29 April, 2020

Kultum hari ke 6 Ramadhan oleh Abduh Hisyam

 Dalam muqodimah anggaran dasar muhammadiyah, ada Tujuh Pokok Pikiran Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah adalah,

Yang pertama, hidup manusia harus berdasar *tauhid,* bertuhan, beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah SWT
Jadi manusia, kita harus mengimplementasikan tauhid salah satunya dengan sensitif dengan ketidak adilan, utk kemudian memperjuangkan keadilan dan menghilangkan penindasa

Kultum hari ke 7 Ramadhan by Hasan Bayuni

*Pelajaran dari Alquran*

*Fase Perjalanan Om Hasan:*
Ketika dulu usaha futsal, ada nafsu dunia yang tidak terkendali. Mendapat rezeki besar, tapi kurang berkah. Hal ini mendekatkan Om Hasan pada dunia dan jauh dari Quran. Padahal rezeki itu dari Allah, _min khaitsu la yakhtasib_ (dari arah yang tidak disangka-sangka).

*Mencoba kembali belajar Alquran*
Om Hasan rutin membaca Alquran setiap harinya melalui Alquran tafsir dan terjemahan, khatam setiap 6 bulan. Selesai khatam dan membaca kembali seperti selalu menemukan sesuatu yang baru. Penjelasan dari Al Mishbah paling menarik dan mudah dipahami. Alquran seperi sumber kesehatan terbaik, karena banyak ayat-ayat tentang kesehatan. Ketika jadi direktur, Alquran ternyata adalah buku manajemen terbaik.

Al Baqarah:168, perintah Allah kepada manusia untuk memakan segala sesuatu yang halal dan baik. Dalam Islam, yang halal lebih banyak daripada yang diharamkan namun kurang tahu kenapa itu dilarang. Padahal segala sesuatu yang dihalalkan pasti berdampak baik. Sedangkan sesuatu yang haram pasti akan berdampak buruk.

_"Dihalalkan bagimu yang baik-baik, dan diharamkan bagimu yang jelek-jelek"_

Allah ingin membuat kita terjaga. Contoh, kita boleh membuat fatwa rokok itu tidak baik untuk diri kita, karena rokok bisa jadi akan membahayakan kesehatan.

*Tayyib*
Ketika makanan itu didapat dengan cara yang baik. Ini demi menjaga rohani kita kepada Allah. Sesuatu yang kalau kita makan akan memberikan dampak yang baik. Tayyib sifatnya relatif bagi setiap orang. Tujuannya supaya badan kita sehat, sehingga kita bisa maksimal beribadah kepada Allah.

Rasulullah punya ketahanan fisik yang baik selama 63 tahun sehingga ilmunya bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Ada seorang yang ilmunya banyak, namun tidak sehat sehingga tidak bisa ke masjid & majelis ilmu untuk membagikan ilmunya.

_Wahai Anak Adam, pakailah pakaian terbaikmu (bukan mahal, namun bisa menutupi aurat), untuk memasuki masjid. Makan dan minumlah dengan tidak berlebihan._

Mengatur nutrisi yang seimbang juga butuh ilmu. Maka penting bagi kita untuk menjaga gizi sehari-hari dengan mengetahui kandungan gizi dalam tiap makanan.

19 April, 2020

Lock down para Nabi

Lock down

Di zaman wabah corona ini,istilah lock down menjadi akrab  di telinga kita.

Lock down sendiri artinya di kunci.

Kalo kita belajar sejarah para Nabi, banyak Nabi Nabi yang mengalami lock down dalam kehidupan nya.



1. Nabi Yunus
2. Nabi ayyub
3. Pemuda Ashabul Kahfi
4. Nabi Yusuf
5. Nabi Muhammad dan Abu Bakar

Nabu Yunus pernah dikunci dalam Ikan Paus karena dibuang oleh awak kapal yg kelebihan muatan, nabi Yunus pergi dalam keadaan marah kepada kaum nya karena kaumnya tidak mau menuruti dakwahnya, akhirnya Yunus pergi dan tidak mau  berdakwah lagi. Akhirnya ketika di dalam kapal, Yunus ditakdirkan Allah yg harus keluar dari kapal, dan akhirnya Nabi Yunus pun diterkam oleh Ikan Paus.Ketika dialam peruut ikan tersebut Nabi Yunus menyadari kesalahan nya, dan bertasbih swrta mhn ampun pada Allah, La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu min adzlimin.


