12 Juli, 2012

Jangan MINDER jika terkena TBC

Tadi malam, karyawan saya mengabarkan bahwa, mantan tetangga kami dulu, Mas Ijun  yang sekarang sudah pindah rumah, meninggal.Innalillahi wainnailaihi roji'un. Dua bulan yang lalu sebenarnya kami ingin menjenguk nya, kebetulan aku tak sengaja bertemu dengan istrinya di sebuah acara pernikahan. Dan kami cukup banyak mengobrol, dia bercerita bahwa suaminya sekarang sedang sakit, dan sudah dua bulan tidak bekerja, dia bercerita suaminya mengidap TB, dan diketahuinya baru baru saja, TB suaminya tersebut menular ke 2 anaknya dan juga istrinya, alhamdulilah semua sudah tertangani dan sudah sehat. Sedangkan kondisi suaminya yang berperawakan kurus tersebut ternyata sudah parah, dia memeriksakan penyakitnya ketika TB nya sudah akut.

Dua hari yang lalu, aku ke petanahan, untuk mengurus usaha konveksi milik Nasyiatul Aisyiyah. Kebetulan  disana sambil melihat kondisi Ibu temanku yang sedang sakit. Ibunya mba Kus sudah sebulan ini bolak balik rumah sakit sampai  dibawa ke jakarta. Awalnya tidak pernah sakit, kebetulan  sebulan yang alu, beliau sempat jatuh, sampai kakinya patah dan akhirnya menggunakan Krek .Selepas peristiwa itu, beliau sering pusing, tidak bisa tidur, kondisi lemah.Dan Dokterpun mengindentifikasi bahwa Ibu mba kus terkena Thypus, akhirnya setelah beberapa kali pemeriksaan ditemukan kuman TB dalam tubuhnya.
Sudah sebulan ini Ibunda mba kuss meminum Obat TB yang harus rutin diminum selama 6 bulan.
Sepertinya penyakit TB ini cukup membuat syok Ibunda mba kus, karena beliau tidak pernah menyangka, batukpun tak pernah.

14 tahun lalu, ketika anakku nadia, beumur satu tahun, aku memberinya asi eksklusif selama 6 bulan dan aku menyusinya selama 2 tahun, dalam perjalanan di  umurnya yang ke 8 bulan, berat badan nadia tak kunjung naik,hampir setiap bulan terkena flu dan batuk,  dan ketika aku memeriksakan ke dokter anak di Yogyakarta, dia divonis dengan penyakit Flek.
Setelah aku tahu, ternyata sesungguhnya penyakit flek ini tidak ada, yang ada hanya TB, mungkin istilah "Flek" ini muncul agar orang tidak malu, bahwa anaknya menderita TB.
Aku agak bingung, di rumah kami tidak ada yang merokok, dan tidak ada yang terkena TB, tertular dari siapakah nadia?


5 taun lalu, suamiku batuk batuk terus, ketika beliau batuk, ada bercak darah di dalam dahaknya. langsung suamiku periksa ke dokter THT, Apa yang dikatakan dokter THT?. "Makanya kalo batuk jangan keras keras, and jangan merokok ya" katanya
Suamiku pun bingung karena dia tidak merokok.
Setelah tak ada jawaban memuaskan, beliau pergi ke dokter biasa (bukan specialis). Dan setelah berbincang dengan dokter biasa ini,si dokter  ini pun mengatakan, "coba berhenti merokok" Kembali suamiku pun pusing karena memang beliau tidak merokok.Akhirnya  si dokter  ini menyarankan untuk rontgen dan periksa ke dokter peyakit dalam.Dan hasil dari rontgen tersebut, mengabarkan bahwa, Suami POSITIF  terkena TB.

Akhirnya suami berobat rutin selama 6 bulan, dan dinyatakan sembuh, dan dari kejadian ini, aku urutkan, mungkin Tb yang diderita Nadia  anakku  karena tertular oleh suamiku.
Aku tidak pernah menyangkanya. Sungguh!!

Suamiku yang tidak merokok, terkena TB.kenapa bisa?Mungkin suamiku adalah perokok Pasif, Hampir semua teman temannya waktu kuliah merokok. Ketika aktif di Partai teman teman nya juga banyak yang merokok, ya hampir setiap hari terpapar asap rokok.

Dari semua kejadian diatas, aku mengambil kesimpulan betapa penyakit TB ini adalah penyakit yang cukup berbahaya, dia bisa menyerang siapa saja, miskin atau kaya, laki laki atau perempuan, anak anak ataupun dewasa,  karena penularannya lewat udara.
Dan penyakit ini bisa mengurangi daya tahan tubuh penderita hingga jika tidak tertolong bisa menimbulkan kematian seperti tetangga kami.

Tapi sayangnya, banyak yang tidak percaya diri alias minder jika terkena TB, bukannya memeriksakan tapi malah mencoba menutupi. Karena memang kesan dari penyakit ini adalah, penyakit kalangan bawah, dan memalukan. Padahal disaat  kita berkomunikasi,  dengan kalangan manapun, penyakit itupun bisa segera menular.apakah kita akan selalu menutup hidung ketika berbicara dengan orang lain? Lucu juga kan?Kita pastinya husnuddon jika bertemu dengan orang lain.

Apa TBC ini harus diganti namanya ya, biar orang tidak malu untuk memeriksakan diri?
Dan sampai sekarang  proses pengobatannya memang memerlukan kesabaran bagi penderitanya. Obat harus diminum selama 6 bulan setiap hari , dan banyak yang mogok ditengah jalan, apalagi untuk anak anak, itu adalah perjuangan yang berat, aku teringat ketika harus memberi obat setiap hari pada bayiku nadia waktu umur 8 bulan, sungguh menyedihkan...Tapi akhirnya sekarang sudah sembuh.

Sekarang aku sedang batuk dan flu, seminggu yang lalu aku juga batuk dan flu, aku khawatir, aku terkena infeksi ini, Mungkin saja bukan?.Siang ini aku berencana memeriksakan diri ke dokter. Terkena Kuman TB atau tidak?. Diketahui sejak ini pastinya lebih baik daripada terlambat bukan?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar