09 Maret, 2014

Perjalanan Purwokerto - Tegal



                                                             Oleh : Abduh Hisyam
Jika anda berada di Purwokerto dan hendak bepergian ke Tegal, anda tidak akan mendapat bus yang nyaman. Saya bisa pastikan itu.  Walaupun jumlah penumpang Purwokerto –Tegal dan sebaliknya cukup banyak, tidak ada angkutan umum yang cukup nyaman. 
Saat tiba di terminal bus Purwokerto , anda akan didekati dan diserbu oleh para calo penumpang bus.  “Mau ke mana, mas, mbak, pak, Bu?  Mereka akan mengikuti dan saat kita menjawab bahwa kita akan ke Tegal. Maka saat itu juga kita setengah dipaksa harus naik bus yang sudah ditunjukkan oleh para calo tersebut.
Sebagian besar bus yang melayani rute Purwokert -Tegal adalah bus berukuran kecil.  Bus berukuran besar sangat jarang.  Bus dengan ukuran tiga perempat itu ada yang ber-AC, akan tetapi jangan dianggap bus PATAS.  Bus ber-AC ini akan menaikkan penmpang di tengah jalan, dan jalannya tidak kencang.  Para pedagang asongan leluasa masuk dan menawarkan dagangan kepada para penumpang. Mereka biasanya berpidato terlebih dahulu dan meninggalkan  dagangannya di pangkuan para penumpang. Cara yang tidak sopan dan sangat mengganggu.  Jika anda sedang tertidur, maka para pedagang itu dengan sengaja akan membangunkan anda, dengan menjatuhkan dagangannya ke pangkuan anda.  Mereka tidak segan membangunkan anda untuk bertanya apakah anda akan membeli dagangan mereka.
Saat anda menaiki bus, memang di bangku belakang ada beberapa orang yang sudah duduk.  Akan tetapi ternyata mereka bukan penumpang bus melainkan pedagang asongan. Bus ber-AC biasanya dilengkapi dengan layar video yang tersu menerus memutar lagu-lagu dangdut.  Silakan anda menikmati para penyanyi dangdut yang rata-rata berbusana seksi.  Tidak jarang volume video itu luar biasa keras.  Mungkin volume suaranya  benar-benar maksimal.   Jika anda duduk bersama kawan, sudah barang tentu tidak bisa bincang-bincang dengan baik karena suara tape yang luarbiasa keras.  Sekalipun saya sudah meminta kepada kru bus agar mengecilkan volume sound system, namun mereka tidak mengecilkannnya.  Di sini supirlah yang berkuasa.
Ketidaknyamanan tidak sampai di situ saja.  Di sepanjang jalan, akan bergantian naik anak-anak jalanan untuk mengamen.  Lagu yang mereka nyanyikan hampir semua sama.  Isinya kadang dengan bahasa kasar, dan didahului dan diakhiri dengan pidato.  Anehnya mereka bisa leluasa mengecilkan volume tape video.
Ucapan mereka seusai menyanyi dengan suara jelek, adalah : “bagi penumpang agar tidak pura-pura tidur, karena itu tandanya orang pelit.”  Saya pernah jengkel, karena saat itu saya benar-benar sedang pusing dan ingin tidur.  Untung saya bisa kuasai diri.  Saya sampaikan pesan kepada anda agar hati-hati menghadapi para pengamen ini, karena mereka gampang tersinggung.  Tidak jarang mereka akan mengeluarkan kata-kata kasar atau kotor kepada anda.  Para pengamen itu setelah meminta uang kepada para penumpang banyak yang tidak langsung turun, melainkan ikut duduk di bangku penumpang, sambil memainkan alat music yang mereka bawa.  Kru bus pun tidak meyuruh mereka untuk turun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar