24 Agustus, 2010

YU SOP jilid III

Menjelang buka puasa dua hari lalu, ketika aku sibuk2 nya menyiapkan hidangan berbuka, tiba2 ada seseorang mengetuk pintu belakang rumahku. Suaraya agak berisik. Sepertinya ada beberapa orang di sana. ketika ku buka pintu,....benar..ada Bu gono, yu sop, dan 3 anak yu sop yang masih kecil sedang berkumpul di dapan pintu.
dengan terbata bata sambil menangis, Bu gono mengucapkan sesuatu padaku. "Bu, saya mohon, agar yu sop boleh tinggal disini untuk sementara, yu sop diusir oleh suaminya, berikut dengan semua anaknya, kalo tidak mau keluar dari rumah, akan dibunuh dengan pisau,boleh ya bu, maaf sebelumnya, sudah meropatkan ibu,"kata bu gono sambil bergetar.
"oh...begitu, iya iya, gak papa yu, kebetulan di belakang ada kamar, di dalam juga ada, sebenarnya kalo mau, dari dulu dipakai, tapi kan yu sop punya rumah sendiri, ya sudh, sekarang pakai saja kamar karyawan di belakang untuk tempat tinggal sementara yu sop dan ketiga anaknya yang masih balita,"
"terima kasih bu, kasihan drpada yu sop mengontrak gak jelas untuk semntara disini dulu," kata bu gono. iya, iya, gak papa yu," kataku menguatkan.
Aku menanyakan bagaimana kronologinya, sampai yu sop diusir oleh suaminya sendiri. "bagaimana kok bisa seperti ini yu, "kataku. "Gak tau bu, sudah 12 hari ini suami saya marah marah terus, katanyanya badannya terasa panas, kalo banyak orang dirumah, tadi semua di banting, rak piring beserta piring2 nya pecah semua, kami diancam dengan pisau, kalo tetap tinggal dirumah,"ucap yu sop terbata-bata hampir menangis. Aku tahu air mata yu sop sudah mengering. terlalu lama dia mengalami penderitaan berat selama perkawinannya dengan suaminya. Aku tahu. sepertinya dia sudah mati rasa. mati rasa karena begitu banyaknya masalah yang menimpanya. Dia harus bekerja dengan membawa 3 anaknya yang masih kecil2. Dua anaknya yang lain alhamdulilah sudah cukup dewasa, sehingga sedikit bisa membantu orang tuanya. Sebenernya aku tidak tega juga meyuruh dia bekerja, tapi dimana lagi tempat dia mencari nafkah, mana ada perusahaan, atau keluarga yang mau menerima seseorang yang bekerja dengan membawa anaknya yang masih kecil2. anak2nya bandel lagi nakalnnya minta ampun.Sebeneranya karena alasaa kemanusiaan sajalah aku mempekerjakannya sebagai pekerja rumah tangga di rumahku. Aku bisa saja menggantinya dengan yang lain. Tapi bagaimana nasib dia nanti?. pekerjaan tidak punya? suami mabuk, dan tidak pernah sekalipun menafkahi istrinya, kalo merecoki iya. Dan yang paling penting dia adalah tetangga saya paling dekat, kebetulan rumah dia di belakng rumahku dibatasi pagar pabrik.Tapi yang aku herankan mengapa bisa bertahan sampai 19 tahun. 19 tahun hidup dalam neraka. Ternyata neraka di dunia ada juga ya....;-(
"saya sudah bersabar selama 19 tahun bu, saya selalu disalahkan oleh kakaknya yang bernama atun, katanya, saya yang kurang sabar...padala semua orang tahu, tetangga semua tahu bagaimana kelakuan suami saya, yang hanya berjudi, mabuk dan suka memukul," katanya mengungkapkan perasaannya, ketika kutanya apa tidak ada saudaraa yang bisa menengahi pertengkaran itu.
Akhirnya, yu sop membersihkan kamar yang akan dipakai. kebetulan kamar itu kamar istirahat para karyawan pabrik jika lelah selepas bekerja. Ada dipan, ada kasur dan lemari. Cukup untuk yu sop dan 3 anaknya yang masih kecil2. Ketika kutanya dua anaknya yang lain tinggal dimana? yu sop mengatakan Windi dan Fikoh tinggal di rumah pacar fikoh, anak keduanya. kebetulan dia punya rumah sendiri. Aku sebenarnya kurang cocok dengan itu. Aku takut terjadi apa-apa, fikoh usinay masih labl, 16 tahun, usia pubertas, tinggal dengan pacarnya, meskipun kakak laki-lakinya ikut serta. hanya, hal itu sangatlah berbahaya. Bagaimana kalo terjadi sesuatu yang tidak diinginkan? misalnya hamil? itu akan menambah kerpotan yu sop lagi. Ya kita harus berkhusnuddan, laki2 itu bertanggung jawab. tapi bagaimana kalo tidak? Kita tidak tahu. Aku akan berusaha mencari jalan keluar agar mereka tidak hidup bersama. Mungkin itu dilakukan karen sudah tidak punya tempat tinggal lagi.
Aku pelan-pelan memahami, bagaimana yu sop bisa bertahan selama 19 tahu penuh penderitaan itu. Rumah yang ditempati sekarang ini adalah milik suaminya. jadi seandainya diapun memilih berpisah, dia akan bingung tinggal dimana. Suaminya pun tidak mau bertanggung jawab dengan anak-anakya. sunggu luarbiasa kemiskinan itu. Sudah begitu, anaknya banyak sekali, semua ditanggung yu sop.meskipin akhirnya kini dia menumpang tinggal di tempatku, aku berharap ada keyakinan dari su sop, bahwa dia sanggup hidup sendiri. Toh sudah ada tempat tinggal sementara. Meski aku agak keberatan dengan anak-anaknya yang kadang sanagt rribut, dan suka membaut kekacauan di rumah, yah namanya juga anak2. Yu sop sepertinya sudah lelah, sehingga untuk mendidik anakpun dia tidak sanggup.
Aku harap di ramahan ini, yu sop punya rresolusi baru tentang hidupna. entah kenapa, aku cenderung menyarankan agar dia menggungat cerai suaminya yang tidak bertanggung jawab itu.
Dia harus berani. Toh, ada atau tidak ada sama saja, Suami tidak pernah memberi nafkah, baik kepada yu sop, dan anak-anaknya, sering mabuk, berjudi, bermain wanita,sering hutang dan yang membayar tanggungan hutang adalah yu sop. Compeltly Devil.Astaghfirullahal adzim...aku mengelus dada. Betapa berat derita yang kau tanggung yu sop. Apa dosa yang kau laukan hingga nasibmu seperti ini.
setelah ku amati sebenarnya perceraia tidak terjadi di kalangan artis saja, sesungguhnya di kalangan bawah pun banyak sekali perceraian. diantaranya dikarenakan tekanan ekonomi, dan pendidikan.
Disini perempuan harus punya nilai tawar yang tinggi. Dua perempuan yang aku kenal, manta pembantku bernama yu pon, menggugat suaminya, karen suaminya suka main dengan wanita lain. Yu pon punya pekerjaan, meski hanya pembantu, dan rumah milik keluarganya. dan Mba wiwiek, tukang pijatku juga menggugat cerai suaminya karens asuaminya suka memukul dan suka mian wanita. mbak wiwik disini juga punya pekerjaan dan rumah miliknya. sebenarnya tiga wanita ini, Yu sop, Mbak wiwik dan Yu pon sama-sama memiliki pekerjaan, hanya bedanya yu sop tidak memiliki tempat tinggal. dia sendiri disini. mungkin itu yang membuatnya bertahan. dan satu lagi. Yu sop tidak bisa menjaga alat reproduksinya dengan baik. Dia tidak belajar bahwa untuk jaman sekarang dimana keadaan dia yang sangat mikin itu, tidaklah mungkin memiliki banyak anak. mau makan apa? sampai melahirkan 3 anaknya yang kecil-kecil secara beruntun.Dia tidak bisa menjaga dirinya. Coba seandainya dia hanya memiliki 2 anak saja, yang sekarang besar2. Keadaannya tidak akan seburuk sekarang. sekarang anak-anaknya yang kecil2 itu pun harus menanggung korban kekejaman ayahnya yang brengsek itu. setiap hari melihat kekerasan terjadi di depan matanya.
harus hidup kurang layak, dan mungkin kadang-kadang kekurangan makan, tepat tinggal menumpang. Subhanallah...
janganlah kamu meninggalkan anak keturunanmu dalam keadaan lemah.
yu sop yu sop, saatnya kmu harus berubah, kamu punya hak untuk bahagia...dan mengatur hidupmu menjadi lebih baik.
yang sudah terlanjur ya sudah, karena anak adalah titipan Tuhan...
mudah2 an akan ada jaln terang bagimu, hanya sedikit yang bisa aku bantu, mungkin tidak semua nya...tapi mudah2 an akan ada jalan yang lebih baik, jika kita mau berubah...
Yu sop yu sop.....hooooh...sambil mengelus dada...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar