19 Maret, 2014

Kisah Aisyah mengayuh becak ada di sekitar kita

Kalo kita baca kisah aisyahdi medan, mengayuh dan tinggal di becak, sambil merawat ayahnya yang sakit, orang normal pastilah terenyuh. Kecuali jika anda si bebal. kecuali jika mungkin anda pejabat yang bagi2 IPOD seharga 700 ribu kepada 2500 undangan.

Dimana letak empatinya? disaat Aisyah mau mendapatkan rumah saja tak bisa? di seberang sana di Ibu kota pejabat malah bermewah mewahan bagi bagi souvenir IPODseharga 700rb. Presiden  SBY saja souvenirnya cukup sederhana, begitupun Hatta rajasa, tas rotan mungkin sekitar harga 50 ribuan. Lha ini Sekretaris MA???

Mau ngeles? oh..itu hadiah dari si besan, yang ternyata sudah almarhum, ngeles lagi oh itu trenyata si mantu seorang pengusaha. Hemm, Aburizal Bakri juga pengusaha, tapi tidaksemewah itu souvenirnya.

Okelah mari kita tinggalkan para pejabat indonesia yang hedonis itu, kembali kita ke cerita Aisyah, Aisyah gadis sekecil itu mestinya harus menikmati masa kanak kanaknya, seperti anak lain, bermain dan mengenyam pendidikan gratis, tapi apalah daya, dia lebih memilih merawat ayahnya yang sakit. Sungguh anak yang berbakti. Dia mempunyai kecerdasan emosional yang baik, mungkin disisi lain, dia tak mendapatkan ilmu seperti anak anak yang beruntung lainnya, tapi dia sudah mendapatkan tujuan pendidikan yang sebenarnya, memanusiakan manusia, yah...apalah artinya sekolah tinggi tinggi jika dia tak punya empati, jika dia tidak bisa memanusiakan manusia. Oh sungguh si Aisyah gadis yang luarbiasa.

Di sekitar kita pasti ada anak anak seperti Aisyah, bisalebih tragis, atau lebi baik keadannya. Masih banyak orang orang miskin di negri bedebah ini.

Aku mempunyai tetangga, dulu di pernah bekerja di rumahku, sekarang sudah tidak lagi, namanya yu sop, mungkin aku pernah bercerita di blog ini.

Anak yu sop berjumlah 6. Sekarang sudah bercerai, dan tinggal di rumah kontrakan , berdinding kayu (gedeg).

Kini karena harus merawat anaknya yang kecil, yu sop tak bekerja lagi dan harus menghidupi ke 6 anaknya. Alhamdulilah 2 anak sudah bisa bekerja di batam, dan sedikit bisa membantu kebutuhan yu sop. Kini Yu sop tinggal dengan ke 4 anaknya, dan tambah 1 bonus, harus merawat ayahnya yang sakit di gubug berukurun 3x3.

Kemarin aku berkunjung kesana, sekedar membawa oleh oleh
tian dan adiknya diatas tempat tidur sedang menikmati indomie


kamar anak anak yu sop, dan satu lemari seadanya, itu baju kak yasmin untuk seni, masih bagus kan?

Kontrakan kecil itu ada 3 kamar, 1 ruang untuk tidur ayahnya, 1 ruang untk tidur yu sop dan anak anaknya yang berjumlah 4, dan satu ruang dapur.

Semoga keadaan yu sop lebih baik lagi, dan aku  diberi kemudahan rizki untuk bisa berbagi dengan yang membutuhkan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar