27 Agustus, 2010

Rindu bapak II

Bapakku rupanya sudah cukup aktif di organisasi muhammadiyah, ketika bapak ikut muktamar di ums solo, bapak tertarik dengan gedung indah di sekitar gedung ums, dan gedung itulah pondok assalam solo.
Mungkin bapak mendengar dari beberapa teman, dan kebetulan pondok assalam tersebut, masih ada hubungannya dengan pondok gontor. hampir semua pengajar di assalam adalah alumni gontor.

Dan setelah melalui berbagai referansi, akhirnya bapakku memutuskan untuk menyekolahkan kakak lelakiku ku di pondok tersebut. dan setahun kemu dian, aku menyusul kakakku sekolah disana.

rupanya, sekolah di assalam harus memakai "test masuk", dan itu cukup menhkhawatirkan bapakku. Mungkin bapak khawatir aku tidak diterima. karena yang akan berskolah disana dari seluruh nusantara.

bapak mulai mengajariku bahasa inggris, dan bahasa arab untuk keperluan test.
bapak membelikanku "whiteboard" dan memasangnya di kamar. Aku diminta masuk. dan muailah bappku menuliskan kata2 bahasa inggris di papan white board tersebut.
"Table", beliau menuliskan dan membacakannya dengan keras di depanku
"Chair", 'Spoon"...dan deretan bahasa inggris lainnya.
Kata bapak, ini sebagai persiapan ku belajar disana.
bapak mengajarkannya dengan penuh semangat, seperti layaknya cara mangajar di gontor.
Selanjutnya, bapak menuliskan tulisan dengan huruf bahasa arab seperti "Allahu akbar", "subhanallah", "alhamdulilah" dsb. beserta artinya. dan aku dilatihnya sampai bisa.

dan ketika waktu test tiba, aku sudah sangat siap melaksanaknnya. semua pertanyaan test tertulis aku jawab dengan mudahnya. Diantara kami, dari daerah kami ada 4 orang yang mendaftar ke pondok assalam, dan hanya aku yang lolos. aku bersyukur. Dan sedih juga karena, harus berpisah dengan keluarga.

Aku mulai menikmati hidup di pondok, ketika pertama aku mulai berpisah, aku emangis, sepertinya hari itu sangat lama. dan setelah waktu berlalu, rasa sedih itu hilang, bnar kata novel andrea hirata, waktu akan menyembuhkan luka. waktu akan menyembuhkan kangen.

pelajaran bahasa Inggris dimulai, ustad ridwan mengajar kami. Dia mengatakan dengan keras dan semagat "table'....diulang2 sambil menunujk sebuag meja..."Table"...dan anak2 diminta menirukannya dengan semangat.

aku teringat ketika bapkku mengajariku bahasa inggris di kamar, persis cara mengajar ustad ridwan. yah mengajar ala gontor.
dan aku merasa lebih pintar dari semua, karena akau lebih dulu diberi pelajaran di rumah oleh bapakku. paling tidak aku jd merasa percaya diri.terimakasih bapak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar