28 Juli, 2013

Lailatul Qodar

Malam ini malam ke  20 puasa ramadhan 1434 Hijriyah.
Mungkinkah malam ini malam Lailatul Qodar?

Tadi siang suamiku kultum di acara arisan keluarga. Lailattul Qodar lebih baik dari 1000 bulan 
1000 bulan kira kira 83 tahun.
Jadi lailatul Qodar lebih baik dari umur hidup manusia pada umumnya.
Orang yang mendapatkan lailatul Qodar adalah orang yang diberi pencerahan, petunjuk, untuk mencari kebenaran dari Al Qur'an.
Jika kita saat ini punya keinginan untuk mendalami al qur'an sebaik baiknya, tidak hanya membaca, tapi tadabbur qur'an, karena al qur'an adalah petunjuk terbaik bagi manusia, mungkin kita salah seorang yang beruntung mendapatkan malam lailatul qadar.
Jika sampai saat ini, kita diberi kesempatan untuk mengenal Al Qur'an, itu adalah suatu hal yang harus disyukuri, karena Al Qur'an adalah jalan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akherat.

Surat Al Qadr 
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.


Selama bulan puasa ini, aku sudah membaca al qur'an , sambil membaca tafsirnya, sampai surat Yusuf.
Baru juz 13, masih ada 17 juz lagi, mudah 2an bisa khatam dalam bulan Ramadhan ini.



Sambel Pecel Yu Sop

Sore itu, sekitar pukul setengah empat, aku terbangun karena ketukan pintu.
"Assalamu'alaikum.....," terdengar suara dari pintu belakang. Suara anak anak. Siapa ya?
Biasanya yang mengetuk dari belakang anak anak yu sop yang akan belajar mengaji. Tapi selama ramadhan ini, mengajinya sementara libur, karena kesibukan ku.
Tapi suaranya si anak anak yu sop, si Senni, adi, dan iyan.
Lalu sambil mengucek mata, aku  mengaca, dan berhias sebentar, lalu kubuka pintu belakang.
Ahhh ternyata benar, Mereka bertiga memberikan sesuatu padaku. "Ini ada titipan dari ibu," kata senni.
"Ohhhh...ya, apa ini, lalu ku buka tempat makanan itu, ternyata sambal pecel.
Tunggu sebentar ya, " kataku pada anaka anak itu.
Lalu aku mengambil makanan sebagai tanda terimakasih, untuk mereka.
"Bilang sama ibu, sampaikan terimakasih , dan salam untuk ibu," kataku. Lalu aku juga memberi sedikit uang jajan untuk mereka membeli takjil buka.
Lalu mereka pun berpamitan,' Assalamu'alaikum, kata mereka."Wa'alaikum salam." kataku.

Aku terharu dengan pemberian sambel pecel dari yu sop, disaat kondisi keluargnya yang kekurangan, dia masih menyempatkan memberi.
Ya, dia hidup dengan 6 anak tanpa suami, rumahpun beralaskan tanah, itupun kontrak.
Dia bercerai dari suaminya, yang mabuk mabukan dan kurang bertanggung jawab.
Alhamdulilah dua anaknya yang sudah dewasa, sudah bekerja, sehingga bisa sedikit membantu keuangan yu sop.

Aku teringat sebuah ayat al Qur'an dalam surat Ali Imran 133 - 134 :

{133} وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

{134} الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.


Yu sop, sudah melaksanakan ayat diatas, dia memberi disaat sempit. Dan itu adalah ciri ciri orang bertakwa.
Luar biasa...semoga aku bisa menirunya...


01 Juli, 2013

Silaturahmi

Badanku agak meriang. Rasanya dingin. Aku memakai jaket tebal, dan tidur menggunakan selimut, pagi menjelang siang itu.
Setelah 3 hari 2 malam menyelesaikan workshop menejemen organisasi dan multimedia Nasyiatul Aisyiyah, alhamdulilah berjalan dengan lancar, aku pulang sampe rumah minggu siang. Dan langsung tewas di kasur. alias tidur.
Paginya, ternyata masih sama, kecapean, dingin, kembung, lemes.
Pagi itu eyang menelpon, untuk mengajak takziah sekaligus silaturahim ke salah seorang tante beliau. tante ibu berarti nenek bagiku.Karena kutunggu tak jua muncul, aku tidur, dan ketika suamiku datang melihatku dalam keadaan tertidur menggunakan jaket dan selimut, dai bertanya : Wah...sakit ya,...aduh sebaiknya ibu gak usah takziah dulu, "
Rupanya tiba tiba eyang datang," Wah mriang apa?" dengan bahasa ngapak nya.
Etok etok mbok,' kata beliau.
Langsung aku bergegas, sebaiknya aku ikut saja, meski badan dingin.
Akupun berhias, dan berkerdudung segera menuju mobil. Akhirnya aku berangkat.
Sampelah kami pada rumah, salah seorang adik nenek ku yang sudah meninggal.
usia nya sudah 90 tahun lebih, badannya sudah membungkuk.
Kudapati beliau sedang menggoreng tempe di dapur, posisi wajan penggorengan dengan kepalanya hampir sama,  karena badan beliau yang sudah membungkuk,tapi  ingatannya masih cukup baik.
Ibu kaget, dan berkata ," Ya Allah mbah, kok menggoreng sendiri, apa tidak ada yang membantu,"? langsung ibuku mengambil alih menggoreng tempe. Lalu akhirnya aku berkata,"Ibu sama mbah saja, nanti ana yang menggoreng," Akhirnya aku menyelesaikan menggoreng tempe nya, sementara Ibu dan Mbah berbincang bincang di beranda belakang rumah.
Mereka berbincang, berpelukan, dan saling memaafkan, ada  beberapa hal yang membuat sedikit hubungan mereka berdua tidak baik, bukan karena mereka berdua, tapi karena ulah orang  lain yang membuat hubungan mereka jadi sedikit bermasalah, aku tahu mereka berdua adalah orang orang yang tulus, Ibuku sama sekali tidak bersalah, justru berendah hati meminta maaf, justru orang yang salah malah tidak. dan itu diluar mereka berdua. Diluar Ibu dan Mbah.
Yah begitulah dunia, akhirnya mereka pun saling memafkan, indahnya silaturahim.
Aku bergegeas pulang, dan ibu berkata ," kita jadi takziah tidak,? ibu sebenranya tidak kenal lho? , Aku bilang, monggo terserah ibu saja,Akhirnya setelah kebimbangan yang melanda ibuku, ibuku memutuskan, Jadi saja, betapa berat menggapai ridho ilahi, sudah niat silaturahim, syetan masih menggoda untuk tidak datang.
Akhirnya kami ke sana, dan bertemu beberapa orang kenalan kami.
Selepas silaturahim dan takziah, ibu mengajak ku makan sup, mungkin karena tahu kondisi badanku yang agak meriang, kami makan di sop ari, dan membawa 4 bungkus untk pulang. Akhirnya kami pulang, dan herannya ketika, silaturahim itu badanku tiba tiba sehat saja.Luar biasa...