Oleh : Abduh Hisyam
Jika anda berada di Purwokerto dan hendak bepergian ke
Tegal, anda tidak akan mendapat bus yang nyaman. Saya bisa pastikan itu. Walaupun jumlah penumpang Purwokerto –Tegal
dan sebaliknya cukup banyak, tidak ada angkutan umum yang cukup nyaman.
Saat tiba di terminal bus Purwokerto , anda akan didekati
dan diserbu oleh para calo penumpang bus.
“Mau ke mana, mas, mbak, pak, Bu?
Mereka akan mengikuti dan saat kita menjawab bahwa kita akan ke Tegal.
Maka saat itu juga kita setengah dipaksa harus naik bus yang sudah ditunjukkan
oleh para calo tersebut.
Sebagian besar bus yang melayani rute Purwokert -Tegal
adalah bus berukuran kecil. Bus
berukuran besar sangat jarang. Bus
dengan ukuran tiga perempat itu ada yang ber-AC, akan tetapi jangan dianggap
bus PATAS. Bus ber-AC ini akan menaikkan
penmpang di tengah jalan, dan jalannya tidak kencang. Para pedagang asongan leluasa masuk dan
menawarkan dagangan kepada para penumpang. Mereka biasanya berpidato terlebih
dahulu dan meninggalkan dagangannya di
pangkuan para penumpang. Cara yang tidak sopan dan sangat mengganggu. Jika anda sedang tertidur, maka para pedagang
itu dengan sengaja akan membangunkan anda, dengan menjatuhkan dagangannya ke
pangkuan anda. Mereka tidak segan
membangunkan anda untuk bertanya apakah anda akan membeli dagangan mereka.
Saat anda menaiki bus, memang di bangku belakang ada
beberapa orang yang sudah duduk. Akan
tetapi ternyata mereka bukan penumpang bus melainkan pedagang asongan. Bus ber-AC
biasanya dilengkapi dengan layar video yang tersu menerus memutar lagu-lagu
dangdut. Silakan anda menikmati para
penyanyi dangdut yang rata-rata berbusana seksi. Tidak jarang volume video itu luar biasa keras. Mungkin volume suaranya benar-benar maksimal. Jika anda duduk bersama kawan, sudah barang
tentu tidak bisa bincang-bincang dengan baik karena suara tape yang luarbiasa
keras. Sekalipun saya sudah meminta
kepada kru bus agar mengecilkan volume sound system, namun mereka tidak
mengecilkannnya. Di sini supirlah yang
berkuasa.
Ketidaknyamanan tidak sampai di situ saja. Di sepanjang jalan, akan bergantian naik
anak-anak jalanan untuk mengamen. Lagu
yang mereka nyanyikan hampir semua sama.
Isinya kadang dengan bahasa kasar, dan didahului dan diakhiri dengan pidato. Anehnya mereka bisa leluasa mengecilkan
volume tape video.
Ucapan mereka seusai menyanyi dengan suara jelek, adalah :
“bagi penumpang agar tidak pura-pura tidur, karena itu tandanya orang
pelit.” Saya pernah jengkel, karena saat
itu saya benar-benar sedang pusing dan ingin tidur. Untung saya bisa kuasai diri. Saya sampaikan pesan kepada anda agar
hati-hati menghadapi para pengamen ini, karena mereka gampang tersinggung. Tidak jarang mereka akan mengeluarkan
kata-kata kasar atau kotor kepada anda. Para
pengamen itu setelah meminta uang kepada para penumpang banyak yang tidak
langsung turun, melainkan ikut duduk di bangku penumpang, sambil memainkan alat
music yang mereka bawa. Kru bus pun
tidak meyuruh mereka untuk turun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar