17 April, 2021

GasPoll Khatam Qur'an in Ramadhan

 Berbagi sedikit tips biar Khatam di bulan Ramdhan.

Usahakan pas kita bugar, kita baca quran, waktunya sebelum makan sahur, seperti firman Allah dalam surat al muzammil.

Inna nasyiatal laili ....

Di pagi sebelum subuh bacaan lebih berkesan dan di siang hari urusanmu banyak

Sebelum sahur 1 juz 

Seelah subuh sampe syuruq sekalian nunggu syuruq 1 juz, pahala sempurna sempurna semisal umrah dan haji 

Sebelum duhur dan sesudah duhur 1 juz 

Sebelum maghrib sambil nunggu  buka puasa...1 juz 

Setelah shalat tarawih, sudah bugar kan...karena sudah buka puasa.. jelang tidur 1 juz 

Sahkan dicoba semoga berhasil 

Bismillah

Disitu ada kemauan di situ ada jalan❤️
















16 April, 2021

NEURON TUHAN

 Menghamba

diterjemahkan oleh Nadia Elasalama 

Ibadah sering disalahartikan secara eksklusif sebagai praktik keagamaan. Tidak menganut agama atau tidak percaya kepada Tuhan juga dianggap tidak menyembah apapun. 


Namun, ilmu saraf dan psikologi modern memberi tahu kita bahwa menghamba adalah kecenderungan seluruh manusia


Banyak teori yang mendukung gagasan bahwa otak memiliki area unik yang terkait dengan pencarian spiritualitas. 


Rhawn Joseph, seorang ahli saraf, berpendapat bahwa struktur dan fungsi otak memengaruhi kita untuk percaya kepada Tuhan. Ia menggambarkan 'neuron Tuhan' dan 'neurotransmiter Tuhan' yang tersebar di seluruh sistem limbik, pusat emosional otak. Ahli saraf Andrew Newberg menyatakan, "Otak manusia dibangun secara unik untuk memahami dan menghasilkan entitas spiritual."

Oleh karena itu, menurut penelitian ini, seperti halnya manusia didorong oleh sistem biologi untuk berbicara, makan, dan berkembang biak, mereka juga didorong untuk terlibat dalam pencarian spiritual/ibadah. Hal ini sesuai dengan konsep fiṭrah dalam Islam, watak alami yang diberikan Allah pada manusia.


Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS. Ar-Rum: 30)


Namun, pandangan tersebut dibantah karena populasi penganut ateis dan agnostik semakin banyak. Padahal, ini karena ada kesalahpahaman pada istilah ibadah. Ketika aktivitas penghambaan hanya dipandang berkaitan dengan entitas supernatural, Al-Qur'an menjelaskan pandangan tentang motivasi dasar manusia: 


Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya? 

(QS. Al-Furqan: 43)


Meminjam terminologi dari psikolog perkembangan Erik Erikson, 'perhatian utama' seseorang mewakili penghambaan mereka yang sebenarnya. Perhatian utama individu adalah apa yang paling dicintai atau ambisi tertinggi dalam hidup. Setiap orang, bahkan seorang ateis, pasti memiliki sesuatu yang paling mereka cintai, yang sebenarnya adalah 'tuhan' yang mereka sembah. 


Kita sering berpikir ibadah hanya kerkait dengan ritual. Namun menurut Islam, ibadah menembus jauh ke dalam hati manusia hingga mencakup segala sesuatu tentang perhatian utama seseorang termasuk keyakinan, perasaan, dan tindakan (iman). Oleh karena itu, ibadah mewakili seluruh perjalanan menuju perhatian utama dalam hidup.


(Terjemahan dari The neuroscience of worship oleh Zohair Abdul-Rahman, Yaqeen Institute)

11 April, 2021

Agama Tanpa Ilmu LUMPUH, Ilmu tanpa Agama BUTA

 Kutipan diatas adalah kutipan ilmuwan berdarah Yahudi Albert Einstein.

Yang kira kira maksudnya begini...

Seorang beragama, tanpa memiliki ilmu, maka dia akan LUMPUH, 

LUMPUH itu memiliki anggota badan tapi tidak bisa melakukan apa apa, 

Bisa dilihat sekarang ini, Umat Islam mempunyai agama, tapi tidak bisa menguasai Ilmu pengetahuan, Gadget penemunya dari luar negeri, Google, Facebook, ekonomi terpuruk, akhirnya lumpuh...

Bagitu juga dengan orang yang memiliki ILMU tapi tak punya AGAMA maka dia BUTA, maksudnya Orang berillmu tanpa didasari agama, maka dia akan terseok seok, nabrak sana nabrak sini, tida bisa membedakan yang halal dan haram, baik dan benar,  udah tau zina haram tetep dilakukan, udah tau Homosexual dilarang agama  bilangnya hak asasi, udah tau minuman keras ,katanya ada aja alasannya...

begitulah orang yang  BUTA, tidak bisa melihat kebenaran... seperti di sebut dalam Al Qura'an , kata ALLAH mereke seperti BINATANG TERNAK, bahkan lebih sesat!!!!


لَهُمۡ قُلُوبٞ لَّا يَفۡقَهُونَ بِهَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٞ لَّا يُبۡصِرُونَ بِهَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٞ لَّا يَسۡمَعُونَ بِهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّ

“Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi.” (QS.Al-A’raf:179)


Naudzublillah min dhalik


12 April 2021

Sedang belajar Filsafat Ilmu

08 April, 2021

Matahari sebagai Pusat Tata Surya

 Dikutip dari  Gomuslim.co.id sebagai berikut...


Bukti Teori Heliosentris dalam Alquran

Fenomena teori Heliosentris (matahari pusat tata surya) dan geosentris (bumi pusat tata surya) sebenarnya masih menjadi perbincangan yang cukup serius di kalangan ilmuan Islam, beberapa diantara meyakini bahwa teori Heliosentris adalah teori yang mendekati kebenaran, sementara beberapa yang lain pun meyakini hal serupa bahwa teori Geosentris adalah teori yang mendekati kebenaran.

Adapun mengenai teori heliosentris, Alquran telah mengisyaratkan di dalam surat Yasin ayat 38-40.

(وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (38) وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (39) لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (40

 

“(38) dan Matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. (39) dan telah Kami tetapkan bagi Bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua. (40) tidaklah mungkin bagi Matahari mendapatkan Bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Yasin:38-40)

Pada ayat di atas dijelaskan bahwa Matahari dan Bulan beredar pada garis edarnya masing-masing sebagaimana yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Matahari tidak mungkin bergerak mendahului Bulan karena garis edar dan pusat peredaran keduanya berbeda, Bulan bergerak mengitari Bumi sedangkan Matahari bergerak mengitari pusat galaksi Bimasakti.

Inipun didukung oleh para ilmuan dibidang astronomi, salah satunya Nicolaus Copernicus kekuatan gravitasi matahari yang sangat besar membuatnya mampu menahan benda langit yang mengelilinginya tetap beredar pada orbitnya sehingga tidak bertabrakan satu dengan yang lainnya.

Sebuah Renungan
Jika Copernicus menyampaikan teori ini sekitar tahun 1400 an, Al Quran sudah menyebutnya 14 abad yang lalu.
Ini dibuktikan oleh Copernicus, sang Ilmuwan Barat yang akhirnya harus dihukum oleh Gereja.

Apakah Ilmuwan Muslim sudah menemukannya? Mungkin juga sudah tapi beritanya tak menggema sebagaimana Ilmuwan dari Barat.

Hal ini  mestinya menjadi motivasi bagi para ilmuwan muslim untuk menguak begitu banyak ayat ayat alquran tentang alam semesta yang belum diketahui.

Tanpadibuktikan, kita yaqin 100 persen akan kebenaran Alquran, tapi jika kita mempelajarinya dan menemukan teori teori yang nantinya bermanfaat untuk manusia, itulah yang aakan mengangkat dejata kita, karena pada dasarnya ilmu yng kita cari adalah untuk memberi manfaat sebesar2 nya untuk kemakmuran umat di muka bumi.

seperti dalam surat arrahman 30


 Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).


Hanya dengan Kekuatan dari Allah kita bisa membuka misteri misteri di alam semesta ini, mari kita selalu menambah ilmu dengan membaca, meneliti alam semesta ini


Rabbi Zidni ilman


Wallahu a'lam bisahwab

Kamis sore, 8 April 2021

07 April, 2021

Dilema Psikolog Muslim Karya Malik Badri

 Membaca buku kecil penuh makna, Dilema Psikolog Muslim karya Malik Badri, seolah bagai pecutan bagi diri saya yang baru saja belajar ilmu Piskologi di UMS.

Ini semester pertema,dan saya seorang Muslim. Nasehat dari Prof Malik Badri kitajangan sampai seperti masuk mulut biawak, mengutip Hadits Nab “… bahkan jika mereka masuk ke dalam lubang biawak pun, orang Islam tanpa pikir panjang akan mengikutinya.”

Maksudnya, dia melihat ada kecenderungan psikolog muslim untuk mengambil bulat-bulat psikologi Barat modern dan menerapkannya di dunia Islam. Lebih lanjut dalam karya ini, dia mengungkap bahwa psikologi memiliki cakupan wilayah yang sangat luas, dan hanya beberapa saja yang layak disebut sains adapun lainnya adalah pseudo science.

Hal yang demikian penting diketahui bagi psikolog Muslim, untuk pandai memilah mana yang berguna dan mana yang bermasalah. Dia juga mengatakan bahwa umat muslim jelas menolak asumsi psikologi behavioristik bahwa manusia itu hewan belaka. Tetapi terapi behavioristik yang menekankan pentingnya imbalan dan ganjaran boleh saja diterapkan.(swaramilennial)

Nah, saya sepakat sekali dengan Buku Malik Badri, paling tidak ini sebuah warning bagi para Psikolog Muslim. Tidak semua yg dari Barat jelek, mari kita periksa kembali Teori teori Psikologi Barat yang sesuai dengan nilai nilai islam, itulah yang kita ambil.

Malik Badri sendiri dalam bukunya menganjurkan untuk membaca karya Carl Gustav Jung seorang Psikoanalisa yang awalnya setuju dengan pandangan Freud, tapi akhirnya bersebarangan.

Cukup ini dulu ya tulisan kamis siang ini..

8 Apri 2021



01 April, 2021

Mendidik ana Ala Ali Bin Abi Thalib (7x3)

 

Berikut cara mendidik anak  ala Ali Bin Abi Thalib , sang pemegang Kunci Ilmu Nabi Muhammad saw. dikutip dari Web Bincang Syariah.com

1. 7 tahun pertama (0-7)

Tahap pertama usia 0-7 tahun, perlakukan anak seperti raja. Pada tahap ini anak baru bisa belajar dengan melihat sikap orang tua kepadanya. Jika orang tua memberikan kasih sayang dan memperlakukannya dengan lembut maka kelak mereka akan tumbuh menjadi orang yang lembut dan penyayang juga.

Cara terbaik untuk mendidik anak pada tahap ini menurut Ali bin Abi Thalib adalah dengan melayaninya dengan sepenuh hati dan tulus karena banyak hal kecil yang kita lakukan setiap hari akan berdampak sangat baik bagi perkembangan perilaku anak. Oleh karena itu, pada tahap ini orang tua dianjurkan untuk memperlakukan anak seperti raja, namun orang tua juga harus bisa untuk tidak memanjakan anak dan tetap tegas pada hal-hal tertentu.

Hal yang bisa dilakukan diantaranya, bacakan cerita teladan sebelum  tidur, cium kening sebelum tidur, mengajak berdoa, banyak2 bercanda dan memeluk, bermain bersam anak seseing mungkin

2. 7 tahun kedua (8-14)

Tahap kedua usia 8-14 tahun, perlakukan anak sebagai tawanan. Pada tahap ini, anak sudah saatnya untuk memahami hak dan kewajibannya, baik mengenai akidah, hukum, dan sesuatu yang boleh dan yang dilarang. Seperti mengerjakan sholat 5 waktu, menjaga pergaulan dengan lawan jenis dan lain sebagainya. Pada tahap ini, orang tua sudah harus memulai untuk menerapkan sikap disiplin pada anak. Hal ini dianggap penting karena anak sudah mulai mengerti tanggung jawab dan konsekuensi yang akan mereka

Pada usia ini, anak biasanya sudah ada yang mukallaf/baligh,  karena melihat perkembangan anak anak di masa moderne, mereka baligh lebih cepat dibanding anak jama dahulu, jadi menerapkan untuk menutup aurat sudah bisa dilakukan diantara umur umur di usia ini

Anak dinamakan sebagai tawanan dalam tahap ini karena dalam Islam kedudukan tawanan sangatlah terhormat. Tawanan dikenakan berbagai macam aturan yang berisi kewajiban dan larangan namun mereka juga mendapatkan haknya secara proporsional. Jadi orang tua juga harus mampu menakar kewajiban dan hak anak dengan baik agar pada tahap ini pendidikan anak dapat berjalan dengan baik.

3. 7 tahun ketiga (15-21)

Tahap ketiga usia 15-21 tahun, perlakukan anak sebagai sahabat. Pada tahap ini anak secara umum sudah memasuki akil baligh. Orang tua harus mampu memposisikan diri sebagai sahabat juga teladan yang baik secara bersamaan, juga membangun kesadaran anak bahwa mereka sudah memasuki usia akil baligh.

Pada masa ini, selain mengalami perubahan fisik, anak juga mengalami perubahan mental, spiritual, sosial budaya dan lingkungan yang memungkinkan timbulnya masalah yang harus mereka hadapi. Orang tua harus mampu memposisikan diri sebagai sahabat agar anak mau terbuka dan bercerita mengenai apa yang sedang mereka hadapi untuk kemudian mencari solusi bersama.

Selain itu, orang tua juga bertugas untuk mengawasi anak tanpa disertai sikap yang otoriter agar anak tidak merasa terkekang serta mendoakan untuk kebaikan dan keselamatan anaknya. Dengan begitu anak akan merasa disayangi, dihargai, dicintai dan akan tumbuh rasa percaya diri dan menjadi pribadi yang kuat sehingga mereka senantiasa mampu melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.

Selanjutnya, orang tua sudah harus mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat kepada anak, hal ini penting agar kelak anak akan menjadi pribadi yang cekatan, bertanggung jawab, mandiri dan dapat diandalkan. Selain itu, hal yang penting lainnya adalah membekali anak dengan keahlian yang akan mereka butuhkan kelak ketika mereka sudah terjun ke masyarakat.

Di umur 15-21 ini, peran orangtua untuk bersama sama melibatkan anak dalam kegiatan bersama sangat penting. Ajak anak untuk mengakutalisasikan dirinya. Ajak anak beorgansasi dan ikut berkecimpung dalam kegiatan kemasyarakatan seperti Pengajian, seminar, dll.

Nabi kita Ibrahim, Muhammad semua mengajak anak anaknya untuk bersama sama mendakwahkan islam.

Wllahu a'lam bishawab.