14 Juni, 2015

Cari Hotel Murah di Jogja? bisa coba Hotel Trim Tiga...:)

Kemarin  Hunting Hotel  untuk nadia  dan teman2 nya yang  lokasinya ada di dekat MUHI. mereka mau ujian masuk UI, dan harus cari penginapan di dekat MUHI. Paling ya di Jl AM Sangaji. Setelah searching, nemunya Ndalem Suratin dan Trim Tiga itu yng ada di Internet ya..ya, tentunya yg harga menengah ke bawah.... Kita memang cari yang murah meriah..... Kan Lagi krisis....yah sejk joko widodo jadi presiden, hidup semakin sulit, jadi harus menurunkan kesenangan hiks hiks....
tapi biar anak juga prihatin, bersusah2 dahulu bersenang2 kemudian, nanti kalo sudah sukses , silahkan nginap di hotel Bintang 10 juga boleh...:)))

Okey, setelah googling, ndalem suratin kamarnya sempit, Sudah dicari2 Hotel Trim 3 gak ada juga gambarnya. Adanya Hotel Trim 1 dan 2 yang ada di jalan Malioboro. Itupun mukanya doang.

Nah, makanya aku kemarin foto2 kamar di Hotel Trim Tiga, agar orang2 yang mau menginap paling tidak tahu lah bagaimana suasana kamarnya. untuk kamar dengan tarif 150.000,- kamar mandi dialam, kasur dua, ya , menurutku standar lah. memang suasan hotelnya biasa, tidak asri seperti ndalem suratin, tapi tujuan kita memang bukan berlibur, hanya cari tempat menginap semalam saja untuk istirahat.

Di ndalem suratin, harga 150.000,- kasur hanya satu, dan kamar mandi diluar. JAdi pilihanku lumayan tak meleset, karena teman nadia yang ikut ada dua. JAdi satu kamar dibuat untuk 3 orang.

Ini Kamar2 di Hotel Trim Tiga, tarif paling murah...:), cocok untuk backpacker seperti saya...:)
tapi tidak cocok untuk roro fitria hohoho sopo kuwiiii

cekidottt...











#Shalat Shubuh Berjamaah #25 #26 #27....dst

Wah sudah lama tak posting Shalat shubuh berjamaah, meski tak posting,  shalat tetap lanjut, tulisan nya sudah melebihi 21 kali, pastinya sholatnya jamaahnya sudah hampir sebulan lebih... jadi insyaalah sudah bisa menjadi kebiasaan positif.
Itu meneurut seorang Peneliti bernama Dr. Maxwell Maltz, seorang Dokter dan juga pakar transformasi  yang menulis buku Psikocibernetik. 
Dan telah menjadi acuan  banyak tokoh sukses di dunia.
Jika kebiasaan sudah dilakukan lebih dari 21 hari, bisa menjadi kebiasaan positif...begitu juga sebaliknya...:)))

Ada juga yang mengatakan harus 90 hari, tapi aku lupa namanya.

Jadi untuk sementara, postingan Shalat Shubuh Berjamaah di stop dulu, tapi nanti kalo lagi Mood boleh dilanjut lagi kok..:)

Apakah itu sebuah MITOS?
Buktikn saja sendiri...hehe, bagiku kebiasaan baruku shalat shubuh berjamaah di masjid bersama keluarga, banyak memberikn nilai positif.

Ada postingan dr Kompasiana sbb :

Mitos tersebut sumbernya dari buku Dr. Maxwell Maltz, seorang ahli bedah plastik. Pada tahun 1960 Mazwell mengamati pasien-pasien yang diamputasi. Ternyata mereka memerlukan waktu rata-rata 21 hari untuk beradaptasi terhadap kehilangan anggota tubuhnya. Berdasarkan pengamatan tersebut, Maxwell mengambil kesimpulan pendek bahwa manusia memerlukan waktu sekitar tiga minggu untuk mengadaptasikan diri terhadap perubahan-perubahan di dalam hidup.
Ada penelitian terbaru dari Phillippa Lally dari University College London yang dipublikasikan dalam European Journal of Social Psychology. Ternyata waktu yang diperlukan untuk menciptakan habit itu bervariasi tergantung tingkat kesulitan perilaku yang diinginkan, kurang lebih antara 21 hari-66 hari (sekitar 2 bulan) waktu yang ditetapkan menjadi batas yang universal.

Jadi setelah 21 hari lebih, sementara postingan Shalat shubuh berjamaah berhenti dulu okey...nanti sambung lagi...banyak hal y menarik sebenarnya setiap shalat disana. ...

02 Juni, 2015

Shalat Shubuh Berjamaah #24 TEORI DARWIN....again?

Pagi ini shalat shubuh berjamaah, jamaah putri  empat, disana jamaah laki laki cukup banyak ada  11 orang. Jadi total jamaah berjumlah 15 orang. Suamiku Kultum tentang Sejarah Nabi, bahwa kita sebagai umat Islam hendaknya harus membaca paling tidak minimal 1 buku tentang sejarah nabi. Karena Nabi Muhammad lah yang menjadi teladan kita.

Selepas dari jamaah shubuh, seperti biasa, kita mium teh. Aku membaca artikel di Republika, bahwa Mark zugerbeg  (tulisan nya salah ya) hehe sedang membaca buku Ibnu Khaldun.

Kata suamiku, ah gak usah gumun?.
Kalo aku terus terang gumun, karena aku sendiri yg orang Islam gak pernah membaca buku Ibnu Khaldun, eh Mark yang Yahudi malah baca bukunya Ibnu Khaldun.

Tuh, ada bukunya, di rak, " kata suamiku.

Bapak sudah baca semua?. belum, tapi sudah sedikit. katanya

Yah itu mah kalah sama Mark Zugerbeg, kataku.

Mulailah terjadi diskusi, suami bercerita bahwa sebelum Darwin bicara teori Evolusi, Ibnu Khaldun sudah mengatakan nya.

TEORI DARWIN, jika membicarakan ini, kami berdua selalu tak sependapat. Entah aku yang salah faham, atau dia yang salah faham aku tidak tahu.

Aku menimpali, Gak mungkin Ibnu Khaldun bilang Manusia berasal dari Monyet, kataku tendensius,

Lho siapa bilang? Eh jangan begitu Darwin tak pernah bilang Manusia dari Monyet?.katanya menimpaliku
Lho bapak bilang Manusia dari Monyet,Kataku. 'Ah enggak" katanya

Tapi aku prnah mendengar, bapak bilang manusia dari monyet, kataku gak mau kalah

Ok, cukup....Jadi kalo selama ini Darwin tidak pernah mengatakan Manusia dari Monyet, berarti para pengikutnya yang menfitnah Darwin, kataku, Kasihan sekali darwin.

Aku selalu emosional jika mendiskusikan masalah "Teori evolusi darwin "ini. Sudah berkali kali, jika diskusi tentang darwin jatuhnya ribut hahahah.
Karena Aku menolak  Pernyataan "Manusia berasal dari Monyet "
Dari pemikiran saja sudah tak masuk akal.

Tapi jika bicara  Evolusi bahwa dulu kera  kecil karena cuaca atau lingkungan menjadi besar aku bisa menerima teori evolusi tersebut. Pada dasarnya Al Qur'an juga sudah mengatakan nya. Bahwa Manusia itu terbentuk melalui sebuah proses....

Dari dialog yang tak peernah bertemu antara aku dan suamiku tersebut, ada sebuah pertanyaan di web dengan jawaban yang mudah difahami, dan aku cocok. Mungkin jawaban ini bisa menjelaskan Teori Evolusi menurut pandangan ku ya....:)


ini dia diaognya :, semoga suamiku baca, dan bisa memahami yang aku maksudkan, soalnya kalo sudah bicara, pasti jatuhnya berdebat dan jadi berantem hahahah....Aku gak maksa agar pendapat kita sama....tapi inilah pendapatku yang aku imani, dan sesuai dengan akal fikiran ku yang terbatas ini


Manusia Berasal dari Kera? 
Wed, 14 January 2015 08:40 - | Dibaca 4.227 kali | Bidang aqidah
Assalamu'alaikum
Pak Uztad, saya mau tanya!
Menurut sejarah, manusia awalnya atau nenek moyang manusia itu sejenis kera! Tapi kalau manurut Islam manusia itu berawal dari Nabi Adam! Kalau menuut Pak uztad, sebenarnya manusia berawal dari mana?
Sekian pertanyaan saya, mohon maaf atas kesalahan yang dsaya perbuat yang disengaja maupun yang tidak disengaja!
Wassalam
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
Sejarah tidak pernah mengatakan bahwa asal manusia itu dari kera. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mengatakan hal seperti itu, kecuali Charles Darwin dan para pengikutnya. Namun kemudian Darwin sendiri akhirnya meragukan hal itu setelah melihat beberapa fakta nyata.
Walhasil, kalau pun di dalam pelajaran sekolah anda masih saja ada pelajaran seperti itu, hal itu membuktikan bahwa memang kurikulum pendidikan di negeri ini kurang bisa menyerap perkembangan zaman.
Sebab teori yang menyebutkan manusia berasal dari kera sudah tumbang sejak lama. Teori itu sendiri dicetuskan di abad ke-18, abad di mana dunia ilmu pengetahuan masih sangat primitif, kuno, konvensional dan ortodox. Boleh dibilang pada teori itu masih merupakan imajinasi tentang asal-usul manusia, ketimbang sebuah ilmu pengetahuan.
Kelompok pengikut Darwin ini sering juga disebut dengan istilah evolusionis, yaitu orang-orang yang kerjanya mereka-reka teori yang sebenarnya belum pernah terbukti secara empiris.
Kalau kita bandingkan nilai kemutlakan dan keshahihannya, sangat jauh dari keshahihan Al-Quran, Shahih Bukhari atau Shahih Muslim. Sebagian orang yang lurus pemikirannya menyamakan teori bahwa manusia berasal dari kera itu sejajar dengan cerita tentang Cinderella, Pinokio, Puteri Salju dan seterusnya.
Anehnya, rekaan seperti ini kemudian dibuat lukisannya. Juga dikarang beragam kisah ceritanya. Tapi sayangnya, satu pun lukisan itu tidak pernah ada yang asli. Semua hanya rekaan belaka.
Sayangnya, meski masih berupa rekaan, imaginasi bahwa manusia berasal dari kera masuk ke dalam buku-buku pelajaran sekolah, dengan judul keren: 'Teori Evolusi'.
Padahal ilmu pengetahuan modern membuktikan bahwa tidak pernah terjadi evolusi, yaitu perkembangan makhluk hidup dari satu wujud berubah secara berproses menjadi wujud yang lain yang 100% beda.
Kalau sekedar kawin silang antara kuda dan keledai lalu menjadi bagal, sejak dulu orang sudah tahu. Tapi belum pernah ada kuda punya cucu harimau. Sebagaimana tidak pernah ada semut punya keturunan gajah.
Bukti yang paling sederhana untuk membuktikan betapa tidak masuk akalnyateori evolusi adalah bahwa sampai hari ini tidak pernah ditemukan fosil makhluk yang sedang berproses dari kera lalu menjadi setengah manusia. Atau dari setengah manusia menjadi manusia sempurna.
Banyak fosil kera kita temukan di mana saja di muka bumi ini. Juga fosil manusia sempurna, ada di mana-mana. Tapi fosil makhluk setengah manusia setengah kera, tidak pernah ditemukan. Padahal katanya evolusi, pasti ada tenggang waktu ribuan atau jutaan tahun, mengapa kita tidak pernah menemukan fosil manusia setengah kera? Mengapa ada missing link, seolah semuanya lenyap begitu saja, lalu tiba-tiba muncul generasi manusia?
Yang heran bukan hanya kita di abad 21 ini, tapi di masa hidupnya pun Darwin sebagai pencetuskan ide itu pun keheranan. Karena itulah kemdian diameragukan teorinya sendiri.
Kemudian, seharusnya para evolusionis pun menjawab sebuah pertanyaan, sejak kapan muncul makhluk sempurna seperti manusia? Lalu mengapa sekarang manusia tidak terus berevolusi menjadi jangkrik atau jadi kecoa? Mengapa proses evolusi berakhir pada titik manusia? Mengapa di tubuh manusia modern tidak pernah tumbuh sayap, insang, gading atau belalai?
Teori evolusi dengan aqidah bahwa asal manusia dari kera adalah sebuah hayalan klasik para pemimpi di abad 18. Terpisah jarak waktu 3 abad dengan kita yang modern. Mengapa kita masih saja merujuk ke sana? Ilmu pengetahuan modern sudah membuktikan bahwa DNA tiap makhluk hidup sangat rumit dan unik, namun sangat teratur. Tidak mungkin sebuah DNA mengalami proses evolusi begitu saja secara kebetulan.
Yang menolak teori evolusi bukan hanya Al-Quran dan umat Islam, tetapi semua agama di dunia ini sepakat menolaknya. Bahkan para ilmuwan dan saintis pun muttafaqun 'alaihi untuk menolak ide itu.
Tidak sedikit para ahli yang menyatakan bahwa ide manusia berasal dari kera itu hanya sejajar dengan hayalan tentang petugas lab yang ketumpahan zat kimia tertentu, lalu berubah jadi Hulk, si makhluk hijau. Atau berubah menjaadi The Flash, si manusia cepat rekaan film Holywood.
Buat anda sebenarnya tidak harus repot-repot pakai Al-Quran, cukup ilmu pengetahuan modern saja, sudah mampu mementahkan hayalan tentang manusia dari kera. Toh para evolusionis itu tidak percaya kepada Al-Quran, jadi buat apa mematahkan mereka dengan sesuatu yang tidak mereka percayai?
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc