28 Februari, 2009

Angkringan


Wah,...enak sekali kopinya mas...
kayaknya menikmati banget.
Ini gambar diambil hari Senin, tanggal 20 Februari 2009. Di jalan wates gamping, yogyakarta.
Aku dan mas abduh hari itu mengantar Tetangga kami, bapak Nurlihuddin, untuk memeriksakan mata anaknya yang terkena katarak, rencana akan operasi, tapi masih di tunda. pagi itu kita berangkat berempat., menuju rumah sakit sarjito, Yogyakarta. Selama memeriksa si anak, aku dan suami berencana menonton filem di 21. Filem yang kita cari, Slumdog Milliunore, filem peraih oscar terbanyak. Tapi sayang filem di 21 yang diputar jelek2. Pocong dan sex. hah bosen itu2 melulu. yah kita pulang dengan tangan hampa, dan akhirnya pulang dan kelaparan, mampir di warung padang. Dan Telpon pun berdering, pemeriksaan selesai, dan kita jemput pak nur dari sarjito, menuju rumah eyang di jalan sawit sari untuk sejenak melepas lelah.
karena waktu mepet, kita meninggalkan anak2 dirumah, aku bergegas pulang, dan ketika aku mau membeli oleh2, di sebelahnya ada angkringan, langsung saja mas abduh nangkring di angkringan, memesan segelas kopi jahe dan menyruputnya dengan nikmat. Aku iri, dan memesan segelas wedang jahe. hah,,segar rasanya....
I love you angkringan....dan aku harus segera pulang...
nadia dan jasmine menunggu...

Ujian..Introspeksi diri, banyak memberi...

Sabtu, 28 Februari 2009.

Aku sempatkan shalat malam 11 rakaat. Banyak yang aku adukan pada Tuhan.
Aku memohon, agar diberi kemudahan dalam segala urusanku.
Ampuni segala khilaf dan salahku. Tadi malam aku tidur sendirian, karena suami ada diskusi di jakarta, sebulan sekali, di Paramadina.
Pagi aku menyiapkan sarapan untuk anak-anak.
Jam 07.30, ketika wiwik , pembantu di rumahku datang, wiwik cerita kalo pabrik di kedawung ambruk. Aduh...bathinku, baru sewa sebentar belum ada setengah tahun udah ambruk. yah bagaimana lagi?. Mau menyalahkan sang pemilik, Pak rasimun?..kayaknya gak mungkin. Bahkan biaya memperbaiki pabrik dengan uang sewa setahun, lebih mahal memperbaiki pabrik tersebut. Oh Tuhan, ada saja ujianmu padaku, tapi aku harus tetap kuat...
Masih banyak orang yang diuji dengan kesulitan lebih parah dari hanya sekedar pabrik ambruk.
Hari itu, aku sedih, tapi aku harus mengantar fahmi ke kutowinangun, ada suatu urusan penting, dan dia minta ku menemaninya.
Selepas duhur, santo, mandor pabrik datang, dia membawa kabar baik, ada yang mau beli genteng 4000, morando. Aku sedikit tersenyum, alhamdulilah. Bisa untuk gaji karyawan besok.
dan akhirnya orang tersebut memberi DP. Aku bersyukur,...
Menjelang magrib, aku mendapat telfon dari pak munjari, penunggu pabrik yang aku sewa. Tungku terbakar. Langsung aku berkata : Innalillahi wa inna ilai roojingun, aku harus banyak istighfar hari ini. Banyak yang harus aku bantu mungkin, secepatnya. Kenapa bertubi2 ujian datang. Pabrik ambruk, tobong terbakar...apa lagi, aku khawatir...
Aku mohon petunjukmu ya Allah, agar dilindungi dari hal2 buruk, dan dimudahkan segala urusanku.
Aku ingin suami segera pulang, agar aku bisa curhat ama dia, jadi bebanku berkurang...
Cepat pulang...Cepat kembali jangan pergi lagi...(lagunya marcell)

Tuhan ampuni aku, beri aku petunjuk, mudah2an sedikit ujian ini bisa membuat aku menjadi manusia yang lebih baik, amin...

19 Februari, 2009

Jaipong atau jaipon......

JAIPONG JADI JAIPON..?

Saya salut denga iklan politik PKS, yang menampilkan kliping berita minor tentang partai-partai lain, seperti Golkar dan PDI-P. Iklan itu, menurut pakar komunikasi sangat cerdas. Lewat iklan itu para pemirsa televisi bisa mengetahui kegagalan partai-partai besar. Tak ayal. Iklan itu menuai kritik. Sekalipun demikian tetap saja iklan itu sangat inspiring. Belum lagi hilang heboh iklan poltik tersebut, PKS muncul lagi dengan iklan yang menampilkan remaja-remaja putri tanpa mengenakan jilbab yang sangat gaul. Sekali lagi saya terkagum akan kecerdasan eksponen partai ini dalam mengonsep sebuah iklan politik. Dalam iklan ini PKS hendak memberi kesan sebuah partai terbuka, dan tidak hanya milik mereka yang berjilbab saja. PKS ingin menarik para pemilih pemula dari kalangan remaja. Tugas partai politik adalah meraih suara sebanyak-banyaknya dalam Pemilihan Umum. Dari mana pun suara itu.

Pada diskusi yang saya ikuti di Paramadina akhir bulan lalu, di sana dibahas artikel yang ditulis oleh Julie Chernov, seorang professor ilmu politik dari Amerika. Artikel itu memaparkan kecenderungan dua partai Islam yaitu PKS dan PAS untuk menjadi moderat. Chernov mengatakan bahwa partai-partai politik apa pun selalu berusaha untuk menjadi partai tengah agar bisa menarik banyak suara. Mereka brusaha untuk menjaring suara dari mana pun, tidak lagi dari konstituen tradisonal (cleavage) mereka. Mereka ingin menjadi catch all party, partai yang bisa menjaring semua kalangan. Untuk itu maka dalam strateginya, PKS yang awalnya adalah Partai Keadilan, tidak lagi menyuarakan Piagam Jakarta atau pemberlakuan hukum Syariah. Mereka tidak lagi meyuarakan ideologi Islam , akan tetapi yang mereka suarakan adalah pemberantasan korupsi dan pemerintahan yang bersih. Untuk itu maka jargon mereka adalah: bersih dan peduli.

Dalam Musyawrah Kerja Nasional mereka, diputuskan untuk menerima non-Muslim bukan hanya sebagai kader melainkan juga sebagai pemimpin partai. Tentu saja ini merupakan langkah mengejutkan karena sebagai sebuah partai Islam, biasanya mereka tidak mau mengangkat pemimpin dari golongan lain (non-Muslim). Mereka juga memberi peluang bagi kader perempuan untuk maju menjadi anggota legislative. Tentu saja keputusan ini mengakibatkan munculnya friksi-friksi dalam partai ini, antara yang ideologis dan yang pragmatis. Sekalipun demikian ternyata secara formal, PKS siap dipimpin oleh non-Muslim.

Dalam banyak hal, Partai Islam se-Malaysia (PAS) juga melakukan strategi yang sama. Mereka belajar dari pengalaman bahwa jika didalam kampanye selalu menyuarakan isu-isu Islam, seperti pemberlakuan hukum syariah dan juga hudud, maka mereka ditinggalkan oleh rakyat. Akan tetapi jika mereka tidak menyuarakan hal-hal berbau syariah dan sebaliknya menyuarakan isu-isu universal seperti pengangguran, maraknya kriminalitas, dan korupsi di pemerintahan, mereka akan mendapat banyak dukungan.

Apakah perubhaan strategi ini diikuti dengan perubanah ideologi? Chernov tidak menjawab dengan tegas, akan teapi ia mengatakan bahwa perubahan strategi akan diikuti dengan perubahan ideologi. Perwujudan ideologi itu bisa merupakan pengubahan, pengurangan, atau penundaan. Akan ada reinterpretasi terhadap ideologi. Dalam kasus PKS umpamanya, mereka tidak lagi ingin memperjuangkan diberlakukannnya Piagam Jakarta, akan tetapi kini mereka akan memperjuangkan Piagam Madinah.

Apakah semua langkah di atas itu hanya strategi untuk menang belaka? Apakah setelah mereka menang merka benar-benar tidak akan memberlakukan ideologi Islam akan tetapi memperjuangkan pemerintahan yang bersih, dan mengarangi angka pengangguran? Ini yang harus kita perhatikan. Paling tidak langkah-langkah partai Islam yang selama ini dianggap radikal sungguh cerdas dan menarik. Saya pribadi berharap langkah itu mengubah ideologi mereka sehingga partai-partai tersebut tidak lagi mementingkan simbol-simbol Islam melainkan substansinya. Masyarakat Islam bukanlah masyarkat yang kaum perempuannnya memakai jilbab, melainkan masyarakat yang menjunjung tinggi harkat kaum perempuan. Menjunjung harkat perempuan berarti perempuan mendapatkan kesempatan yang luas di bidang karir, kebebasan berekspresi, layanan kesehatan dan pendidikan, kesempatan cuti hamil dan haid, subsidi susu untuk anak, tidak dipaksa untuk menerima poligami (dimadu), dan lain-lain. Masyarakat Islam adalah masyarakat di mana tidak ada kriminalitas, tidak ada korupsi, dan angka pengangguran ditekan rendah, ekonomi tumbuh stabil dan merata, selokan tidak mampat, sampah tidak berserakan. Itulah Islam yang saya cita-citakan. Dan partai-partai Islam mendapat perhatian besar untuk mewujudkan hal itu. Tidak heran jika masyarakat menaruh harapan besar kepada PKS.

Akan tetapi saya terkejut ketika baru-baru ini gubernur Jawa barat Ahmad Heryawan, sebagaimana diberitakan Okezone.com dan harian KOMPAS hari Jumat 6 Pebruari 2009, mengimbau para penari jaipong agar berpakaian yang lebih sopan dan lebih menutup aurat. Juga agar para penari mengurangi tiga G, yaitu “goyang, geol, dan gitek.” Imbauan gubernur ini jelas akan membawa kesan bahwa PKS kembali ke kanan, memperjuangkan ideologi Islam yang simbolis. Sesungguhnya, tarian jaipong yang ada sekarang bukan merupakan bentuk pronografi, dan baik pakian maupun gerak penarinya juga tidak vulgar. Nah, mengenai vulgar atau tidaknya sebuah gerakan tentu saja saya sangat subyektif. Bagi beberapa kalangan mungkin dianggap vulgar. Akan tetapi, apakah kesenian tradisional masyarakat kita seperti jaipong itu bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam?

Bukankah dalam Islam, orang-orang beriman diwajibkan untuk ghaddul bashar, membatasi pikirannya. Bashar di sini bukan hanya berarti penglihatan mata, tapi juga penglihatan pikiran. Dengan demikian yang harus dikekang adalah isi otak kita. Bukankah dalam masyarakat Arab sendiri terdapat seni tari yang hampir mirip dengan jaipong? Tari perut yang sekarang sedang mendunia adalah tarian padang pasir yang sering menjadi pertunjukkan di pesta-pesta masyarakat Arab. Perut para penari itu terbuka hingga kelihatan pusar, dan ketiak mereka pun demikian. Sejauh ini tidak ada kelompok ekstremis Arab yang mengharamkan tari perut.

Ada sebuah cerita dari Kyai Hosein Muhammad dari Cirebon. Ia pernah datang ke Mesir mewakili Indonesia dalam sebuah seminar tentang agama dan kependudukan. Pertemuan di Mesir itu dihadiri oleh perwakilan ulama dari negara-negara Islam. Acara penutupan di adakan di atas sebuah kapal yang berlayar di sungai Nil. Presiden Husni Mubarak menyempatkan diri untuk menutup seminar internasional tersebut. Setelah acara makan malam, para peserta dihibur dengan pertunjukkan kesenian, di antaranya adalah tari perut. Saat tarian perut itu di tampilkan, para ulama yang menyaksikan juga ikut bertepuk tangan mengikuti irama musik. Semua mengagumi keindahan tari perut, dan tak satu pun menganggapnya pornoaksi. Lah di Indonesia, tari jaipong justru dipersoalkan hingga hendak dipermak.

Bukankah tugas utama seorang gubernur adalah meningkatkan disiplin kerja birokrasi, mengatasi korupsi dan pungutan di sana sini, mengatasi daerah aliran hulu sungai Ciliwung sehingga tidak banjir setiap tahun, penegakan hukum, membuka lapangan kerja karena banyak pabrik di Jawa Barat yang mem-PHK karyawan, dan ribuan tugas lainnya. Itu yang penting. Bukan ngurusin Jaipong. Jika goyan, geol dan gitek dihilangkan, tarian itu bukan lagi jaipong melainkan jaipon, tanpa “g”.

Dituis oleh : Muhammad abduh Hisyam

Pelatihan Kewirausahaan di Jogo mertan

























Kamis, 19 Februari 2009


Kegiatan Bordir dan menjahit di Jogomertan, juga diisi penambahan wawasan tentang ilmu kewirausahaan, Gender, dan Peran perempuan dalam politik.Salah satu pengisi materi Kewirausahaan adalah Septi Masyitah, Bagian Kader PDNA Kebumen
Harapan PDNA agar para peserta pelatihan kursus menjahit dan bordir ini, kelak akan menjadi wirausahawati yang sukses, dengan bekal kemampuan menjahit dan bordir ini.


Jeng evi cukup asyik dalam menyampaikan materi, sehingga peserta selaluu tertawa dan tidak mengantuk.mungkin karena dia seorang motivator, oya, saking semangatnya, LCD diboyong sekalian ke jogomertan, wah mantep deh.









Peralatan berupa mesin bordir, mesin wol sum, dan mesin jahit milik PDNA Kebumen :


15 Februari, 2009

Nadia and Jasmina







Setiap pagi, kita bangun jam 03.45.sudah 4 bulan ini kita membiasakan bangun lebih pagi disaat orang lain belum terbangun. kata Ibuku, kalo ingin dimudahkan urusannya, dan dilapangkan rizkinya, salat tahajudlah. begitu, jadi aku dan suami bangun lebih awal dibanding anak-anak. anak-anak kubangunkan ketika adzan subuh bergema.

Mereka rupanya enjoy juga, dan sudah mulai terbiasa. Setelah itu, aku bersih2 dan mulai memasak sarapan . iapkan teh hangat adalah suamiku yang hebat itu. dan Seperti biasa juga, yang menyiapkan sarapan ya aku. Pagi itu aku masak bakso kuah. kebetulan ketika di Tegal Tante dewi memberi bakso buatannya sendiri. Tante dewi mau buka gerai bakso. rasanya lumayan, enak di lidah. cuma masih kurang khas. Jadi perlu penelitian ebih lanjut.hehe, padahal aku juga gak bisa bikin bakso, bisanya cuma menikmati doang. Aku hanya membuat kuah panasnya plus sambal. Sip tente dewi...maju terus
Selepas sarapan, anak-anak mulai berbenah. dan aku sempatkan berfoto ria dengan seragam merah putihnya. Hehe.. itu uang jajannya Nadia . cukup 1000,-. Biar jajannya gak banyak-banyak. kan udah kenyang sarapan di rumah.kebanyakan yang jajannya banyak ternyata karena mereka tidak pernah sarapan di rumahnya lho... kasian yah...:(
jajannya harus yang bersih dan bergizi. makanan
di kebumen rata-rata harganya cukup 500,- sudah mengenyangkan.
Selamat belajar ya anak -anak, I Love yoy, semoga ibu dan bapak bisa mendidik kalian menjadi anak-anak yang soleha dan bermanfaat bagi manusia di muka bumi ini. Amin.

Valentine's day

Yah, kemarin waktu hari valentine seperti orang-orang bilang, tepatnya tanggal 14 Februari, kita berempat meluncur ke tegal.Selepas subuh Aku, Suami, Nadia, dan jasmine. Nadia dan jasmina terpaksa ijin tidak masuk sekolah, karena mereka kangen dengan eyang.
Tepatnya kita berkunjung ke Tegal, karena, mas abduh harus mengisi pengajian tafsir perdana, yang diadakan eyang. Oya, dalam perjalanan kali ini, kita sempat berhenti di salah satu gerai keramik di klampok, kita mau mencari pot untuk tanaman bambu air di rumah, tapi kita tidak menemukannya. Kerajinan keramiknya bagus2, dan yang pasti harganya mahal, rat-rat diatas 100.000,-...Kita cuma sebentar disana, dan karena perut keroncongan, kita mampir di salah satu warung nasi, yang cukup murah berempat habis 25.000, saja, sayur kacang, dan ayam goreng. Di sepanjang perjalanan aku tertidur, dan bangun ketika hampir sampai di tegal. Aku menyempatkan beli obat batuk OBH di apotik, yang ternyata, salah seorang kenalan Eyang. Sessampai di tegal, kita disambut dengan teh hangat ala tegal. Siangnya lagi2 aku tidur karena pengaruh OBH. Aku memang sedang flu berat.pengajian perdana dimulai pukul 16.00, dengan dipandu MC cantik kita tante dewi umarah.Pengajian perdana ini, cukup banyak yang datang, meski tidak sesuai dengan yang diharapkan, eyang berharap ada sekitar 200 orang yang hadir, tapi karena kesalahfahaman asisten eyang dalam menerima instruksi, yang di undang kata asisten, hanya orang-orang elit. hehe...eyang hanya bisa mengernyitkan dahi...Bisa-bisanya sang asisten menerjemahkan seperti itu. Semua orang diharapkan diundang , tanpa ada sekat-sekat elit segala. Ya sudah, itu sedikit cerita saja.
Singkat cerita,karena kelelahan, suami meminta pulang di undur jam 03.00 WIB. Aku setuju aja, dan setelah salat tahajud, kita berbenah dan pulang . ketika pulang lagi-lagi aku ngantuk, dan tertidur, dan karena sang supir nagntuk akhirnya kita turun di sempor dan mampir di warung kpoi di tepi danau. asik, sakali, tenyata banyak orang china yang sengaja datang ke warung itu untuk menikmati tempe mendoan dan ketan. tapi ketannya memang enak,...coba saja mampir kesana.Ini dia, mhmh yummy...Ketan, dan mendoan, di temani secangkir kopi dan teh panas, membuat mata terbelalak.
Wah...enak sekali ya mas,... hehe, (jangan ganggu, aku agi ngantuk berat dan ingin menikmati ketan mak nyus ini)


INi mr Abduh, sedang menikmati ketan dan parutan kelapa yang gurih lagi nikmat.


Oya, melihat mendoan yang panas, aku tertarik, dan memesannya juga, ternyata...ya ampoun tempenya gede banget dan aku gak kuasa menghabiskannya. Tolong sodara, bantu aku menghabiskannya...hehe .
Pemandangan di Sempor itu ternyata sangat indah. aku sempat menjepret salah satu sudut danau. ini, dia










07 Februari, 2009

8 Tipe Suami


Mengenali 8 Tipe Suami ...

Akhir-akhir ini Lia sering uring-uringan. Pasalnya, Teo, suaminya sepertinya kini tak punya waktu lagi untuk keluarga. Bagi Teo, pekerjaan lebih penting dari segalanya. Setiap hari berangkat pagi dan pulang larut malam. Akibatnya, mereka pun jarang berkomunikasi karena sedikitnya waktu yang dimiliki Teo. Yang paling parah, Sabtu dan Minggu juga digunakan Teo untuk menyelesaikan pekerjaan kantor. Setiap kali Lia protes, Teo yang bertipe gila kerja (workholic) selalu mengatakan semua ini ia lakukan demi keluarga.
Selain tipe workholic seperti Teo, masih banyak tipe suami yang perlu diketahui para istri, di antaranya:
1. Workholic
Seperti Teo, tipe suami seperti ini lebih mengutamakan pekerjaan daripada keluarga dan lingkungan sekitarnya.Tak heran jika waktu yang tersedia untuk keluarga sangatlah sedikit. Ia adalah seorang pekerja keras. Suami yang workholic umumnya memiliki ego yang tinggi. Ia berpikir, toh semua demi kesejahteraan keluarga.
Solusi:
Tak ada kata lain selain sabar. Carilah saat tepat untuk menyampaikan uneg-uneg Anda. Misalnya, menjelang tidur saat ia sudah dalam keadaan relaks. Katakan bahwa Anda dan anak-anak mengkhawatirkan kesehatannya yang terlalu diforsir untuk urusan pekerjaan, dan mengajaknya untuk berlibur di akhir pekan. Anda memang harus aktif. Ingatkan suami bahwa, sesibuk apa pun, ia harus menyempatkan diri bersama keluarga. Yang terpenting adalah komunikasi.
2. Pemalas
Tipe ini kebalikan dari tipe workholic. Tipe seperti ini tentu sangat meresahkan istri. Pasalnya, selain tak mau bekerja, ia juga menyandarkan hidup sepenuhnya pada istri. Rumahtangga yang seharusnya menjadi tanggungjawabnya sebagai kepala rumahtangga, ia alihkan pada istri. Istrilah yang menjadi tulang punggung keluarga.
Solusi:
Sama halnya tipe workholic, menghadapi suami pemalas juga butuh kesabaran tinggi. Jika tidak, bisa-bisa ribut sepanjang hari. Berbicara dari hati ke hati merupakan cara efektif. Tanyakan apa yang menyebabkan ia tak mau bekerja. Jika alasannya sulit mencari pekerjaan, Anda bisa memintanya menciptakan pekerjaan baru sesuai kemampuan yang ia miliki. Katakan bahwa tidak selamanya bekerja itu harus di kantor. Di rumah pun bisa bekerja. Yang penting ada kemauan. Ingatkan suami bahwa rumahtangga adalah tanggungjawab bersama antara Anda dan dia.
3. Perfeksionis
Ini yang seringkali membuat istri kewalahan. Segala sesuatu harus kelihatan sempurna di matanya. Tak boleh ada yang cacat. Suami perfeksionis biasanya banyak menuntut. Istri harus cantik-lah, pintar-lah, rajin, pandai masak, dan sebagainya. Padahal, semua itu belum tentu dapat terpenuhi oleh sang istri.
Solusi:
Rasanya memang kesal melihat suami yang terlalu banyak menuntut. Tetapi Anda tak perlu emosi. Katakan bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan. Mintalah ia mengerti kekurangan Anda, seperti halnya Anda bisa mengerti kekurangannya.
4. Anak Mami
Suami tipe anak seringkalli mengesalkan. Apa-apa, ia selalu minta pendapat sang ibu. Segala hal tentang diri Anda juga selalu dibandingkan dengan ibunya. Obsesinya adalah, Anda harus sama dengan figur ibunya. Mulai dari cara berdandan, memasak sampai memberikan kasih sayang. Parahnya jika suami tipe ini meminta istrinya mengubah sosok dan karakter agar serupa dengan ibunya. Jika keinginannya tidak terwujud, ia akan meminta bantuan sang ibu untuk memberi nasihat.
Solusi:
Mintalah suami untuk memahami bahwa Anda dan ibunya memiliki perbedaan. Katakan, mengubah karakter dan penampilan agar serupa dengan ibunya bukanlah hal mudah. Semua itu butuh waktu dan proses.Tentu, tak ada salahnya Anda meniru hal positif dari ibu mertua Anda.
5. Cemburu
Suami tipe ini selalu curiga pada istri. Segala gerak-gerik istri selalu diawasi, mulai dari menerima telepon, menerima tamu, atau pun berbicara dengan lawan jenis. Perhatiannya pada sang istri biasanya menjadi berlebihan. Kalau bisa, dimana pun istrinya berada, ia ada pula di sana. Bisa jadi, ini didasari oleh rasa cinta berlebihan dan tidak mau kehilangan.
Solusi:
Sikap suami yang seperti ini bisa juga menandakan bahwa ia sangat mencintai Anda. Hanya saja, ingatkan suami bahwa sifat yang terlalu berlebihan tidak baik. Anda pun jadi tak nyaman. Mintalah suami memberi Anda kebebasan bergerak. Yakinkan dia bahwa Anda tetap mencintai dia.
6. Tidak romantis
Yang ini kebalikan dari tipe suami pencemburu. Suami tipe ini cenderung kaku dan acuh pada istri. Ia tidak tahu bagaimana caranya memanjakan istri. Yang terjadi biasanya istrilah yang meminta dimanjakan dan diperhatikan.
Solusi:
Anda dituntut untuk bersikap lebih agresif. Tak ada salahnya memulai bersikap romantis lebih dulu, dengan memberikan ciuman, belaian dan perhatian misalnya. Katakan bahwa Anda juga menginginkan hal itu dapat ia lakukan pada Anda. Tentu, tak mudah mengubah seseorang yang dingin menjadi agresif. Tetapi jika Anda sabar, pasti sifat dingin suami akan mencair sedikit demi sedikit.
7. Pemarah dan bawel
Suami tipe ini memiliki temperamen tinggi dan gampang tersulut emosinya. Masalah kecil bisa menjadi besar. Umumnya suami pemarah sulit mengendalikan diri. Selain suka marah-marah, suami juga bawel. Segala hal tak luput dari "perhatiannya." Penataan rumah yang kurang menarik, lantai yang kotor, dan sebagainya. Jika tak bisa menyikapi, bisa-bisa hubungan Anda menjadi terganggu.
Solusi:
Kuncinya, berkepala dingin. Apalagi jika itu sudah merupakan pembawaannya. Saat ia melampiaskan emosinya, Anda harus mampu meredam diri, tidak terbawa emosi. Biarkan ia berbicara sepuasnya, baru setelah itu Anda sampaikan betapa sifatnya itu sangat mengganggu hubungan Anda. Jika Anda mampu menyampaikannya dengan baik, suami pun pasti akan mencoba mengubah sifat pemarahnya.
8. Romantis
Yang ini termasuk tipe suami ideal. Romantis dan penuh kasih sayang pada istri dan keluarga. Seluruh hidupnya ia curahkan pada keluarga. Kehidupan rumahtangga pun umumnya harmonis dan langgeng. Kalau pun ada perselisihan, akan cepat teratasi. Ini semua karena didasari oleh sikap saling mencintai, menghargai dan mengisi satu sama lain. Solusi:
Meski Anda mendapat suami ideal, masih ada tugas lain yang harus Anda lakukan yaitu, mempertahankan kehidupan rumahtangga Anda. Kedengarannya mudah, namun pelaksanaannya tidaklah semudah yang ada di benak Anda. Yang penting adalah saling mengisi dan saling berkomitmen bahwa apa pun, perkawinan adalah di atas segala-galanya.
(Tabloid Nova)

Apakah anda setuju ?

13 tabiat lelaki yang menyebalkan

Laki-laki, kadang begitu menjengkelkan dan bikin geregetan. Sialnya, tanpa mereka, hidup kok, terasa hambar. Daripada jengkel terus-terusan, lebi baik kita coba berempati dan menyelami pikirannya.
1. MALAS BERTANYA
Pernah pergi ke daerah asing dengan laki-laki (pacar atau teman)? Sudah tersesat, kehilangan arah, masih juga dia enggak menanyakan jalan pada orang lain.Buat kebanyakan lelaki, menanyakan arah pada orang (terutama tak dikenal) menunjukkan ketidakberdayaan. Dalam bahasa halusnya mereka bilang, menghilangkan jiwa petualangan yang (seharusnya) built in dalam ruh laki-laki.Solusi: Sebelum minta diantar ke satu tempat, pastikan dia mengenal daerah tujuan. Kalau perlu, Anda hadiahkan dia peta jalan yang bagus dan lengkap untuk ditaruh di mobilnya. Percayalah, lelaki lebih suka bersusah payah membuka-buka peta ketimbang harus bertanya.
2. MALAS MENEMANI BELANJA
Air mukanya sedikit berubah ketika Anda mengajaknya belanja. Padahal, lelaki pun bisa kalap belanja. Coba saja Anda lihat di toko elektronik, aksesori mobil, dan perkakas. Anda akan takjub meelihatnya menghabiskan menghabiskan separuh gajinya, hanya untuk membeli, katakanlah, velg baru untuk mobilnya. Intinya, ini cuma masalah ktertarikan.Solusi: Kenapa Anda tidak ajak teman perempuan saja untuk shopping? Pasti lebih menyenangkan. Anda butuh pendapat untuk memilih? Perempuan bisa lebih pintar melakukannya.
3. BANYAK LUPANYA
Hari ini Anda ulangtahun, dan mengharap surprise darinya. Anda betul-betul mendapatkan surprise: hari berlalu tanpa sepotong ucapan pun. Ketika Anda mengingatkannya, dia cuma bilang, "Oh iya, sorry ya, aku lupa, soalnya....bla bla bla." Anda lantas mengecap penyakit pikunnya sebagai tanda enggak cinta.Solusi: Brain chemicals lelaki dan perempuan berbeda. Laki-laki lebih banyak dopamine, sementara perempuan didominasi serotonin. Secara fisik, otaknya berbeda. Perempuan lebih banyak corpus collosum (jaringan yang menghubungkan otak kiri dan otak kanan) daripada laki-laki. Itu sebabnya, preempuan biasanya lebih bisa multitasking ketimbang laki-laki. Anda bisa bantu mengingatkannya, misal dengan menandai kalender mejanya, memasukkan reminder di PDA-nya.
4. JOROKS
uka bersendawa, meludah sembarangan, buang angin tak kenal tempat, makan berantakan atau mengecap seperti kuda. Hal-hal sejenis yang bikin Anda ilfil.Solusi: Bilang saja terus terang kalau Anda merasa terganggu dan minta dia sedikit sopan, setidaknya saat Anda bersama dia. Kalau dia menolak memperbaiki attitude-nya, ya sudah tinggalkan saja.
5. SEKS, SEKS, DAN SEKS
Jangan tertipu penampilannya. Bahkan lelaki yang Anda sangka begitu alim pun, punya perhatian besar pada soal yang satu ini, melebihi prempuan pada umumnya. Jangan percaya kalau dia bilang tidak pernah nonton porn movie.Solusi: Pernah dengar joke: kalau Anda bisa melihat isi kepala perempuan, Anda akan melihat tulisan shopping, shopping, shopping. Sementara di kepala laki-laki tertulis seks, seks, dan seks. Intinya, ini sudah menyatu dalam kepala mereka. Tinggal pintar-pintar Anda menghadapinya,
6. TAK SUKA BERBAGI
Laki-laki tidak gampang menumpahkan perasaan, kecuali pada orang yang benar-benar membuatnya nyaman. Sekali menemukannya, ia bahkan sanggup menangis di hadapannya. Bila menghadapi persoalan, ia lebih suka diam atau menghindar dari orang-orang terdekatnya.Solusi: Jangan dipaksa. Percayalah, begitu ia berhasil mengatasi persoalannya, dia akan kembali kepada Anda dan bersikap manis seperti biasa
.7. JELALATAN
Anda sedang ngobrol dengannya, matanya sebentar-sebentar hinggap ke objek lain. Anda kesal karena menganggapnya tidak serius mendengarkan Anda.Solusi: Saat ingin berdua dan tidak ingin terganggu, Anda bisa mengantisipasi dengan memilih posisi yang membatasi pandangannya. Atau Anda bilang, "Tuh cewek cantik banget ya!" Biasanya dia akan bilang, "Ah, biasa-biasa saja." Sambil pura-pura tidak tertarik.
8. SUKA MENGATUR"
Mau potong rambut, mesti izin. Mau jalan sama teman yang ini tidak boleh, mau ini-itu mesti sepengetahuan dia. Lama-lama gue enggak tahan juga. Capek." Ini biasanya sih, dilakukan dalam hubungan sepasang kekasih. Tidak jarang lelaki suka merasa sok "berhak" mengatur pasangannya.Solusi: Kalau suah tidak tahan, utarakan saja. Jika pacaran saja dia sudah begitu banyak aturannya, apalagi jkalau suatu hari Anda menikah dengannya!
9. GENGSIAN
Dia sudah bikin kesalahan, dan menyadari kesalahannya. Tapi susah banget untuk minta maaf. Sebagai gantinya, dia kemudian bersikap seperti tidak pernah terjadi apa-apa, sementara Anda masih ingin membahas dan menginginkan permintaan maaafnya.Solusi: Minta maaf, bagi sebagian lelaki, membuatnya merasa di posisi lemah. Kalau ia menyadari kesalahannya, menebusnya dengan memperbaiki sikap, sepertinya Anda perlu berbesar hati menerimanya. Sikap lebih berarti ketimbang sepotong kata maaf, kan?
10. SUKA GOSIP
Siapa bilang gosip cuma pekerjan perempuan? Kalau lebih dari dua laki-laki berkumpul, mereka bisa sangat gossipy. Topiknya bisa apa saja. Mulai dari membicarakan perempuan (ini termasuk topik favorit), menertawai ketololan teman-temannya, apa pun lah. Dan kalau sudah tenggelam dalam keriaan seperti ini, mereka kadang sulit berhenti.Solusi: Ketika aktivitas bergosip itu sudah mengganggu jadwalnya dengan Anda, katakan saja.
11. TIDAK SENSITIF
Kalau bercanda tidak pilih-pilih lawan atau tidak baca situasi. Apa yang dia pikirkan, itu juga yang keluar dari mulutnya. Dia tidak peduli orang lain tersinggung atau tidak. Jika kita tersinggung, mereka bilang kita terlalu sensitif.Solusi: Jika Anda merasa sedang sensitif (biasanya sih di masa-masa PMS) dan bertemu lelaki seperti ini, balikkan badan dan kabur sejauh-jauhnya!
12. MENGGAMPANGKAN PERSOALAN
Mereka cenderung menggampangkan persoalan. Semuanya "lihat nanti deh". Mereka malas diajak bicara detail. Misalnya, Anda berniat pergi keluar kota bersamanya, maka dia tidak memikirkan makanan untuk di jalan, kaset/CD yang perlu dibawa, dan lain sebagainya. Menurutnya, asal mobil beres, semua beres.Solusi: Memang harus Andalah yang pegang kendali, di sini. Anda yang perlu menyusun hl-hal detail yang dia lupakan.
13. MALAS MEMBAHAS
Dianggapnya kita sudah tahu apa yang dia maksud. Pertengkaran tidak tuntas pembahasannya karena dia menganggap sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Padahal menurut kita, pembicaraan itu belum selesai.(KOMPAS)
__________________

TUKAK LAMBUNG...?


TERAPI KOMBINASI UNTUK ERADIKASI HELICOBACTER PYLORI
PADA PEPTIC ULCER DISEASE

Penulis : Heribertus Rinto Wibowo (078115053)
Mahasiswa Program Studi Apoteker
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Apakah Anda sering mengalami nyeri pada saluran cerna? Apakah Anda mempunyai riwayat sakit maag? Ataukah Anda sering merasa mual dan muntah serta sering terbangun di malam hari karena mengalami rasa nyeri yang hebat di bagian lambung atau di ulu hati? Jika iya, sebaiknya Anda perlu lebih waspada mulai dari sekarang. Nyeri merupakan suatu pertanda telah terjadi sesuatu yang tidak beres dalam tubuh Anda. Kemungkinan telah terjadi sesuatu di dalam saluran pencernaan Anda. Jangan pernah menganggap remeh rasa nyeri itu sebelum semuanya menjadi terlambat untuk diatasi.

Seringkali kita menganggap sakit atau nyeri yang sering terjadi di saluran cerna sebagai sakit maag yang disebabkan oleh asam lambung yang berlebihan. Asam lambung merupakan salah satu faktor yang biasanya menjadi kambing hitam untuk gangguan pada saluran cerna. Akibatnya, setiap ada nyeri pada bagian lambung atau usus, obat yang diberikan adalah obat antasid (anti acid atau anti asam). Hal tersebut memang tidak sepenuhnya salah, tetapi ada faktor lain yang perlu dicurigai sebagai penyebab sakit di saluran pencernaan, terutama di bagian lambung dan usus. Selain asam lambung yang berlebih, stress dan infeksi bakteri Helicobacter pylori juga memicu terjadinya luka pada mukosa lambung dan usus(3). Luka inilah yang dikenal sebagai tukak lambung dan tukak duodenum (peptic ulcer disease)(2). Faktor-faktor penyebab nyeri pada lambung atau usus harus diketahui untuk menentukan terapi pengobatan yang akan dilakukan.
Apa yang menjadi sasaran utama terapi tukak lambung dan tukak duodenum? Sasaran terapi ini adalah bakteri Helicobacter pylori dan asam lambung. Helicobacter pylori ditetapkan sebagai tersangka utama nomor dua sebagai penyebab utama terjadinya tukak lambung dan tukak duodenum setelah asam lambung. Pada tahun 1982, ketika Barry Marshall dan Robin Warren menemukan bakteri ini, stress dan gaya hidup masih dianggap sebagai penyebab utama tukak. Marshall dan Warren terus menerus meneliti bakteri ini dan akhirnya mendapatkan hubungan antara bakteri ini dengan tukak. Helicobacter pylori ditemukan pada lebih dari 90% pasien yang mengalami tukak duodenum dan 70% pasien yang mengalami tukak lambung(4). H.pylori merupakan bakteri Gram negatif yang berbentuk spiral yang membentuk koloni pada bagian bawah lambung (pada bagian pylorus atau pada daerah perbatasan dengan usus)(4). Berkat jasanya menemukan bakteri H.pylori sebagai penyebab baru tukak lambung dan tukak duodenum, Marshall dan Warren mendapatkan hadiah nobel dalam bidang kesehatan (Noble Prize in Physiology or Medicine) pada tahun 2005.
Bagaimana bakteri ini mampu menyebabkan luka pada dinding lambung? Jawabannya terdapat pada enzim urease yang dihasilkan oleh bakteri ini. Enzim ini akan menghasilkan amonia yang bersifat toksik dan merusak pertahanan mukosa lambung(4). Kerusakan mukosa diperparah dengan hadirnya asam lambung berlebih yang juga ikut ambil bagian untuk menyerang pertahanan di daerah ini. Sel-sel mukosa tak mampu menahan serangan dari asam lambung dan akhirnya sel-sel ini pun mati. Regenerasi sel mukosa tak mampu mengimbangi perlawanan asam lambung dan invasi bakteri H.pylori sehingga semakin lama dinding lambung dan usus akan terus menerus terkikis, dan menipis. Luka menjadi semakin melebar dan dalam, sehingga suatu saat akan terjadi pendarahan pada dinding lambung dan usus (bleeding). Selain pendarahan, jika semakin parah akan terbentuk lubang (dinding lambung mengalami perforasi) sehingga makanan di dalam lambung dapat tumpah ke rongga perut.
Tujuan dari terapi adalah menghilangkan atau mengeradikasi bakteri H.pylori dan mengontrol jumlah asam lambung berlebih yang dapat memperparah tukak. Terapi tunggal antibiotik atau terapi tunggal obat penurun kadar asam telah terbukti tidak optimal untuk mengobati tukak yang disebabkan karena infeksi bakteri H.pylori. Oleh sebab itu, diperlukan suatu kombinasi terapi yang terdiri dari antibiotika ditambah dengan obat-obat yang mampu menurunkan kadar asam lambung (misalnya penghambat pompa proton atau antagonis reseptor H2) untuk pasien yang positif H.pylori(4).
Bagaimana kita mengetahui telah terjadi infeksi bakteri H.pylori? Cara untuk mengetahuinya adalah dengan serangkaian tes di laboratorium. Tes yang dilakukan meliputi tes yang invasif yaitu dengan endoskopi; tes napas untuk mengetahui apakah terdapat urea dalam napas; tes serum darah dan tes feses, keduanya untuk mendeteksi antibodi IgG terhadap bakteri ini(2). Antibodi IgG merupakan zat yang dikeluarkan oleh tubuh sebagai mekanisme pertahanan diri jika terdapat infeksi bakteri. Terdeteksinya antibodi IgG dalam serum darah dan feses menunjukkan terdapat infeksi bakteri H.pylori. Walaupun agak memakan biaya, tetapi tes ini sangat penting dilakukan untuk menentukan strategi terapi yang tepat. Jika tidak terdapat bakteri H.pylori maka cukup digunakan obat penekan jumlah asam lambung dan tidak perlu digunakan antibiotika.
Berikut ini adalah obat-obat yang digunakan untuk eradikasi bakteri H.pylori dan mengobati tukak :
ANTIBIOTIK. H.pylori sensitif dengan antibiotik tertentu misalnya amoxicillin (Amoxillin(R)-Pharos, kapsul 500 mg)(1) dan antibiotik golongan makrolida misalnya clarithromycin (Comtro(R)-Combiphar, tablet salut selaput 250 mg) (1). Antibiotik lini kedua yang digunakan yaitu tetrasiklin (Tetrin(R)-Interbat, kapsul 250 mg dan 500 mg) (1), metronidazole (Farizol(R)-Ifars, kaplet 250 mg dan 500 mg) (1), dan ciprofloxacin (Cetafloxo(R)-Soho, kapsul 250 mg dan kaplet 500 mg) (1). Salah satu indikasi semua obat golongan ini adalah untuk mengeradikasi bakteri H.pylori di saluran cerna. Kontraindikasi : pasien yang mengalami hipersensitivitas terhadap antibiotik, ibu hamil dan menyusui (tetrasikiln) (5). Efek samping yang paling umum terjadi dari penggunaan antibiotik adalah permasalahan di saluran pencernaan misalnya mual, muntah dan diare(5). Reaksi alergi dapat terjadi dengan semua antibiotik tetapi yang paling sering terjadi adalah alergi antibiotik golongan penisilin atau sulfa. Reaksi alergi yang terjadi mulai dari bercak merah pada kulit, biasanya jarang, namun parah dan mengancam jiwa karena menyebabkan shock anafilaksis(5).
OBAT PENEKAN JUMLAH ASAM LAMBUNG. Obat-obat golongan ini meliputi penghambat pompa proton (PPI/ proton pump inhibitor); antagonis reseptor H2 (H2RA/ H2 reseptor antagonist); dan antasid. PPI (Proton Pump Inhibitor) bekerja dengan cara menghambat atau memblok langsung tempat yang menghasilkan asam(3). Beberapa macam obat ini yaitu omeprazole (OMZ(R)-Ferron, kapsul 20 mg)(1), esomeprazole (Nexium(R)-AstraZeneca, tablet salut selaput 20 dan 40 mg)(1), lansoprazole (Nufaprazol(R)-Nufarindo, kapsul 30 mg)(1), rabeprazole (Pariet(R)-Eisai, tablet salut enterik 10 mg dan 20 mg)(1), dan pantoprazole (Pantozol(R)-Pharos, tablet 20 dan 40 mg)(1). Efek samping obat golongan ini jarang, meliputi sakit kepala, diare, konstipasi, muntah, dan ruam merah pada kulit(3). Ibu hamil dan menyusui sebaiknya menghindari penggunaan PPI. Antagonis Reseptor H2 mengurangi sekresi asam lambung dengan cara berkompetisi dengan histamin untuk berikatan dengan reseptor H2 pada sel parietal lambung. Bila histamin berikatan dengan reseptor H2, maka akan dihasilkan asam(3). Dengan diblokirnya tempat ikatan antara histamin dan reseptor, digantikan dengan obat-obat ini, maka asam tidak akan dihasilkan. Beberapa macam obat ini yaitu cimetidine (Corsamet(R)-Corsa, tablet 200 mg dan 400 mg) (1), famotidine (Ifamul(R)-Guardian Pharmatama, tablet 20 mg)(1), ranitidine (Tricker(R)-Meprofarm, tablet salut selaput 150 mg)(1), dan nizatidine (Axid(R)-Eli Lily, kapsul 150 mg)(1). Efek samping obat golongan ini yaitu diare, sakit kepala, kantuk, lesu, sakit pada otot, dan konstipasi.
BISMUT. Bismut biasanya dikombinasikan dengan obat penekan jumlah asam pada terapi tukak yang disertai infeksi bakteri H.pylori. Bismut aktif melawan H.pylori dengan konsentrasi hambat minimal yaitu 16 mg/ml (4). Beberapa macam obat yang mengandung bismut yaitu Diotame(R) dan Pepto-Bismol(R), keduanya dalam bentuk tablet kunyah 262 mg (5). Bismut dikontraindikasikan untuk pasien yang hipersensitif terhadap bismut.
Berikut ini adalah terapi kombinasi beserta dosis obat yang direkomendasikan dan telah disetujui oleh Food And Drugs Association (FDA) untuk melawan bakteri H.pylori dan menjaga agar tidak terjadi sekresi asam berlebih yang dapat memperparah tukak (4):
PPIAC. Kombinasi ini terdiri dari PPI, amoksisilin, dan clarithromycin yang mempunyai keefektifan 90-95% dalam eradikasi H.pylori. Ketika menggunakan terapi ini, PPI diminum dua kali sehari sebelum makan selama 14 hari; amoksisilin 1000 mg dua kali sehari bersama dengan makanan selama 14 hari; dan clarithromycin 500 mg dua kali sehari diminum bersama dengan makanan selama 14 hari. FDA sudah membuktikan bahwa terapi selama 10 hari juga sudah efektif. Terapi 7 hari tidak disarankan oleh FDA karena kurang efektif dibandingkan terapi selama 10-14 hari. Antagonis reseptor H2 sebaiknya tidak ditambahkan pada kombinasi yang menggunakan PPI.
PPIMC. Kombinasi ini terdiri dari PPI, metronidazole, dan clarithromycin. Metronidazole 500 mg dapat digunakan sebagai pengganti amoksisilin karena memiliki daya eradikasi yang sama. Efektivitas kombinasi ini yaitu antara 88-95% untuk memeberantas bakteri H.pylori.
BMT-H2. Kombinasi ini terdiri dari bismut, metronidazole, dan terasiklin, ditambah dengan antagonis reseptor H2. Terapi ini agak rumit karena menggunakan empat macam obat yang diberikan empat kali sehari selama dua minggu dan masih dilanjutkan terapi dengan obat antagonis reseptor H2 selama 16 hari. Bismut yang diberikan adalah bismuth salisilat 262 mg, dua tablet empat kali sehari dengan cara dikunyah selama 14 hari diminum bersama makanan dan sebelum tidur. Metronidazole 250 mg diminum empat kali sehari selama dua minggu diminum bersama makanan dan sebelum tidur. Tetrasiklin 500 mg diberikan empat kali sehari selama 14 hari diminum bersama makanan dan sebelum tidur. Antagonis reseptor H2 diberikan selama 30 hari untuk meningkatkan kesembuhan. PPI yang diminum dua kali sehari dapat digunakan untuk mengganti antagonis reseptor H2.
RBC-C. Kombinasi ini terdiri dari ranitidine, bismut citrat, dan clarithromycin. Ranitidine 150 mg ditambah bismut sitrat 240 mg diminum dua kali sehari selama empat minggu dikombinasikan dengan clarithromycin 500 mg diminum tiga kali sehari untuk dua minggu pertama. Kombinasi ini kurang efektif dibanding kombinasi lainnya di atas. Selain itu, waktu pemberiannya juga agak merepotkan, durasinya lama (empat minggu), ditambah lagi hanya satu antibiotik yang digunakan. RBC merupakan pilihan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.

Terapi kombinasi tersebut akan mampu membunuh bakteri H.pylori yang menyebabkan tukak dan memperparah tukak. Mengapa kita harus waspada terhadap bakteri H.pylori? Bakteri ini banyak ditemukan di negara-negara berkembang, dan angka kejadian tukak karena infeksi bakteri ini sangat tinggi di negara berkembang yang padat penduduknya, ekonomi lemah dan sanitasi lingkungannya yang buruk. Kita tinggal di Indonesia, negara yang sanitasi lingkungannya cukup amburadul. Dengan kata lain, kita pun akan mudah terserang infeksi bakteri ini. Satu-satunya cara adalah dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan dan perubahan gaya hidup dan pola makan Anda. Jangan abaikan rasa nyeri di dalam tubuh Anda sebelum terjadi sesuatu yang lebih parah dalam tubuh Anda. Jangan sampai masa tua Anda menjadi sengsara karena serangan asam lambung yang berlebihan dan ulah jahat bakteri H.pylori yang tinggal dengan enaknya, membentuk keluarga bakteri yang hidup dengan nyaman di dalam saluran cerna Anda. Bukan bermaksud menakut-nakuti, tetapi harga yang harus dibayar di waktu kemudian bisa tak terhingga mahalnya jika semuanya sudah terlambat untuk diatasi. Obati sebelum terlambat!

06 Februari, 2009

Pengajian lagi...Pengajian lagi....


Dua minggu sekali di mushala Jabres milik Bu Mas’udi, saya menyelenggarakan pengajian malam Jumat. Mengapa malam Jumat? Masyarakat selalu menganggap malam Jumat adalah malam yagn harus diisi dengan kegiatan keagamaan. Tentu saja pandangan ini tidak benar, akan tetapi karena masyarakat secara kultural sudah berpandangan demikian, ya kita manfaatkan saja. Pula karena kebiasaan masyarakat sekitar setiap malam Jumat mengadakan ‘yasinan,’ maka kelompok pengajian itu pun diberi nama pengajian Yasin. Tidak berarti yang dilkukan adalah membaca surah Yasin bersama-sama, akan tetapi Yasin itu sekedar nama saja. Toh dalam surat Yasin terkandung ajakan untuk mempelajari Qur’an sebagai upaya untuk memberi peringatan. Lebih relevan lagi jika forum Yasin itu dipakai untuk menjelaskan tafsir surah Yasin. Kebanyakan orang yang rajin menghadiri Yasinan tidak memahami kandungan surah Yasin. Mereka mungkin saja hafal surah tesebut, akan tetapi mereka tidak mudheng maknanya. Jadi bisa diibaratkan degan burung beo yang bisa menirukan namun tidak mengerti apa yang diucapkan. Untuk itulah forum Yasin ini dibentuk. Pada awalnya pengajian ini terbatas untuk keluarga saja, yaitu cuku-cucu H. Muflich almarhum, akan tetapi karena anggota keluarga banyak yang malas datang, akhirnya siapa pun boleh hadir. Acaranya singkat, dari pukul 20.00 hingga pukul 21.00. Tiga puluhmenit pertama untuk ceramah, dan tigapuluh menit berikutnya untuk tanya jawab.

Biasanya acara akan hidup jika masuk pada sesi Tanya Jawab. Bagian ini akan diselingi dengan banyolan dari peserta pengajian, dan yang terjadi adalah saling sindir dan gelak tawa. Dalam sesi ini siapa pun boleh bicara. Rata-rata peserta pengajian seusia denga saya. Sekalipun para penceramahnya adalah mubaligh Muhammadiyah, akan tetapi pengajian itu tidak identik dengan Muhammadiyah. Pesertanya pun orang awam, dan tidak peduli apakah pengajiannya Muhammadiyah ataukah NU. Yang penting mereka ingin mengaji agama. Peserta tertua adalah H. Hartono, ketua PCM Sruweng. Syukurlah beliau mau selalu iikut hadir sekalipun tidak pernah mau menjadi penceramah. Sekalipun keberadaannya hanya sebagai pendengar, akan tetapi sebagai sosok yang dituakan, kehadiran beliau selalu amat ditunggu-tunggu. Selorohnya juga selalu kocak.

Pengajian Yasin sudah dimulai sejak 5 September 2002. Sekalipun saya bukan ketuanya, de facto saya nyawa dari pengajian itu. Setiap dua pekan saya harus menghubungi mubaligh untu mengisi pengajian, dan mengecek undangan. Akan teapi seperti biasa, undangan yang tersebar adalah 40 lembar, sedangkan yang hadir hanya 20 orang. Jika hari hujan, maka bias dipastikan paling banyak 15 orang saja yang hadir. Seringkali kami kebingungan karena jumlah makanan dan teh manis yang sudah disiapkan dua kali lebih banyak daripada yang hadir. Siapa yang akan menghabiskan makan itu? Saya sering tidak enak dengan bu Mas’udi yang telah bersusah payah menyeponsori pengajian tersebut. Saya selalu sampaikan kepada pengurus agar tidak bersedih, dan tetap menyelenggarakan kegiatan secara rutin. Wajar hadirin dalam pengajian selalu sedikit. Jika ingin yang hadir banyak, undanglah ke acara karaoke. Pengajian itu telah berjalan konsisiten selama 6 tahun, dan uang hasil iuran anggota bisa digunakan untuk membantu anak yatim di Pejagoan, serta diputar dalam bentuk usaha vocher kartu telepon seluler.

Di PDM, sejak saya menjadi sekretarisnya telah diadakan pengajian rutin bulanan. Pengajian ini diadakan tiap Ahad ke-3, dari pukul 06.00 hingga pukul 07.00 pagi. PCM Pejagoan juga mengadakan pengajian tiap Ahad pertama di setiap bulan. Setiap Ahad hampir selalu terisi dengan pengajian pagi. Saya selalu harus siap menghubungi para mubaligh untuk acara pengajian terssebut. Jika para mubaligh tidak siap maka saya harus siap mengganti. Nah lho. Sebetulnya cukup menyenangkan juga bisa berbicara di hadapan orang banyak. Kita bisa mempengaruhi mereka dengan ide-ide kita. Sayangnya para pendengar kita belum siap untuk menerima perbedaan pendapat. Apalagi untuk urusan keagamaan, mereka lebih banyak mendengar dari pengajian-pengajian, dan amat sedikit yang memiliki gairah untuk menelaah ajaran agama lewat buku-buku.

Berbicara menghadapi khalayak banyak, harus memiliki kiat tinggi. Karena pendengar jumlahnya besar, tentu di antara mereka ada yang berpendidikan dan ada yang tidak. Ada yang kritis dan ada pula yang selalu bertaklid. Inilah tantangan berat yang harus dihadapi oleh para mubaligh. Kita seringkali berbicara secara aman, dengan menyampaikan apa-apa yang telah diyakini dan dianggap benar oleh umat. Kita dituntut untuk meningkatkan pemahaman keagamaan lewat perkembangan ilmu pengetahuan dan juga meningkatkan ketrampilan dalam seni brbicara. Sedemikian beratnya tan angan para mubaligh maka wajar tidak banyak yang mau jadi mubaligh.
by ; Abduh Hisyam

04 Februari, 2009

The Logic of Professionalismhe

Tentu saudara-saudara sudah membaca tulisan di harian Kompas Sabtu pekan lalu. Saya tertarik dengan pribadi Matt Mullenweg karena ia seorang yang sukses dan terkenal di bidang IT walaupun ia bukanlah berlatar pendidikan IT. Ia mengembangkan wordpress karena ia menyukainya. Ibarat sebuah hobi, ia bekerja denga fun; ia melakukannnya karena ia menyenanginya. Ia tentu saja mendapatkan banyak pemasukan finansial dari terbentuknya komunitas wordpress, akan tetapi sebagaimana yang ia katakan kepada wartawan, ia tidak bermaksud mencari uang dari situ. Untuk itu maka ia menggratiskankan wordpress sehingga bisa diakses, dimodifikasi, dan dikembangkan oleh siapa pun dan menjadi milik bersama. Unag bukanlah segala-galanya.

Yang lebih penting lagi adalah, ia sosok yang masih sangat muda. Baru 25 tahun usianya. Akan tetapi ia sudah menjadi sosok yang sangat dihormati dan diperhitungkan dalam industri IT. Ia berlatar pendidikan ilmu sosial, yaitu ilmu politik. Sedangkan hal yang paling membuatnya melakukan dengan serius adalah musik jazz. Jadi ia melakukan itu semua karena panggilan hati, dan bukan sesuatu yang harus kerjakan secara professional. Ia belajar musik, mendirikan wordpress, dan belajar ilmu politik bukan karena ingin menjadi kaya. Ia seorang yang amatir. Amatir bukan berarti tidak menguasai bidangnya. Ia seseorang yang mengerjakan sesuatu bukan karena uang. Ia juga tidak bekerja hanya karena ada hubungan dengan disiplin yang pernah ia pelajari. Ia bekerja karena dorongan hati. Dengan ini Matt sedang melakukan perlawanan terhadap the logic of professionalism.

Profesionalisme seringkali membuat kita terbatasi oleh tembok-tembok yang menjadikan otak kita tidak kreatif. Seorang yang profesional merasa tidak perlu bertindak jika tidak ada bayarannya. Ia juga merasa tidak perlu tahu pelbagai hal di luar bidangnya. Seorang yang berlatarbelakang ekonomi, umpamanya merasa tidak peduli dengan persoalan pertanian atau hukum di negara kita. Seorang yang berlatar belakang kedokteran akan bekerja hanya jika memang ada persoalan di bidang keseahtan, Ia –menurut logika ini— tidak ikut bertanggungjawab dengan persoalan agama atau politik. Padahal dalam hidup, kita tidak bisa membatasi diri kita pada apa yang pernah kita pelajari. Kita harus sekali-kali bertindak amatir.

Untuk itu maka, jangan serahkan persoalan perkembangan keagamaan ini hanya –sekali lagi, hanya-- kepada orang-orang tamatan IAIN atau pesantren saja. Anda yang sarjana pertanian berhak bicara tentang persoalan dakwah di negeri yang kacau balau ini. Untuk itu bersiap-siaplah bertindak secara amatir. Bukan suatu hal yang aneh jika urusan pemerintahan ditangani oleh seorang sarjana kimia. Di Inggris, Margareth Tathcher merupakan salah seorang pemimpin pmerintahan yang berhasil memajukan politik dan ekonomi Inggris, sekalipun ia bukan seorang sarjana ilmu poiltik atau ilmu pemerintahan. Bung Karno adalah seorang arsitek. Akan tetapi karena keadaan, ia berti ndak amatir denganmenjadi pemimpin politik. Jika kita menyerahkan urusan politik kepada mereka yang hanya tamatan ilmu politik, bisa berbahaya. Persoalan politik adalah persoalan yang menyangkut rekayasa sosial dan mempengaruhi arah kehidupan bangsa. Untuk itu anda bebas merdeka dan berhak menangani persoalan-persoalan politik. Amatir tidak berarti asal-asalan.

Jenderal Soedirman, pendiri TNI dan jenderal besar yang diakui PBB (jenderal Indonesia yang diakui PBB hanya dua orang: Soedirman dan AH. Nasution), sebenarnya adalah seorang guru SMP Muhammadiyah. Ia terpilih untuk memimpin tentara karena ia seorang yang selalu memimpin pandu Hizbul Wathan. Ia terpilih bukan karena ia pandai berperang, bukan. Ia terpilih sebagai panglima karena ia seorang yang sangat entengan, khas orang Muhammadiyah. Seusai perang, ia pun ingin kembali mengajar di sekolah. Ia tidak menginginkan apa-apa. Ia bertindak bukan karena mengharap uang atau jabatan politik. Ia tetap sederhana, sementara mantan anak buahnya ramai-ramai minta jabatan karena merasa telah berjasa.

Contoh lainnya adalah Dr. Zaki Yamani. Ia kelahiran Indonesia, tetapi kemudian menjadi Menteri Perminyakan Saudi Arabia, dan pernah menjadi sekjen OPEC sangat yang dihormati sepanjang sejarah, karena mampu menstabilkan harga minyak dunia sehinga negara-negara anggota OPEC memiliki peranan penting baik di bidang ekonomi maupun politik. Apakah Dr. Zaki Yamani ini seorang ahli geologi? Tidak. Ia adalah seorang ustadz sarjana syariah. Bukunya tentang pembaharuan hukum Islam pernah mengundang perdebatan yang penuh pro-kontra, dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Seorang guru agama mampu menjadi menteri perminyakan. Ia melakukannnya dengan amatir. Ia bekerja bukan karena ia ahli akan tetapi karena keprihatinan dan keinginan untuk melakukan perubahan. Yang membuat orang-orang itu mampu bekerja dan berprestasi adalah karena keikhlasan. Dr. Yamani adalah seorang yang ikhlas bekerja sekalipun sesungguhnya persoalan minyak bukan bidangnya. Ia sukses karena prihatin dan peduli, serta ikhlas. He is an amateur.

Di Indonesia orang seperti Soedjatmoko yang meninggal saat berceramah di di Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan (PPSK), sebuah lembaga yang didirikan oleh Amien Rais dkk., adalah seorang generalis. Ia menulis dan bicara tentang banyak hal. Ia bicara tentang pendidikan, pertahanan, politik, dan hukum internasional. Ia memikirkan persoalan-persoalan tersebut bukan karena ia memang ahli di bidangnya. Tidak. Ia mampu mengupas segala persoalan karena ia prihatin. Semua berangkat dari kepedulian dan keinginan untuk ikut memecahkan masalah bangsa. Konsekwensinya, ia tidak dibayar. Kalupun dibayar, tidak jelas bayarannnya karena semua ia lakukan dengan suka rela. Ikhlas, itu kata kuncinya. Sekalipun ia bicara tentang banyak masalah bukan berarti ia Mr. Know All. Sekali lagi, yang menjadi poin adalah keprihatinannya.

Di Amerika ada seorang yang meyuarakan dengan lantang tentang ketidaksetujuannnya terhadap the logic of professionalism. Orang itu adalah Edward Said, yang sangat terkenal karena kritiknya terhadap orientalisme. Disiplin Edward Said adalah sastera perbandingan. Beliau adalah professor di Universiats Columbia, New York. Ia bertempat tinggal di perumahan elit Manhattan. Ia seorang Arab kelahiran Palestina, namun karena politik zionisme ia kemudian berpindah ke Amerika. Kuliah tentang filsafat moral di Princeton dan melanjutkan ke Harvard. Sekalipun ia berlatarbelakang sastera, akan tetapi ia aktif di pelbagai gerakan hak asasi manusia, terlibat dalam organisasi pencari dana bagi pengungsi, menjadi anggota parlemen Palestina di Pengasingan, menjadi panitia konperesi internasional Palestina di Geneva, bicara tentang psikologi pengungsi, mengeritik ilmu sejarah, berpidato tentang etika, filsafat, dan politik, dan bahkan menulis buku tentang musik. Ia pernah tampil memainkan piano di Broadway bersama musisi Lebanon Diana Takiediene. Ia selalu bangga sebagai seorang yang amatir. Untuk bicara masalah psikologi bangsa Palestina dan bangsa-bangsa lain yang terusir dari tanah airnya, menurut Said, tidak perlu harus seorang sarjana psikologi. Cukup panggilan hati.

Untuk itu saya sangat terinspirasi dengan Matt Mullenweg ini. Ia bekerja bukan karena ingin mendapatkan uang. Ia bekerja karena panggilan hati. Ia bermain jazz, dan belajar ilmu politik. He’s not a professional. He is an amateur. Dan saya kira Matt bangga dengan julukan itu.

dari Abduh Hisyam

02 Februari, 2009

BERKUNJUNG KE DEPOK

Sabtu kemarin, 31 Januari 2009 saya ke Jakarta. Sekalipun saya sudah agak lama merencanakan untuk pergi, akan tetapi keberangkatan kemarin terasa agak mendadak. Saya seperti agak berat meninggalkan anak-anak dan istri di rumah. Maklum keuangan sedang berada dalam dry season, even though we are now in rainy season. Seandainya keuangan sedang oke, tentu lain lagi ceritanya. Agenda jalan-jalan menjadi agak sedikit wajib, sekalipun mengeluarkan banyak biaya. Akan tetapi syukurlah akhirnya bisa berangkat juga ke Jakarta. Saya tertarik mengikuti sebuah program yaitu Reading in Social Sciences (RISOS) di Yayasan Paramadina. Kebetulan tutor program ini adalah senior dan kawan akrab saya saat di Forum mahasiswa Ciputat (Formaci): Ihsan Ali-Fauzi. Sudah lama saya tidak bertemu dengannnya. Untuk itulah saya ingin ke Jakarta, di samping untuk belajar perkembangan ilmu-ilmu sosial mutakhir. Sebagai seorang yang sangat peduli dengan perkembangan pembaharuan agama, saya mesti mengikuti perkembangan ilmu-ilmu sosial. Bagaimana kita bisa menerapkan sebuah ajaran agama kepada lingkungan kita jika kita tidak memahami persoalan-persoalan kemasyarakatan. Di samping itu, saya ingin mendapatkan suasana keilmuan sebagaimana dulu sewaktu saya masih mahasiswa. Dan yang lebih penting lagi, saya ingin hubungan silaturahmi saya dengan teman-teman lama tidak terputus. Apalagi teman-teman saya banyak yang akhirnya menekuni dunia akademik dan berkesempatan menuntut ilmu hingga ke manca negara, termasuk Ihsan ini. .

Saya berangkat seusai maghrib, di tengah rintik hujan. Setiap kali ke Jakarta saya harus menggunakan kereta api, karena hanya itulah satu-satunya kendaraan yang paling nyaman, sekalipun memakan waktu 7 jam dari Kebumen (sama dengan penerbangan dari Jakarta ke Tokyo). Jika menggunakan pesawat terbang paling hanya 15 menit ke Jakarta. Akan tetapi jika harus menggunakan peswat terbang, saya harus terlebih dahulu ke Yogya yang makan waktu 2 jam. Maklum di Kebumen tidak ada lapangan terbang, yang ada lapangan bulutangkis. Dan tentu saja biayanya lebih mahal. Harga ticket menjadi pertimbangan utama dalam memilih moda transportasi. Sudahlah, akhirnya saya memilih naik kereta saja. Bukankah kita harus punya sense of crises. Di samping itu nggak enak juga melihat istri cemberut karena suami memakai budget terlalu besar. “Lagian, Arie Untung saja setiap kali ke kantor hanya berbekal Rp. 20.000,-,” demikian kata istri saya, berhujjah. (Lho, Arie Untung itu siapa tho?)

Perjalanan tujuh jam saya guanakan untuk membaca bahan diskusi yang sebelumnya baru sedikit saya baca. Diskusi di Paramadina Sabtu siang itu adalah membahas artikel yang ditulis oleh Julie Chernov tentang proses moderasi yang dilakukan oleh partai-partai Islam. Kasus yang diteliti oleh Julie Chernov adalah PKS di Indonesia dan Partai Islam se-Malaysia (PAS) di Malaysia. Kedua partai Islam itu tidak pernah lagi menyuarakan isu-isu tentang hukum Syariah, Negara Islam, dan sebagainya. Yang mereka suarakan sekarang ini ternyata adalah persoalan-persoalan universal seperti kesenjangan soaial antara kaya dan miskin, persoalan pengangguran, kesehatan, pemerintahan yang bersih dan persoalan korupsi. Kita perlu mempelajari dan memahami perkembangan partai-partai Islam itu, dan –kalau bisa– ikut mengarahkan perkembangnan demokrasi di Indonesia. Seringkali kita hanya mengecam padahal kita tidak memahami fakta yang sesungguhnya.

Saya juga bisa beristirahat dengan baik di dalam kereta. Caranya adalah: pesan bantal lima buah, digelar di lantai kereta dan tidur. Tutupi wajah dengan saputangan. Nasehat itu saya dapat dari bapak. Ternyata efektif. Saya tidur cukup nyenyak dan baru terbangun saat kereta sudah mendekati Jatinegara. Saya turun di Senen pada pukul 03.30. Hujan turun pagi itu, membuat hawa semakin dingin saja. Saya gunakan waktu untuk shalat malam di mushala stasiun Senen. Mushala itu menghadap ke tempat wudhu yang bersebelahan dengan WC. Bau dari WC sering tercium hingga mushala, hingga saya shalat sambil seekali menahan nafas. Sungguh tidak khusyuk. Apalagi karpet alas shalat terlihat dekil dan lembab. Saya shalat di mushala stasiun dengan perasaan jengkel. Umat Islam mengurus mushala saja tidak bisa, kok mau berperang melawan Israel.

Saya menunggu hari terang sambil baca artikel yang akan didiskusikan siang nanti. Pukul 7 saya ke stasiun Gambir untuk naik KRL menuju Depok, rumah Ibba. Saya sudah lama tidak menengok rumah Ibba di Depok. Pukul 08.00 menjelang kereta tiba, saya melihat ada seorang tokoh ulama Kebumen bersama istrinya. Kudekati mereka, dan kami pun bercakap-cakap. Orang itu adalah KH. Banani Adam, pensiunan Departemen Agama Pusat. Ia pernah bersama saya mengisi pengajian di PCM Kutowinangun. Ia bercerita bahwa Bu Mas’udi adalah muridnya saat kuliah di IKIP Muhammadiyah Kebumen. Kini IKIP itu telah tutup. Saking asyiknya saya bercakap-cakap sampai-sampai saya tertinggal kereta. Pintu kereta sudah menutup secara otomatis sehingga saya tidak bisa masuk, dan harus menunggu kereta berikutnya yang datang pukul 09.30. Kereta KRL ekspres sungguh nyaman karena bersih dan rapi serta sejuk. Kecepatannya pun tinggi. Saya jadi teringat saat menaiki kereta subway di Tokyo. Kata Ibba, kereta ini memang bekas kereta yang dari Jepang. Sungguh amat nyaman, dan saya bisa beristirahat bahkan tertidur hingga tidak terasa saya sudah sampai di Lenteng Agung.

Di stasiun Depok saya dijemput Ibba, Hanna, dan Naura. Kedua keponakanku mengenakan baju pink bergambar sayap. Lucu sekali mereka. Kami naik motor berempat dari stasiun ke rumah Ibba di Tanah Baru. Agak jauh juga dari Stasiun ke perumahan tempat Ibba tinggal. Jalanan agak macet, dan berdebu. Hanna duduk di depan, sementara Naura di antara Ibba dan saya. Hanna pakai helm. Agak susah juga jika harus cari rumah Ibba sendiri.

Depok sekarang tidak seperti Depok yangpernah saya kenal dahulu. Saya sering ke Depok, ke kampus UI di daerah Beji. Dulu Ida pernah tinggal di rumah kepala desa Beji yang kebetulan juga orang Muhammadiyah saat baru kuliah di UI. Saat itu kendaraan masih sangat jarang, sehingga saya seringkali jalan kaki dari pintu kampus ke tempat tinggal Ida. Saya juga dulu beberapa kali main ke rumah Pakde Masdun, saat beliau masih sehat. Saya sangat senang melihat koleksi buku pakde. Maklum beliau wartawan senior. Buku-buku biografi tokoh dunia, termasuk tentang Ferdinand Marcos, jurnal Ariel terbitan Israel, serta beberapa karya jurnalistik. Luarbiasa pakde ini. Di saat kita lebih senang mengecam dan mengharamkan segala hal berbau Israel, pakde justru mengoleksi majalah-majalah dari Israel. Pakde bahkan aktif di Lions Club, yang konon katanya adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh tokoh-tokoh Yahudi. Pakde memang berwawasan luas, dan konon beliau fasih berbahasa Arab. Beliau dulu belajar agama di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogayakarta. Akan tetapi saya tidak pernah omong-omong dengan beliau. Pakde selalu terlihat sibuk, sehingga saya selalu segan mengobrol dengannya, apalagi obrolan saya tidak selalu bermutu. Itu dulu, saat Depok masih terbilang sepi.

Rumah Ibba masih di kompleks ar-Rayyan, seperti dahulu. Hanya saja tidak bertempat di rumah yang sangat mungil, melainkan di rumah yang sudah cukup lapang. Di rumah itu banyak bacaan anak-anak. Ada pula buku karya Ed Husain, Matinya Semangat Jihad. Konon itu buku bagus. Saya sendiri belum sempat membacanya. Ibba sedang membaca, dan katanya memang bagus. Hanna dan Naura memutar DVD Kung Fu Panda, sebuah film animasi yang sangat menyentuh. Kedua anak itu libur di hari Sabtu, dan Ibba mengasuh mereka sendirian karena ibu mereka, Dian harus masuk kerja. She is a hard working woman. Rumah-rumah di kompleks ar-Rayyan kecil-kecil. Anak-anak gadis kecil bermain sepeda, semuanya mengenakan jilbab. Hanna dan naura saja yang tidak berjilbab. “Ini kompleks PKS,” demikian kata Ibba. Benar, tidak ada atribut partai di sana kecuali PKS.

Saat masih kuliah, saya sepertinya sering bermain di daerah ini. Nama daerah tempat Ibba tinggal kalau tidak salah adalah Tanah Baru. Dulu banyak empang di sana. Salah satu pemilik empang itu adalah Haji Ali Fauzi, bapaknya Ihsan. Ia tadinya adalah peternak sapi perah di daerah Kuningan, dekat Rasuna Said. Konon hotel JW. Marriot berdiri di atas tanah milik Haji Ali Fauzi. Kampungnya tergusur untuk pelbagai macam proyek, dan ia pindah ke Tanah Baru. Haji Ali langsung kaya dan banyak uang hasil gusuran. Ihsan memanfaatkan uang bapaknya untuk beli komputer dan buku-buku, serta modal kuliah di Amerika. Baguslah. Ihsan memang orang Betawi dengan n ach tinggi. Jangan-jangan ia orang Betawi yang paling pintar. Maklum setiap hari ia minum susu sapi murni. Saya beberapa kali menginap di rumah bapaknya Ihsan di Tanah Baru ini. Asyik sekali malam-malam baca buku sambil mendengarkan suara air bergemericik serta kecupak ikan-ikan di empang. Buku-buku saya juga masih banyak yang tertinggal di sana. Semoga tetap dibaca oleh Ihsan atau adiknya, Nasrullah. Akan tetapi dulu suasananya masih sangat desa. Kendaraan sangat jarang terlihat. Akan tetapi kini, sungguh berbeda. Bangunan-bangunan baru muncul di sana-sini. Kendaraan hilir mudik silih berganti. Asap kendaraan di mana-mana. Pepohonan besar sudah tidak lagi kutemui. Udara sudah tidak segar lagi. Saya menengok ke kiri dan kanan, berusaha mengingat-ingat suatu tempat. Saya sudah tidak bisa lagi mengenali daerah ini. Mungkin empang milik haji Ali sudah tergusur pula.

Sayang saya tidak lama di rumah Ibba. Pukul 12.00 saya harus segera tiba di Paramadina. Saya hanya sebentar bercanda dengan Hanna dan Naura. Mereka memperlihatkan hasil karya mereka, kerajinan keramik. Tempat tinggal mereka memang tidak jauh dari sanggar FX. Widiyanto, hingga mereka bisa ikut kursus kerajinan keramik di sana. Karya mereka sangat menarik dan diberi warna glasir yang eksotis. Ada gajah, bunga, beruang dan dua kura-kura kecil. Hanna dan Naura memberikan kura-kura kecil itu sebagai oleh-oleh untuk Nadia dan Jasmine. Wah lucu-lucu sekali kura-kura itu. Untung saya sempat bercerita tentang Gulliver the Traveller karya Jonathan Swift kepada mereka. Gulliver pernah terdampar di sebuah pulau berisikan manusia-manusia dan hewan-hewan kecil. Kecilnya kira-kira sama dengan yang dibikin oleh Hanna dan Naura dengan keramik. Usai makan siang, saya diantar Ibba mencari taksi di Ciganjur.

Sekalipun banyak perumahan padat dan jalanan juga padat, namun di Depok masih banyak pepohonan teduh, hingga airnya pun masih sangat baik. Mudah-mudahan pepohonan itu tidak ditebangi. Semoga hingga duapuluh tahun lagi Depok tetap sejuk dan asri, sekalipun tidak ada lagi empang milik Haji Ali.


Dari Abduh Hisyam untuk hi-nan.com

MORNING BLUE



Jika sedang mengendarai kendaraan, saya seringkali melihat bangkai ular melintang di tengah jalan. Bangkai itu tergeletak di situ hingga gepeng dan mengering karena tergilas ban kendaraan yang hilir mudik dan terpanggang panas matahari dan tersengat panas aspal jalanan. Bukan hanya ular, tikus pun seringkali tergeletak di tengah jalan. Saya menduga, ada orang-orang yang sengaja meletakkan bangkai binatang itu di sana agar terlindas kendaraan. Yang saya sering saya lihat adalah bangkai ular. Bahkan saya pernah melihat ular yang masih menggeliat-geliat karena sebagian tubuhnya remuk sementara bagian tubuh lainnya masih utuh. Tentu hewan itu merasa kesakitan sebelum akhirnya mati. Di sekitar kita banyak orang yang jika mendapati ular akan langsung membunuhnya, dan setelah itu mayatnya dibuang di tengah jalan. Mengapa ular harus dibunuh? Bukankah ular memakan tikus yang selalu merajalela dan menjadi hama tanaman padi? Mengapa ular sangat ditakuti oleh manusia hingga harus dibunuh, dan bangkainya dilempar ke tengah jalan agar semakin puas para pembunuhnya melihat hewan itu mati. Sungguh perilaku sadistik yang luarbiasa.

Banyak orang beranggapan jalan raya merupakan tempat sampah yang amat terbuka. Mereka membuang apa saja ke jalan raya. Termasuk bangkai binatang. Tikus yang sudah mati seringkali kita lihat sengaja dilempar orang ke tengah jalan agar telindas kendaraan. Akibatnya jalan raya menjadi kotor dan tidak sehat. Isi perut tikus menghambur keluar. Pemandangan yang sangat sadis. Sekalipun tikus adalah hama dan binatang yang jorok, akan tetapi memperlakukan hewan itu dengan sembrono dan brutal bukanlah perilaku manusiawi. Kita terbiasa dengan perilaku sadistik sekalipun terhadap bnatang kecil.

Dulu, ketika saya kecil, kawan-kawan sepermainan seringkali menangkap capung dan memberi hewan itu “baju” berupa kertas yang diberi lubang dua buah dan sayap-sayap capung itu dimasukkan ke dalam lubang itu. Capung itu seperti mengenakan rompi. Anak-anak seringkali gembira dan bersorak-sorak melihat capung terbang “berbaju.” Saya juga termasuk di antara anak-anak itu. Sepulang sekolah, kami bermain di halaman rumah. Di pekarangan rumah seringkali kami jumpai banyak serangga berwarna-warni. Di sela-sela tanaman yang tumbuh rapat di sepanjang jalan kampung, kami menangkap belalang atau kupu-kupu dan capung yang hinggap di kuntum-kuntum bunga. Kupu-kupu dan capung beraneka warna terbang menghiasi udara pekarangan rumah. Kami bermain dan bercanda sepanjang hari, hingga orangtua kami memanggil untuk makan siang. Beberapa orang dewasa menegur kami jika ada di antara kami yang menyiksa hewan-hewan itu, namun kami menganggap teguran itu sebagai angin lalu saja, dan bahkan menganggap orang yang menegur kami sebagai orangtua cerewet.

Ada sejenis hewan yang merayap di pepohonan, dan terbang dari satu pohon ke pohon lain. Hewan itu kecil, sedikit lebih besar dari cecak, akan tetapi jika sayapnya direntangkan, maka rentangan kedua sayapnya bisa mencapai 15 hingga 20 centimeter. Trelep, demikian kami biasa menyebutnya. Saya tidak tahu bahasa latinnya. Di sekolah dulu saya tidak pernah diajari untuk mengenal hewan-hewan dan tanaman sekitar. Akibatnya saya jadi asing dengan lingkungan sendiri. (sekolah ternyata tidak bikin kita tambah pandai kan?) Di leher trelep terdapat bendera segitiga berwarna kuning, ekornya panjang. Hewan ini berwarna kelabu kecoklatan dengan garis dan bintik-bintik hitam putih. Sangat eksotis. Setiap kali hinggap di batang pohon, hewan ini selalu menggerak-gerakkan kaki depannnya seolah-olah mengukur kekuatan pohon. Anak-anak tetangga beberapa kali kulihat menangkap trelep dan meniup lubang anusnya dengan jerami kering hingga menggelembung. Seketika tubuh trelep menggelembung seperti bola. Sungguh sebuah penyiksaan.

Lihatlah betapa kami sudah belajar berbuat kesadisan sejak kecil. Tidak mengherankan jika pada peristiwa kerusuhan sosial di Sampit antara suku Dayak dan Madura beberapa tahun yang lalu, terjadi pembantaian yang amat sadis. Orang yang sudah mati terbunuh kepalanya dipenggal dan ditancapkan berderet-deret di pagar jalanan. Kita disuguhi cerita tentang Ryan sang penjagal sadis. Di masa Orde Baru kita membaca berita pembunuhan sadis terhadap aktifis buruh perempuan tamatan SMA Muhammadiyah Nganjuk, Marsinah. Kesadisan terjadi di mana-mana, karena memang diajarkan sejak kecil kepada anak-anak. Mereka belajar pula di jalanan, saat melihat hewan-hewan dilemparkan di tengah jalan untuk dilindas kendaraan.

Saya jadi teringat cerpen karya Budi Darma tentang tetangganya, seorang tua yang terbiasa melempari burung-burung dan hewan-hewan kecil di taman kota Bloomington. Saat terjadi pembunuhan sadis di kota itu, polisi menangkap tetangga Budi Darma. Ternyata orangtua itulah pembunuhnya. Menurut psikolog, setiap hari ia melempari burung-burung dan hewan-hewan kecil di sekitar taman kota karena dalam dirinya ada obsesi untuk membunuh. Berarti saat saya kecil saya punya obsesi untuk menyiksa, karena saya dan teman-teman sering memakaikan baju kepada capung. Oo berarti pada dasarnya saya seorang yang sadis.

Setiap kali kita melewati jalanan yang melintas di antara pesawahan, kita seringkali melihat ular bergerak pelahan menyeberang jalan. Ada pula kadal, kucing liar, dan juga musang. Kita tetap saja melaju dengan kecepatan tinggi tanpa berusaha menghindari hewan-hewan itu agar tidak tergilas ban kendaraan kita. Bahkan tidak sedikit pula yang dengan amat bergairah sengaja menabrak hewan-hewan itu.

Saya pernah melihat sebuah foto bagaimana kendaraan di kota London sengaja menghentikan perjalanan saat serombongan bebek liar menyeberangi jalan raya. Mereka sangat menghargai kehidupan, dan amat menghargai keberadaan makhuk lain, sekalipun hanya seekor bebek. Suatu saat saya berkendaraan dengan seorang kawan, melintas daerah pedesaan di tepi laut. Saat melaju tiba-tiba ada seekor anak kambing menyeberang, dan tertabrak mobil. Sang teman tidak merasa perlu menghentikan kendaraan, dan menunjukkan ekspresi seolah-olah tidak terjadi sesuatu. Saya bilang, bahwa ada seekor kambing tertabrak. Ia tetap saja menyetir dengan kecepatan tinggi. Ia juga tidak menggubris saat saya bilang berhenti dulu. Mungkin ia takut menghadapi pemilik kambing itu, sekalipun daerah itu sedang sepi dan sedang turun hujan. Saya meminta berhenti karena daripada anak kambing itu kesakitan lebih baik disembelih saja dan dibawa pulang untuk disate. Akan tetapi teman saya membiarkan anak kambing itu tergeletak sampai mati di tengah jalan. Padahal sang teman ini adalah anggota DPRD.

Di Amerika pernah terjadi sebuah peristiwa, seekor kijang liar tertabrak mobil di jalan tol (freeway). Sang pengemudi berhenti dan meminggirkan mobilnya. Sang kijang meregang nyawa. Sebuah mobil patroli berhenti. Demi melihat kijang yang sedang sekarat, dan agar hewan itu tidak terlalu lama menderita, orang-orang yang ada di tepat kejadian memutuskan untuk mengakhiri hidup si kijang. Pak polisi dengan pistolnya pun menembak kepala hewan itu. Orang –orang di sekitar menghela nafas. Mereka sudah hendak pergi meneruskan perjalanan. Toh kijang itu sudah mati. Petugas kebersihan toh sudah datang untuk membersihkan darah yang membasahi jalan raya. Saat mereka hendak beranjak tiba-tiba mereka terkejut karena perut hewan yang sudah mati itu bergerak-gerak. Oo, rupanya kijang itu sedang hamil, dan yang bergerak di perutnya adalah sang janin. Seseorang segera bertindak cepat. Diambilnya sebuah pisau lipat dari laci dashboard mobilnya, dan dengan pelahan dibedahnya perut kijang yang sudah mati itu. Orang-orang menahan nafas. Benar, seekor jabang bayi kijang ada di dalam perut itu. Dengan dibantu beberapa orang, mereka mengeluarkan bayi kijang itu, memberi nafas buatan, dan ajaib, hewan itu langsung berdiri dan mencari puting susu induknya. Orang-orang bertepuk tangan, semua merasa bahagia. Sang anak kijang itu kemudian diserahkan kepada yayasan pemelihara satwa liar. Sebulan kemudian orang-orang yang terlibat dalam peristiwa jalan tol itu mengunjungi yayasan itu dan melihat betapa anak kijang itu sekarang sudah sehat dan berlari melompat-lompat ke sana kemari. Ada totol putih di bagian keningnya, sama dengan yang dipunyai induknya yang tertabrak di jalan tol. Bayi kijang itu kemudian diberi nama freeway. Orang-orang yang ikut menolong kelahiran freeway kemudian saling berkenalan dan berkumpul setiap bulan bersama freeway. Mereka ada yang kemudian akhirnya saling jatuh cinta dan menikah, ada pula yang menjadi teman. Semua karena mereka memberi kehidupan bagi seekor binatang liar. Mereka amat peduli kepada kehidupan, karena hidup adalah sebuah mukjizat.

Jalan raya kita memang tidak ramah untuk para penyeberang jalan, apalagi jika penyeberang jalan itu non-manusia. Di Sruweng, sepulang usai shalat subuh di masjid saya pernah mendapati seekor burung hantu besar tergeletak di tengah jalan. Mati. Mungkin ia tertabrak kendaraan. Saya tidak pernah melihat burung hantu di alam liar. Ia hanya seekor burung liar. Akan tetapi, pagi itu saya merasa sangat kehilangan.

Disarikan dari Tulisan M. Abduh Hisyam