20 Agustus, 2021

Masih tentang kekerasan Terhadap Perempuan dan anak

 Sabtu , 21 Agustus 2021


Baru kemarin mengikuti kegiatan advokasi tentang kekerasan permepuan dan anak, paginya melihat feed di Instagram, berita yang mengiris hati. Seorang ayah tega meredupaksa putrinya yang masih berusia 16 tahun. Sang anak akhirnya pergi ke jakarta dan dipaksa pulang. Anak tersebut trauma. Dia diam, meski akhirnya terpaksa mengatakan pada ibunya. Ibunya akhirnya melaporkan ke polisi.

What is Going on???

Kemarin anak dengan anak melakukan hubungan, akhirnya membunuh si jabang bayi

Ada perempuan di redupaksa teman teman usia remaja

Kini anak kandung ...Astaghfirullah

jik dilihat kasus kasus ini terjadi pada masyarakat bawah. Tidak semua, tapi kebanyakan.

Lingkaran Kemiskinan, kebodohon,pendidikan, kekurangan pengetahuan agama, tidak ada pekerjaan yang membuat frustasi , dan faktor faktor lain.

Mungkinkah Dakwah kita tidak sampai pada mereka?

Yang datang di pengajian2 Aisyiyah dan Muhammadiyah biasanya orang orang yang memang tergerak untuk belajar. Sementara mereka diluar sana yang harus bekerja, jangan kan ngaji, waktuhanya habis untuk bekerja, tidak sempat miki ngaji.

Tapi ini pelakunya berarti tidak bekerja, karen di rumah bersama sang anak,

Mungkin rumahnya sempit, sehingga tidak aada ruang privasi bagi masing masing individu. 

Hal ini sangat berbahaya. 

Tugas pemerintah memenuhi kebutuhan papan sandang dan pangan untuk warganya , minimal rumah harus punya  3 kamar privasi, meski sederhana.

Sampai kesanakaah pemerintah memikirkan hal ini??

Pendidikan Agama untuk semua, miskin atau kaya

Orang orang yg sering tidak mendapat akses pendidikan dan agam adalah para buruh, tukang becak dll, 

Bagaiman kita mengarah kesana.

Pengajian di perusahaan, pabrik, dll



19 Agustus, 2021

Kasus kekerasan Seksual pada Anak melonjak tajam: WARNING!!!

 19 Agustus 2021


Hari ini mengikuti kegiatan Advokasi Kekerasanpada perempuan dan Anak yang dislenggarakan oleh Dispermades.

Melihat datakepolisian tentang kasus kasus kekerasan menjadi keprihatinan semua yang peduli dengan perempuan dan anak.

Dari kasus kasus yang ada. Kekerasan pada anak menempati posisi tertinggi 19 kasus di tahun 2019 dan 18 kasus di tahun 2020, dan 12  kasus di era pandemi ini

Whats Wrong???

Kita perlu mengaca kembali, melihat kanan kiri kita. Hampir semua kasus kekerasan terjadi pada keluarga menegah kebawah. Mereka yang tidak punya akses pendidikan, agama, ekonomi dll.

Mereka yang harus bekerja mencari nafkah dan lengah terhadapa pergaulan anak anaknya..

Mereka yang tidak punya ilmu dalam berumahtangga.

Merekalah kaum mustadafin.

Miskin tapi berilmu masih bisa menjaga anak .

Tapi miskin tak berilmu, disitulah bahaya nya

What can we do??

Mungkin perlu pengasuhan alternatif?

Ada sebuah kasus

Seorang janda, dengan 6 anak. 

Miskin, sebelum memiliki 6 anak sudah diperingatkan untuk ikut KB tapi tidak mau.

Setelah memiliki 6 anak, dianjurkan agar beberapa anak nya di masukan di Panti asuhan agar pendidikan agama dan sekolah terjamin. tidak mau.

Akhirnya karena tidak ada perhatian dari orangtua, salah satu anaknya hamil diluar nkah, putus sekolah, dan salah satu anaknya terjerumus dalam kelompk anak punk dan semapt juga mencuri.

What can we do?

MAsayarakat juga sudah berusaha peduli, tapi  kita juga tak bisa memaksa.

Bagaimana kalo sudah begini??

Kasus  yang terjadi di desa JAbres kemarin juga hampir mirip bahkan lebih dahsyat.

Keluarga buruh, anaknya hamil, bayinya dibunuh dan dibuang disungai.

Oangtuanya tidak tahu kalo anaknya sering bergaul dengan teman smp nya dan sering kerumah dengan alasan belajar daring.

Hari ini kasus lain yang diceritakan oleh teman penyuluh, beberapa siswa smp memerkosa temanya secara bergilir. Ada apa ini?

Astaghfirullah..

Jika dari sekolah dan lingkungan sudah bersuaha memberi penyuluhan, tinggal keluarga yag harus berusaha. tapi jika keluarga tidak berdaya , apa yg bisa kita lakukan?

Penguatan pendidikan sejak SD dan juga pengetahuan kesehatan reproduksi harus lebih dini dikenalkan pada anak.

tapi jika keluarga di rumah tidak bisa diandalkan , apa yang bisa kita lakukan?

Mungkin pemerintah herus lebih memberi penguatan keluarga tidak hanya sekedar memberi BLT.

Setiap yang mendapat BLT harus mendapat pendidikan PARENTING

Harus banyak istighfar..

Astaghfirullahaladzim