10 Januari, 2017

One day One Juz...YES WE CAN


One day one juz sedang populer saat ini. Bagus !!!. Mengajak masyarakat terutama yang beragam Islam, agar membaca alquran minimal 1 jus sehari. Foundernya saya lupa.
Tapi, suami pernah bercerita, Jauh sebelum heboh one day one juz, Pak Amien Rais pernah berceramah, agar umat islam paling tidak harus membaca 1 juz sehari. tentunya sambil  diresapi arti dan maknanya dan dengan diamalkan.

Usut punya usut, itu ada dalam sebuah buku Pak Amien yang sedang dibaca Suami.
Kebetulan aku juga searching, menemukan wawancara pak amien di majalah Hidayatullah, sbb

Kenapa paham pluralisme itu bisa masuk ke kalangan muda Muhammadiyah? Apa karena Muhammadiyah terlalu terbuka atau karena tidak adanya sistem kaderisasi?
Hal ini perlu dipikirkan oleh pimpinan Muhammadiyah. Saya melihat, banyak kalangan muda Muhammadiyah yang sudah eksodus. Kadang-kadang masuk ke gerakan fundamentalisme, tapi juga tidak sedikit yang masuk Islam Liberal. Islam yang sudah melacurkan prinsipnya dengan berbagai nilai-nilai luar Islam. Hanya karena latah. Karena ingin mendapatkan ridho manusia, bukan ridho Ilahi. Oleh karena itu, lewat majalah Tabligh, saya ingin mengimbau kepada anak-anak saya, calon-calon intelektual Muhammadiyah, baik putra maupun putri, agar menjadikan Al-Quran sebagai rujukan baku . Saya pernah tinggal di Mesir selama satu tahun. Saya pernah diberitahu oleh doktor Muhammad Bahi, seorang intelektual Ikhwan, ketika saya bersilaturahmi ke rumah beliau, beliau mengatakan, “Hei kamu anak muda, kalau kamu kembali ke tanah airmu, kamu jangan merasa menjadi pejuang Muslim kalau kamu belum sanggup membaca Al-Quran satu juz satu hari.” Waktu itu saya agak tersodok juga, tetapi setelah saya pikirkan, memang betul. Kalau Al-Quran sebagai wahyu ilahi yang betul-betul membawa kita kepada keselamatan dunia-akhirat, kita baca, kita hayati, kita implementasikan, kehidupan kita akan terang benderang. Tapi kalau pegangan kita pada Al-Quran itu setengah hati. Kemudian dikombinasikan dengan sekularisme, dengan pluralisme tanpa batas, dengan eksistensialisme, bahkan dengan hedonisme, maka kehidupan kita akan rusak. Sehingga betul seperti kata pendiri Muhammadiyah dalam sebuah ceramah beliau, “Ad-dâ’u musyârokatullâhi fii jabarûtih”. Namanya penyakit sosial, politik, hukum, dan lain-lain, itu sejatinya bersumber kepada menyekutukan Allah dalam hal kekuasaannya. Obatnya bukan menambah penyakit, yakni dengan isme-isme yang kebablasan, tapi obatnya itu, “adwâ’uhâ tauhîddullâhi haqqa”. Obatnya adalah tauhid dengan sungguh-sungguh. Jadi, saya juga ingat dengan kata-kata Mohammad Iqbal: “The sign of a kafir is that he is lost in the horizons. The sign of a Mukmin is that the horizons are lost in him.” Saya pernah termenung beberapa hari setelah membaca pernyataan Mohammad Iqbal yang sangat tajam itu. Karena betapa seorang mukmin akan begitu jelas, begitu paham, begitu terang benderang memahami persoalan dunia. Sedangkan orang kafir, bingung dan tersesat.

Lanjut ke lap top.
Nah, sekarang saya sedang berupaya agar, bisa baca qur'an 1 juz sehari. Caranya bertahap, selepas shubuh, habis dhuhur, dan habis maghrib, masing masing sekitar 6 lembar.
Al hamdulillah sudah mulai berjalan.
Bagaimana dengan saudara saudaraku?
Ayo kita mulai kebikan ini...:)


09 Januari, 2017

FPI?

Saya sendiri tidak mengenal FPI secara langsung. Saya kenal FPI dari media.
Media mengatakan FPI itu beringas, kasar, arogan, suka sweeping
Memang sinh yg disweeping Tempat2 maksiat. Kalo orang2 normal yang tidak bikin maksiat rasanya belum pernah mendengar nya.

Dan saya percaya media, tanpa mencoba kritis. Saya sering mengkritik FPI di media sosial saya.
Islam itu ramah dll...

Semua berubah perlahan ketika muncul kasus penistaan agama oleh ahok.
Aku ikut aksi damai 411 dan 212 di Jakarta. Meski bukan dipimpin FPI, tapi perna FPI cukup besar ikut mensuskseskan acara ini.
Dan yang perlu dicatat, tak ada sedikitpun kekerasan yang dilakukan oleh FPI. 2 aksi damai ini berjalan lancar, Kejadian di malam aksi 411 sempat terjadi kerusuhan, dilakukan oleh oknum HMI yang terprovokasi, dan ini yang menjadi catatan penting juga. Justru FPI yang melerai anara HMI dan polisi. Buktinya banyak...ada video dan rekaman dimana mana.

Saya mencoba brsikap adil, aku terlalu percaya media.
Mau komen status nya FPI aku aja gensi banget, takut dicap radixal hahaha, padahal aku kan lembut? :D

Sekarang aku mulai mengikuti akun FPI, beberapa kali retweet, aku gak malu, biar aja org anggap aku RADIX Al...jadi inget kopi nih...huehue..

Beberapa kali memang kali bikin status agak keras, tapi dia memberi ruang untuk komen kok, misal ketika umat islam di ejek dengan onta, dia minta balas dengan babi. Aku koman, jangan..islam tidak begitu...dan banyak juga akun yg komen memperingatkan FPI...

Selanjutnya aku mau lihat perkembanga FPI

07 Januari, 2017

Ar Rum 21

Perbincangan pagi yang menarik, anak ku bertanya kenapa susunan al qur'an agak unik, menurut nya agak sulit jika di indonesia kan.
lalu suami mengatakan sebuah contoh, ada seorang profesor yang menafsirkan surat arrum 21, urutan nya dibalik : Warahmah, Mawaddah, sakinah"

Jika sesuai Al Quran terjemahnya begini

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ


Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Sakinah  dulu, mawaddah  baru wa rahmah.

Aku langusng protes, bahwa yg benar tetap urutan al qur'an " Sakinah, mawaddah baru warahmah

Boleh dong beda dengan profesor?? hehe

Ini menurut pengalaman saja.
Kalo menurut yang aku lihat2 di sekitaran, orang berjodoh tak harus cinta dulu, tapi ketenangan dulu, dengan menikah, orang jadi tenang, meski belum cinta. Setelah tenang, barulah tumbuh rasa kasih lalu tumbuh rasa sayang.
Itu yang dikatakan Allah swt. Tenang dulu, barulah tumbuh kasih sayang

Versi manusia

Contoh saja yg diungkapkan sang profesor tadi, beliau mengatakan,biasanya  yg terjadi di sekitar pernikahan, mereka tumbuh rasa  kasih sayang, baru setelah menikah menjadi tenang.
Kasus, banyak org yang tumbuh kasih sayang, jatuh cinta, akhirnya setelah menikah justru bercerai. Ini yang banyak terjadi sekarang. Mereka menikah dengan diawali rasa kasih, yang bisa jadi rasa itu hanya sekedar nafsu.

Kita lihat orangtua dulu kebanyakan mereka menikah banyak karena perjodohan, akhirnya setelah menikah, timbul ketenangan, dari ketenangan, mereka mulai mengenal dan tumbuhlah rasa kasih sayang itu.Dan mereka justru lebih banyak yang pernikahan nya langgeng

Pernikahan dua orang atas dasar keimanan dan ibadah, akan menimbulkan ketentraman, dan dari ketentraman itu, timbul lah rasa kasih sayang.
Maha benar Allah dengan segala Firman Nya


Allah yang menyusun susunan Al qur'an, pastilah Allah tahu apa hikmah dibalik itu, kita manusia hanya diminta untuk taat saja padaNya..

begitu sedikit perbincangan manarik pagi itu...

Wallahu a'lam bishawab