2. Lockdown Nabi Ayyub
Selama 18 tahun Nabi Ayub di lock down dengan sakit parah yang membuat orang orang menjauhinya.
Kekayaan dan anak anaknya pun ikut diambil oleh yang Kuasa...
Tapi Nabi Ayyub tetap bersabar dan bersabar.
Pernah istrinya menanyakan, kenapa engaku tidak berdoa minta kesembuhan.
Kata Nabi

3. Pemuda Ashabul Kahfi di lock down dalam Gua selama 309 tahun. Ya merrka diselamatkan Allah dari Pemimlin zalim dengan menidurkan para pemuda beriman tersebut di dalam Gua ashabul Kahfi. Doa mereka.Rabbana atina minadunka rahmah wa hayyi' lana min amrina rosyada
4. Nabi Yusuf.
Nabi Yusuf di lockdown dalam Penjara karena dituduh berbuat  tidak senonoh dengan majikan nya selama kurang lebih 7 tahun. Disana Nabi Yusuf tetap sabar dan berdakwah.Doa Nabi Yusuf Ya Allah penjara lejih aku sukai dr pada aku berkhianat atau memenuhi ajakan mereka, dan Allah mengabulkan doanya, atas izin Allah Nabi Yusuf keluar dari penjara  dan dibersihkan namanya dan bahkan menjadi Bendahara Mesir.
6. Nabi Muhammaddan Abu Bakar. Ketika mereka di kejar pasukan Quraish, Nabi terlockdown dalam Gua, meski tidak lama, itu cukup meresahkan ,Bahkan Abu bakar merasa resah, lalu Nabi menennagkan abu bakar dan menasehati nya La Tahzan Innalla ma'ana

Banyak juga kisah kisah lain orang orang yg terlockdown, lalu mereka mengambil hikmah di balik itu.
Hamka, seorang ulama besar, di lockdown dalam penjara oleh Sukarno, dan dia tetap sabar dan dia berhasil membuat karya luar biasa tafsir quran  Al ahzar.

Lock down kita sekarang tidak seberat yg dialami para Nabi, kita di kock down karena ada musibah corona, tidak full lock down, tapi masih bisa keluar keluar, bisa ketemu keluarga, masih bisa sesekali ke pasar dll, mari kita gunakan lockdon melawan Corona dengan sabar dan taqwa, seperti yg sudah dilakukan para nabi.

Wallahu alam bishawab

17 April, 2020

Sabar

Sabar

Itulah pilihan kita sabagai seorang muslim dan mukmin.
Disaat ada wabah corona melanda seluruh dunia, termasuk indonesia, hanya satu yg bisa kita lakukan. Sabar!!

Sungguh menakjubkan perkara orang yg beriman, ketika diuji dia bersabar, dan ketika mendapat kebahagiaan dia bersyukur.

Sekarang kita semua sedang diuji Allah dengan wabah dari makhluq kecil yg tak terlihat mata bernama corona.

Untuk mengehntikan penyebarannya maka semua aktifitas dimanapun diminimalisir.

Akibatnya, ekonomi akan sedikit melambat, yang menjadikan efek domino, dimana, masyarakat pun banyak yg mengangur, dan tak mendapat pemasukan.

Sabar
Sekali lagi itulah pilihan bagi kita.
Namun , sabar bukan berarti tanpa usaha.
Sambil menunggu wabah mereda, kita tetap menjalankan ibadah kepada Allah.
Justru semakin kita mendekat pada Allah , kita akan bisa melewati ini semua dengan sukses.

Sabar, itulah pilihan kita saat ini sebagai orang yg beriman.
Kita ingat Nabi Ayub ketika diuji dengan sakit parah selama 18 tahun, keluarga dan harta dicabut, Nabi Ayub bersabar, dan karena kesabarannya Allah mengembalikan kesehatan, kekayaan dan hartanya kembali.

Sabar, itulah satu satunya pilihan kita.
Dalam menjalani masa Sosial Distancing ini, mari kita gunakan waktu luang kita untuk lebih mendekatkan diri pada Allah.
Yang biasanya hanya shalat wajib, tambah dengan sunnah.
Yang biasa membaca alquran satu lembar tambah  jadi 3 lembar.
Yang biasa sedekah, tambah lagi sedekahnya lagi pada ortu, kerabat dan org2 miskin
Yang biasa tak pernah tahajud, mari tahajud
Bukankah Allah sdh berjanji dalam surat Athalaq 2-3
Barang sianpa meningkatkan taqwa pada Allah, Allah akan memberi jalan keluar dan meberi Rizki dari arah yg tak disangka

Sabar

Itulah pilihan kita saat ini
Ketika Pemerintah, Pimpinan organisasi menyerukan untuk stay home, dan bersabar tidak berkerumun baik di masjid, sekolah, dan mengurangi interaksi dengan orang lain, kita harus bersabar menjalani ini.

Ini adalah salah satu bukti kita bersabar dalam menjalani perintah Allah yg lain, yaitu tidak menulari wabah ke orang lain. Tidak.memberi mudharat atau tidak.membahayakan orang lain.
Allah sudah memberi keringanan ibadah ketika terjadi bencana
Mari kita sama sama bersabar
Meski tidak mudah, Allah akan memberi.ganjaran.karena kesabaran.kita


Sabar..itulah pilihan kita saat ini

Jika kita mampu melewati ini semua degan sabar, seperti Nabi Yusuf ketika di dalam penjara, Allah tidak.akan menyia nyiakan pahala orang yg taqwa dan sabar..


