27 Agustus, 2010

rindu Bapak IV


Jaman ketika aku sd, belum ada yang namanya CD. adanya video.
Bapak membeli alat pemutar video, dan setiap dua minggu sekali tukang penyewa kaset datang, membawakan berbagai macam kaset video, baik filem anak-anak maupun dewasa. kalia tahu kan?Kaset video seukuran batu bata, hanya tidak berat.

setiap tukang sewa kaset datang, dengan membawa tas ukuran agak besar, seprti tas baju, semua anak-anak berkumpul di depan, mimilih
milih kaset yang menarik. Ada filem barat, china, jepang, dan indonesia.

#Filem barat biasanya orangtuaku yang menonton, pernah, ketika bapak dan ibu menonton film dewasa, aku pura2 tertidur, dan mengintip.
tapi sepertinya mereka tidak tahu. tapi waktu itu, aku hanya melihat adegan seorang wanita di tepi pantai sedang memakai bikini, kemudian akupun tertidur...
Aku heran juga, bapak ku adalah seorang yang kaku, meski kaku beliau masih suka menonton filem dengan menyewa beberapa kaset video untuk ditonton.

#Filem China
yah, maksudku disini film yang diperankan oleh orang yang sipit, filem ini biasanya episodenya cukup banyak, sampai 30, jadi luarbiasa tuh penghasilan sang tukang penyewa, kita selalu dibuat penasaran oleh film tersebut.
ada juga filem hongkong, tentang hantu yang lucu, juga filem anak2 tentang komplotan anak2 melawan musuh, disana ada lagunya"I just call to say i love you"
hanya lagu itu yang melekat, filemnya sudah kulupakan...:)

#Film Jepang

nah, film jepang disini, yang dimaksud adalah film robot untuk anak-anak, dari gaban, Google five, sampai sharifan dan masih banyak lagi. menarik sekali rasanya aksi para pejuang kebenaran itu.Semua berseri, dan kami meminjam kaset video sampai serinya selesai, sampai si monster jahat hancur berkeping2 dan melatus, dan kamipun puas...

Aku sering menirukan gaya gaban, sharifan diatas taumpukan tanah liat di pabrik genteng bapaakku, dan aku merasa sebagai pahlawan kesiangan....:)

#Film kartun

film kartun yang sering dipinjam oleh kami diantarnya mickey mouse, disney, tom and jerry, mereka lucu2 sekali.

#Film Indonesia

nah film indnesia, sejauh yang aku ingat, ada beberapa yang kami pinjam, tapi tidak banyak. salah satu yang kami pinjam film dono kasino indro, dan film ateng dan iskak. lainnya tidak ada. Mungkin dulu ada beberapa filem nyi blorong yang diperankan suzanna, tapi bapak tidak meminjamnya, mungkin banyak adegan tidak senonoh dan mistis.

yang sering kami pinjam diantarnya adalah filem Kungfu sampai 30 episode.aku sangat menyukainya, apalagi dengan pemeran pria yang bernama Chung dan fung, ohhh ganteng sekali.

dulu aku bingung namanya Chung dan fung, itu dua orang atau hanya satu orang tapi namanya ada kata dan nya. hehe. waktu aku kecil itu cukup membingungkan lo.

Ada satu filem di video milik bapakku yang berjudul "ben". Rupanya filem itu masih terkenang olehku sampai sekarang. Yah, setelah aku agak besar baru aku sadar ternyata yang menyanyi di soundtrack filem itu adalah penyanyi besar Michael Jackson.lagu itu sangat melekat di otakku. Filemnya juga masih.

Terima kasih Bapak, telah menyewakan aku video film ben....
lagu itu ternyata cukup terkenal...sangat malah...dan aku bangga bisa melihatnya waktu kecil, dan merasakan bahwa lagu itu memang bagus...


rindu bapak III

Putra bapak Ibu :
1.barli Halim
2. navi Agustina
3.farida rimawati
4. fajar fihelmina
5. hamid fuadi
6. hasan Bayuni
7. Fahmi Syarief

Ketika itu, usia ku sekitar 8 tahun. Setiap sore, bapak selalu meyurh kami untuk melakukan puji-pujian. yaitu melafalkan doa kepada orangtua dengan dinyanyikan. kami berempat, kakakku dan kedua adikku, selepas ashar sudah bersiap2 di lantai dua, dan menyanyiak lagu tersebut dengan keras. selepas itu, kami di beri pelajaran mengaji al qur'an. bapak memanggil guru ngaji untu kami, Ada Bapak jadu, dan mas Muhdi. pak jadun sudah agak tua, berjenggot, jadi sangat ustad. kalo mas muhdi, masih muda, kebetulan belaiu, masih family ibu.
Sekarng pak jadun sudah almarhum, dan mas muhdi ada disemarang, menjadi rektor salah satu perguruan tinggi negri di semarang.

Sebelum memanggil guru guru nagji tersebut, bapak mengajari kami sendiri.
Pernah, aku di ajari bapak mengaji al qur'an sampai qur'an tersebut basah kuyup karena linangan air mataku. basah kuyup. rupanya bapak tidak sabar mengajariku membaca al qur'an.
dan mungkin itulah yang menyebabkan bapak memanggil guru nagji tersebut, agar beliau tidak marah2 lagi

tapi aku senang dengan begitu aku bisa membaca al qur'an dengan baik. terimakasih bapak.










Rindu bapak II

Bapakku rupanya sudah cukup aktif di organisasi muhammadiyah, ketika bapak ikut muktamar di ums solo, bapak tertarik dengan gedung indah di sekitar gedung ums, dan gedung itulah pondok assalam solo.
Mungkin bapak mendengar dari beberapa teman, dan kebetulan pondok assalam tersebut, masih ada hubungannya dengan pondok gontor. hampir semua pengajar di assalam adalah alumni gontor.

Dan setelah melalui berbagai referansi, akhirnya bapakku memutuskan untuk menyekolahkan kakak lelakiku ku di pondok tersebut. dan setahun kemu dian, aku menyusul kakakku sekolah disana.

rupanya, sekolah di assalam harus memakai "test masuk", dan itu cukup menhkhawatirkan bapakku. Mungkin bapak khawatir aku tidak diterima. karena yang akan berskolah disana dari seluruh nusantara.

bapak mulai mengajariku bahasa inggris, dan bahasa arab untuk keperluan test.
bapak membelikanku "whiteboard" dan memasangnya di kamar. Aku diminta masuk. dan muailah bappku menuliskan kata2 bahasa inggris di papan white board tersebut.
"Table", beliau menuliskan dan membacakannya dengan keras di depanku
"Chair", 'Spoon"...dan deretan bahasa inggris lainnya.
Kata bapak, ini sebagai persiapan ku belajar disana.
bapak mengajarkannya dengan penuh semangat, seperti layaknya cara mangajar di gontor.
Selanjutnya, bapak menuliskan tulisan dengan huruf bahasa arab seperti "Allahu akbar", "subhanallah", "alhamdulilah" dsb. beserta artinya. dan aku dilatihnya sampai bisa.

dan ketika waktu test tiba, aku sudah sangat siap melaksanaknnya. semua pertanyaan test tertulis aku jawab dengan mudahnya. Diantara kami, dari daerah kami ada 4 orang yang mendaftar ke pondok assalam, dan hanya aku yang lolos. aku bersyukur. Dan sedih juga karena, harus berpisah dengan keluarga.

Aku mulai menikmati hidup di pondok, ketika pertama aku mulai berpisah, aku emangis, sepertinya hari itu sangat lama. dan setelah waktu berlalu, rasa sedih itu hilang, bnar kata novel andrea hirata, waktu akan menyembuhkan luka. waktu akan menyembuhkan kangen.

pelajaran bahasa Inggris dimulai, ustad ridwan mengajar kami. Dia mengatakan dengan keras dan semagat "table'....diulang2 sambil menunujk sebuag meja..."Table"...dan anak2 diminta menirukannya dengan semangat.

aku teringat ketika bapkku mengajariku bahasa inggris di kamar, persis cara mengajar ustad ridwan. yah mengajar ala gontor.
dan aku merasa lebih pintar dari semua, karena akau lebih dulu diberi pelajaran di rumah oleh bapakku. paling tidak aku jd merasa percaya diri.terimakasih bapak.

Rindu bapak I

11 juli 1997 sudah 13 tahun yang lalu, bapak meninggalkan kami semua.
Beliau sudah sakit selama 7 tahun. dan dengan setia ibuku merawatnya.Sakit itu dimulai ketika aku sekolah di sma. Ketika aku masuk sekolah di sma muhammadiyah I jogjakarta, aku masih diantar bapakku. Waktu itu, masih sangat kuingat, bapak menyumbang untuk uang gedung sejumlah 1 juta. Bapak membawa koper berisi uang satu juta. bagiku waktu itu satu juta cukup banyak.yah tahun 1990, aku masuk muhi, setelah sebelumnya aku menimba ilmu di Pondok pesantren assalam solo.
Praktis , aku tidak punya waktu banyak mengenal bapakku sendiri.
Sekolah menengah pertman, aku sudah berpisah dengan orang tua untuk sekolah di assalam, dan dilajutkan di sma muhammadiyah I, terus langsung kuliah. jadi, keintimanku dengan bapakku bisa dirasakan, ketika aku lahir, sampai umur 12 tahun.Dimana aku selalu berada dekat dengan orangtuaku, orang yang telah mendidikku dengan susah payah, hingga aku menjadi seperti sekarang ini.

kenangan masa kecil dengan bapakku yang begitu melekat di otakku adalah, ketika pergi ke dokter gigi. bapakku sangat disiplin kepada anak-anaknya agar selalu menyikat gigi. pernah suatu ketika, gigiku ada yang harus dicabut. Aku takut setengah mati. Tapi dengan segala upaya, akhirnya bapakku membujukku untuk berani ke dokter, dan sebagai bonus aku diberu uang 10.000,-. uang sepuluh ribu waktu aku sd umur 8 tahun sangatlah besar. Dan kenangan itu terpatri hingga sekarang.

Kenangan yang lain, sekaligus kenangan yang cukup pedih, ketika bapkku harus pergi keluar kota. dan beliau menanyakan padaku. Aku mau dibelikan apa? kata bapak. Aku menjawab," sepatu pak, tapi harus yang berwarna merah,". Bapakku dengan semangat mengatakan akan berjanji membelikan sepatu yang harus berwarna merah itu.
Bapakku keluar kota bersama supir yang bernama Jono, memakai mobil chevrolet.
dan betapa kagetnya diriku, ketika menerima kabar, bahwa, bapakku kecelakaan masuk jurang. Aku sedih bukan kepalang, dan ternyata bapakkula yang menderita luka parah, supir tidak begitu terluka. akibat kecelakaan itu, bapakku dirawat di rumah sakit di jogja untuk beberapa lama. Setelah aku besar, aku mulai mngait-ngaitkan kejadian tersebut, apakah permintaan sepatu merahku dengan kecelakaan ada hubungannya? jangan-jangan itu adalah sebuah firasat yang samar. entahlah....kadang2 aku merasa bersalah...keapa aku nekat meminta sepatu merah itu....

Bapakku adalah seorang yang displin dan tegas. hampir semua orang mengatakan hal tersebut. beliau adalah seorang guru, juga pegawai di departemen agama. tapi karena tidak betah menjadi pegawai, akhirnya beliau keluar dan berwira swasta menjadi produsen genteng.

bapak memang jarang bercanda, terkesan kaku, tapi sebnernya dia sungguh sangat mulia. Wjar bila kadang2 sesekali beliau marah. dari pengalamanku diatas, menunujkan meski bapak seorang yang kaku, beliau, masih mau mengantarkan anaknya ke dokter gigi, membelikan sepatu. Kadang cinta dan kasih seseorang disampaikan dengan bentuk yang berbeda2.

Pernah suatu kali, jika ada sesuatu yang lucu, bapak tertawa terbahak2 sampai terpingkal2. kadang2, bapak suka memainkan ketiaknya, memakai tangan dan membunyikannya sehingga, kami semua tertawa.

Atau, kadang, bapak mengucakan kata2 bahasa arab, mungkin dari gontor, yang sangat cepat...sehingga aku kesulitan menirukannya.

dan aku mulai menangis...


24 Agustus, 2010

YU SOP jilid III

Menjelang buka puasa dua hari lalu, ketika aku sibuk2 nya menyiapkan hidangan berbuka, tiba2 ada seseorang mengetuk pintu belakang rumahku. Suaraya agak berisik. Sepertinya ada beberapa orang di sana. ketika ku buka pintu,....benar..ada Bu gono, yu sop, dan 3 anak yu sop yang masih kecil sedang berkumpul di dapan pintu.
dengan terbata bata sambil menangis, Bu gono mengucapkan sesuatu padaku. "Bu, saya mohon, agar yu sop boleh tinggal disini untuk sementara, yu sop diusir oleh suaminya, berikut dengan semua anaknya, kalo tidak mau keluar dari rumah, akan dibunuh dengan pisau,boleh ya bu, maaf sebelumnya, sudah meropatkan ibu,"kata bu gono sambil bergetar.
"oh...begitu, iya iya, gak papa yu, kebetulan di belakang ada kamar, di dalam juga ada, sebenarnya kalo mau, dari dulu dipakai, tapi kan yu sop punya rumah sendiri, ya sudh, sekarang pakai saja kamar karyawan di belakang untuk tempat tinggal sementara yu sop dan ketiga anaknya yang masih balita,"
"terima kasih bu, kasihan drpada yu sop mengontrak gak jelas untuk semntara disini dulu," kata bu gono. iya, iya, gak papa yu," kataku menguatkan.
Aku menanyakan bagaimana kronologinya, sampai yu sop diusir oleh suaminya sendiri. "bagaimana kok bisa seperti ini yu, "kataku. "Gak tau bu, sudah 12 hari ini suami saya marah marah terus, katanyanya badannya terasa panas, kalo banyak orang dirumah, tadi semua di banting, rak piring beserta piring2 nya pecah semua, kami diancam dengan pisau, kalo tetap tinggal dirumah,"ucap yu sop terbata-bata hampir menangis. Aku tahu air mata yu sop sudah mengering. terlalu lama dia mengalami penderitaan berat selama perkawinannya dengan suaminya. Aku tahu. sepertinya dia sudah mati rasa. mati rasa karena begitu banyaknya masalah yang menimpanya. Dia harus bekerja dengan membawa 3 anaknya yang masih kecil2. Dua anaknya yang lain alhamdulilah sudah cukup dewasa, sehingga sedikit bisa membantu orang tuanya. Sebenernya aku tidak tega juga meyuruh dia bekerja, tapi dimana lagi tempat dia mencari nafkah, mana ada perusahaan, atau keluarga yang mau menerima seseorang yang bekerja dengan membawa anaknya yang masih kecil2. anak2nya bandel lagi nakalnnya minta ampun.Sebeneranya karena alasaa kemanusiaan sajalah aku mempekerjakannya sebagai pekerja rumah tangga di rumahku. Aku bisa saja menggantinya dengan yang lain. Tapi bagaimana nasib dia nanti?. pekerjaan tidak punya? suami mabuk, dan tidak pernah sekalipun menafkahi istrinya, kalo merecoki iya. Dan yang paling penting dia adalah tetangga saya paling dekat, kebetulan rumah dia di belakng rumahku dibatasi pagar pabrik.Tapi yang aku herankan mengapa bisa bertahan sampai 19 tahun. 19 tahun hidup dalam neraka. Ternyata neraka di dunia ada juga ya....;-(
"saya sudah bersabar selama 19 tahun bu, saya selalu disalahkan oleh kakaknya yang bernama atun, katanya, saya yang kurang sabar...padala semua orang tahu, tetangga semua tahu bagaimana kelakuan suami saya, yang hanya berjudi, mabuk dan suka memukul," katanya mengungkapkan perasaannya, ketika kutanya apa tidak ada saudaraa yang bisa menengahi pertengkaran itu.
Akhirnya, yu sop membersihkan kamar yang akan dipakai. kebetulan kamar itu kamar istirahat para karyawan pabrik jika lelah selepas bekerja. Ada dipan, ada kasur dan lemari. Cukup untuk yu sop dan 3 anaknya yang masih kecil2. Ketika kutanya dua anaknya yang lain tinggal dimana? yu sop mengatakan Windi dan Fikoh tinggal di rumah pacar fikoh, anak keduanya. kebetulan dia punya rumah sendiri. Aku sebenarnya kurang cocok dengan itu. Aku takut terjadi apa-apa, fikoh usinay masih labl, 16 tahun, usia pubertas, tinggal dengan pacarnya, meskipun kakak laki-lakinya ikut serta. hanya, hal itu sangatlah berbahaya. Bagaimana kalo terjadi sesuatu yang tidak diinginkan? misalnya hamil? itu akan menambah kerpotan yu sop lagi. Ya kita harus berkhusnuddan, laki2 itu bertanggung jawab. tapi bagaimana kalo tidak? Kita tidak tahu. Aku akan berusaha mencari jalan keluar agar mereka tidak hidup bersama. Mungkin itu dilakukan karen sudah tidak punya tempat tinggal lagi.
Aku pelan-pelan memahami, bagaimana yu sop bisa bertahan selama 19 tahu penuh penderitaan itu. Rumah yang ditempati sekarang ini adalah milik suaminya. jadi seandainya diapun memilih berpisah, dia akan bingung tinggal dimana. Suaminya pun tidak mau bertanggung jawab dengan anak-anakya. sunggu luarbiasa kemiskinan itu. Sudah begitu, anaknya banyak sekali, semua ditanggung yu sop.meskipin akhirnya kini dia menumpang tinggal di tempatku, aku berharap ada keyakinan dari su sop, bahwa dia sanggup hidup sendiri. Toh sudah ada tempat tinggal sementara. Meski aku agak keberatan dengan anak-anaknya yang kadang sanagt rribut, dan suka membaut kekacauan di rumah, yah namanya juga anak2. Yu sop sepertinya sudah lelah, sehingga untuk mendidik anakpun dia tidak sanggup.
Aku harap di ramahan ini, yu sop punya rresolusi baru tentang hidupna. entah kenapa, aku cenderung menyarankan agar dia menggungat cerai suaminya yang tidak bertanggung jawab itu.
Dia harus berani. Toh, ada atau tidak ada sama saja, Suami tidak pernah memberi nafkah, baik kepada yu sop, dan anak-anaknya, sering mabuk, berjudi, bermain wanita,sering hutang dan yang membayar tanggungan hutang adalah yu sop. Compeltly Devil.Astaghfirullahal adzim...aku mengelus dada. Betapa berat derita yang kau tanggung yu sop. Apa dosa yang kau laukan hingga nasibmu seperti ini.
setelah ku amati sebenarnya perceraia tidak terjadi di kalangan artis saja, sesungguhnya di kalangan bawah pun banyak sekali perceraian. diantaranya dikarenakan tekanan ekonomi, dan pendidikan.
Disini perempuan harus punya nilai tawar yang tinggi. Dua perempuan yang aku kenal, manta pembantku bernama yu pon, menggugat suaminya, karen suaminya suka main dengan wanita lain. Yu pon punya pekerjaan, meski hanya pembantu, dan rumah milik keluarganya. dan Mba wiwiek, tukang pijatku juga menggugat cerai suaminya karens asuaminya suka memukul dan suka mian wanita. mbak wiwik disini juga punya pekerjaan dan rumah miliknya. sebenarnya tiga wanita ini, Yu sop, Mbak wiwik dan Yu pon sama-sama memiliki pekerjaan, hanya bedanya yu sop tidak memiliki tempat tinggal. dia sendiri disini. mungkin itu yang membuatnya bertahan. dan satu lagi. Yu sop tidak bisa menjaga alat reproduksinya dengan baik. Dia tidak belajar bahwa untuk jaman sekarang dimana keadaan dia yang sangat mikin itu, tidaklah mungkin memiliki banyak anak. mau makan apa? sampai melahirkan 3 anaknya yang kecil-kecil secara beruntun.Dia tidak bisa menjaga dirinya. Coba seandainya dia hanya memiliki 2 anak saja, yang sekarang besar2. Keadaannya tidak akan seburuk sekarang. sekarang anak-anaknya yang kecil2 itu pun harus menanggung korban kekejaman ayahnya yang brengsek itu. setiap hari melihat kekerasan terjadi di depan matanya.
harus hidup kurang layak, dan mungkin kadang-kadang kekurangan makan, tepat tinggal menumpang. Subhanallah...
janganlah kamu meninggalkan anak keturunanmu dalam keadaan lemah.
yu sop yu sop, saatnya kmu harus berubah, kamu punya hak untuk bahagia...dan mengatur hidupmu menjadi lebih baik.
yang sudah terlanjur ya sudah, karena anak adalah titipan Tuhan...
mudah2 an akan ada jaln terang bagimu, hanya sedikit yang bisa aku bantu, mungkin tidak semua nya...tapi mudah2 an akan ada jalan yang lebih baik, jika kita mau berubah...
Yu sop yu sop.....hooooh...sambil mengelus dada...

15 Agustus, 2010

Tadi itu sangat indah

Tadi itu sangat indah
ketika kau memintaku
melingkarkan tanganku di pinggangmu

sederhana, tapi indah
aku mengantarkanmu ke stasiun
memakai motor

coba seandainya
kita naik mobil
kita tidak akan bisa sedekat itu

tadi itu snagat indah
sederhana,
tapi bermakna

aku ingin mengulanginya

I miss u...

12 Agustus, 2010

Petanahan Beach




Pagi itu kami berempat meluncur ke petanahan. tepatnya jam 06.30. Hari itu hari selasa, sehari sebelum puasa ramadhan> kebetulan anak2 libur menjelang puasa, sehingga kita bisa punya waktu bersama menikmati pantai petaahan yang indah.
Sudah lama kita tak mengunjungi pantai ini, enaknya memang ke pantai ketika bukan musim liburan, pantai agak sepi, jadi, kita serasa yang memiliki pantai. Pantai petanahan memang indah, hanya kurang perawatan, banyak sekali sampah disana sini, coba saja dikelola oleh swasta, mungkin hasilnya berbeda. Selama ini pariwisata yag dikelola oleh pemerintah daerah terkesan asal-asalan, tidak terawat, dan rawan korupsi. Kebetulan kebumen baru memilih
bupati baru, aku kan mengusulkan pengelolaan pariwisata kebumen yang cukup banyak
ini agar bisa dikelola lebih baik, sehingga bisa meningkatkan pendapatan bagi masayarakat juga
bagi pemerintah daerah.

Kita bermpat meniikmati hangatnya mentari di pinggir pantai dan bermain ombak sambil berlari-lari, sesekali mengejar kepiting kecil. Sungguh indah pagi itu.

Sambil memandang ombak, aku mengambil foto yang lumayan banyak, cuaca pagi tiu sangat cerah, sehingga hasil fotonya pun indah.

Diantara bereempat, yang paling suka memotret adalah aku. Suka saja mengambil momen
t terjadinya suatu peristiwa. Ekspresi sesorang ketika tertawa, sedih, manyun, jengkel, dll.
celakanya, kadang fotoku jadi sedikit, hehe, karena akulah yang suka memotret, sehingga, ketika aku ingin dipotret, nyuruh2 nya setengah mati.

hemm, suamiku, sussah juga nih diajak bergaya, kalo mau, rayuanku harus maut. hehe
Atau aku yang narsis yah.....
Seringnya, pas akunya oke, dia lagi gak oke, pas dia ok, akunya gak oke....heheheh
ini salah satu gambar kami kemarin..:
Sudah diromantis romantisi, suami malah nyengir...hehe, gak papalah..:D

selepas itu, rupanya perut kami mulai lapar. aku sengaja memasak di rumah dan membawa bekal makanan yang kumasak sendiri. Aku membawa 4 nasi bungkus beriis nasi, sayur sawi dan lauk ayam goreng serta sedikit ikan asin. Hemmm, rupanya, enak sekali makan di pinggir pantai.
kami juga membawa kompor gas kecil, untuk memasak air. Kami menyeduh teh poci dan menikmati hangatnya teh poci sambil memakan martabak goreng dan keju.
Selepas menikmati sarapan pagi, kami menuju desa karang gadung, kami mau melihat proses pembuatan gula jawa.(to be continued)