29 Desember, 2016

Kenangan Aksi Damai 212

Perjalanan aksi superdamai 212 kali ini lebih banyak diikuti peserta dibandingkan aksdi dmai 411 .Jika peserta aksi damai 411 hanya 4 orang perempuan dr kebumen, kini 12 orang perempuan yaitu Saya, mba ani, irwanti, wiwik, ibu hajjah hayatun masudi (ibuku), ibu mundir hasan, ibu herniyatun ketua stike, anak saya nadia ela, mba asna dari pku sruweng, mba ambar dan mba upi dr pca sruweng.   Jika di prediksikan aksi dmai 411 yang lalu sekitar 4 jutaan, kini mungkin jumlahnya sekitar 7 jutaan.Suami tak isa ikut karena ada tugas mengisi pengajian di tegal.Tapi belliau sangat mensuport kami.Beliau mengantar kami sampai di Masjid Baiturahman dan mengantarkan dengan memimpin doa perjalanan agar lancar.

Ibu, Aku, suami dn anakku nadia berfoto sebelum berangkat menuju aksi damai 212





Berpose bersama peserta wanita dari keumen, kecuali yg merah, hanya mengantar sauminya.


   Seperti biasa, markas kami ada di Kantor PWM Jakarta, yang beralamat di Jl Kramat Raya Jakarta.Disana banyak  berkumpul peserta aksi damai dari berbagai ormas ,paling banyak dari ormas muhammadiyah tentunya ataupun pribadi yang menginap untuk transit di Kantor PWM.
   Semoga PWM Jakarta diberi keberkahan, karena sudah banya membantu  memfasilitasi para Mujahid  dalam berjuang.Dari mulai menyediakan penginapan, makanan dan minuman yang berlimpah yang di sedikan oleh para donatur pengusaha Muhammadiyah dll.
   Di Kamar kami ada 1 orang mujahidah dari pekalongan, yang berangakt denagn ayahnya.Lalu  3 orang  wanita dari Batang dan 4orang dari Tasikmalaya yang datang secara pribadi.

   Kami bergerak menuju monas mulai pukul 7 pagi, Cuaca mendung saat itu, kadang rintik, tapi kami tetap optimis, beberaapa kawan sudah menyiapkan jas hujan dan payung, serta kantung sampah untuk memungut sampah di jalanan.Kami ingin aksi ini bersih dari sampah, meski tak sempurna, kami hanya bisa melakukan hal kecil dan semoga bisa membuka mata semua orangg bahwa islam cinta kebersihan.

peserta aksi damai 212 dari kebumen 
Setelah sampai di monas 



Selama long march ke monas, ketua rombongan meneriakan Yel yel “La Ila ha illalah, Allahu akbar di ikuti semua peserta. Sesekali mengingatkan agar peserta tidak membuang sampah sembarangan.

Di sepanjang jalan, banyak orang2 yang membagikan air mineral, kurma, snack dan roti secara Cuma Cuma.

Setelah sampai di gerbang monas, Panitia mengarahkan agar barisan perempuan (Akhwat) bergerak ke sebalah kanan, dan barisan pria ke sebelah kiri, kami berpisah dengan rombongan kami.

Di dekat gerbang Monas , kembali kami di manjakan dengan stand stand yang menyediakan air minum gratis, buah buah, jeruk salak, yang berlimpah untuk diambil oleh peserta aksi damai.


para peserta demo dari daerah lain

bersih2 sampah disetiap sudut

aku dan anak ku nadia


ibuku, berhujan2 menuju monas




Kami sampai monas sekitar pukul 08.00. Kami beristirahat sejenak di bawah pohon yang rindang di sekitar monas, sambil menunggu orasi dan  shalat jum’at, kami mengambil air wudhu  untuk shalat dhuha.Disna disediakan tangki untuk berwudhu para jamaah.

Karena di rombongan kami ada yang berusia lanjut, kami putuskan yang berusia lanjut tidak mengikuti kami ke barisan depan, agar tak terkena sengatan matahari yang terik. Jadi hanya kami ber 6 yang shalat jumat di dekat monas.

Kami menunggu orasi dan shalat jumat sambil membaca alqur’an, ada yang berdoa, ada yang mengambil foto dll.
Kami sempat menjumpai Mujahidah dari Ciamis, yang berseragam ungu dan membawa peralatan kebersihan, seperti sapu, dan tempat sampah, mereka meneriakan yel yel dengan kompak, sehingga menarik perhatian para peserta lain.
Akhirnya  waktunya tiba,  orasi dimulai  dari  para tokoh tokoh,  Sebelumnya kami melantunkan lagi indonesia bersama sama. Diawali Ustadz Arifin Ilham , Mendoakan negeri, mendoakan bangsa, mendoakan pemimpin, mohon ampun pada Yang Maha Kuasa. Kemudian Ustadz Hidayat Nur Wahid, tausyiah beliau tentang nasionalisme..membuka mata  kita semua.
berkumpulnya jutaan umat Islam di Monas lantaran membela Alquran dibenarkan oleh undang-undang. Karena itu, aksi Bela Islam Jilid III adalah bukti cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Pertemuan kita bukan anti-NKRI tapi karena cinta NKRI. Mereka semua cinta Indonesia, Bhineka Tunggal Ika dan cinta NKRi," tegas HNW.
Dilanjutkan  Syekh Ali Jaber  yang membaca 12 ayat pertama Al Kahfi, Alhamdulillah saya sudah menyelasaikan al kahfi sambil menunggu shalat jum’at.
Kemudian Habib Abdurrahman Segaf memiimpin membaca Allahummarhamna bil Qur'an dengan dilagukan... semua peserta mengikutinya dengan tertib
Kemudian giliran Ustadz Bachtiar Nasir yang berapi api, Lalu Aa' Gym, seperti biasa, beliau menyejukkan dan lucu. Sesekali mengucap Halooo?  untuk mengetes konsetrasi jamaah .
Beberapa kali saya mengantuk, selain sound system tak terlalu terdengar, entah kenapa saya sangat mengantuk, dua kali saya tertidur dan bangun lagi. Hujan membangunkan saya,itulah rahmat Allah.
Beberpa kali rintik hujan kemudian terang kembali lalu hujan lagi, hujan nya relatif sedang, bukan hujan deras.
Menjelang shalat dzuhur, hujan mulai membesar.. tapi tidak deras
Baru kali ini seumur hidup saya  shalat sembari diguyur hujan.. Luar biasa, sangat syahdu.
Ini adalah ibrah yang luar biasa, khusunya buat aku, yang sering mengeluh jika hujan, hujan adalah rahmat yang harus disyukuri.
Tak satupun jamaah yang lari meninggalkan shalat karena hujan, semua tertib, dan tunduk pada Pimpinan.Dalam Shalat Jumat ini, ditambah qunut Nazilah yang luarbiasa panjang, dan jamaah pun tetap bertahan, hingga selesai.
Bagi Jamaah dari luar kota disaranakan untuk melaksanakan shalat jama’
Selepas shalat Jum’at, kami Pulang.
Jalanan Padat, beberapa relawan kebersihan ada di setiap sudut,  jalan kaki dari Monas ke Kramat sangat padat, berdesak desakaan. Tapi kami menikmatinya. Semua saling mengingatkan untuk sabar dan tidak terprovokasi.
Di sela sela perjalanan, banyak yang menawarkan dagangan gratis, dari siomay, es cream dll

Oya, baru setelah pulang saya tahu teryata ada sambutan dari pak Jokowi. Saya sama sekali tak mendengarnya. Kenapa ya? Mungkin  jarak nya jauh dan suaranya terlalu kecil.

Akhirnya menjelang maghrib kami pulang, sebelumnya ada seorang wanita Tionghoa yang datang ke Kantor dan membagikan mukena bagi para peserta, dia mengajak foto bersama, sepertinya dia bersimpati dengan  aksi kami. Seorang lelaki tionghoa juga naik ke dalam busa dan membagikan roti untuk peserta yang akan pulang ke kebumen. Kami pun mengucapkan terimaskasih.


Wallahu a’lam.