Dan ada pahala.surga.bagi orang orang yg sabar

Salamualaikum bima sobartum...
Kata Malaikat menyambut org 2 yg sabar di dalam surga

15 April, 2020

Revolusi Ilmu- Kesan pada Buku Artificial Intelligence

REVOLUSI ILMU

Oleh Abduh Hisyam

Artificial Intelligence. Sebuah buku serius. Seorang  guru ngaji dari kampung seperti saya tentu tidak faham saat membaca buku itu.  Namun ah, saya coba baca buku itu. Baru beberapa halaman saya baca, saya tergelitik saat tidak menemukan nama-nama Anglo Saxon atau Jerman di deretan ilmuwan yang menjadir eferensi buku tersebut.  Nama-nama para ilmuwan yang ditulis di buku tersebut adalah LA Zadeh, HA Abbas (Iran), de Castro (Amerika Latin), Xinyu Du, Qillian Chen dan Hao Ying (Cina), Tereshko Loengarov (Rusia), Subramani dan Debojyoti (India).  Tidak ada nama-nama  Robert atau George yang khas Anglo Saxon, atau Ludwig dan Jurgen yang khas Jerman.  Padahal selama ini, rasanya tidak sah bicara tentang iptek tanpa menyebut ilmuwan Jerman atau Anglo Saxon. 

Saya telpon Prof Imam dan saya tanyakan mengapa ia hanya mencantumkan karya para intelektual dunia ketiga dalam daftar referensi.  Dengan tegas ia mengatakan bahwa ia memang sengaja tidak mencantumkan ilmuwan Anglo Saxon atau Jerman.  Ia beberkan  bahwa ia sedang menggiring  para pembacanya ke arah paradigma tertentu.  Ia dengan penuh keyakinan mengatakan, itulah yang dilakukan oleh Imam Alghazali ketika menulis Ihya Ulumiddin(?).  Jika saya menyebut ilmuwan Jerman dalam karya saya, maka saya hanya sebuah sekrup dalam mesin raksasa.  Dan selamanya kita akan menjadi sekrup. 

Di telinga saya Imam Robandi bicara tentang sebuah ideologi.  Ideologi kaum tertindas. Ideologi perlawanan atas hegemoni Eropa dan Anglo Saxon di bidang ilmu dan teknologi.  Inilah perawanan periferi atas center.  Sebuah wacana yang mengingatkan saya kepada Samir Amin dan  Andre Gunder Frank dengan teori dependensianya.  Teori pembangunan yang sudah tidak lagi dibicarakan orang, namun cukup pas untuk mengupas upaya negara-negara industri menjadikan negara dunia ketiga tergantung kepada mereka.

Saat mahasiswa saya pernah memabca sepintas buku The Structure of Scientific Revolution karya Thomas Kuhn.  Di dalam buku itu Kuhn menjelaskan bahwa Suatu pengetahuan disebut ilmiah bukan karena pengetahuan itu mampu memecahkan sebuah masalah. Tidak!  Yang menjadikan sebuah statemen, penemuan, atau informasi ilmiah adalah paradigm.  Dan paradigm dibangun dengan kekuasaaan.   Maka perkembangan ilmu pengetahuan bukan karena ilmu itu memang sahih, melainkan karena adanya dana yang besar, komunitas yang selalu membicarakannya, seminar-seminar, penerbitan buku-buku, jurnal, dan sebagainya.

Selama ini penemuan dan prestasi serta karya para ilmuwan di dunia ketiga –termasuk Indonesia— lenyap dan tidak pernah terdengar di dunia sains, sementara karya-karya para ilmuwan Amerika dan Eropa selalu menghiasi jurnal  internasional bergengsi dan buku-bukunya laku keras di pasaran dunia.  Apakah ilmu yang dihasilkan para ilmuwan dari dunia ketiga termasuk Indonesai tidak ilmiah? Semua karena tidak adanya daya dukung berupa pendanaan, komunitas serta  dukungan politik.

Mempromosikan karya para ilmuwan dunia ketiga adalah salah satu bentuk perlawanan terhadap hegemoni Eropa dan Amerika.  Ini adalah perang ideologi.  Para ilmuwan Iran, India, Indonesia, Malaysia, Nigeria adalah ilmuwan cerdas dan menghasilkan penemuan yang orisinil.  Tetapi mereka tidak punya komunitas yang mempromosikan penemuan mereka.  Tidak ada biaya untuk menerbitkan karya mereka dan tidak ada komunitas yang memperkuat penemuan itu.  Alhasil penemuan mereka tidak dibaca orang, dan diabaikan oleh dunia akademik.

Sebuah komunitas yang saling mereview, mengeritik, dan mengutip mutlak perlu demi eksistensi ilmu yang mandiri.  Di dunia modern dikenal kelompok-kelompok ilmuwan dengan nama “The Vienna Circle,”  “Club of Rome,”  “The Frankfurt School,”  “The American Creed,” sebagaimana di dunia Islam dahulu pernah dikenal “Ikhwan al-Shafa.” Semua adalah kelompok episteme.

IRO-group ini adalah sebuah komunitas episteme. Dari sinilah kita merancang revolusi! ***