiranya media mengatakan ada sekitar 10 jutaan manusia yang ikut aksi ini.

Sampai di istiqlal , kamar mandi penuh sesak dengan manusia.akhirnua selesai juga ke kamar mandi dan shalat dhuha.
Aku  sengaja tidur untuk aaving energi, dan shalat dhuhur lalu menuju bis bis untuk berkumpul kembali dengan teman teman rombongan.
Ino foro
fotoku di depan masjid Istiqlal


Ini foto dalam perjalaln menuju bis,di foto oleh teman teman 212 lainnya.
  •  Bersama bu Mustiyah , waktu di Monas