16 April, 2021

NEURON TUHAN

 Menghamba

diterjemahkan oleh Nadia Elasalama 

Ibadah sering disalahartikan secara eksklusif sebagai praktik keagamaan. Tidak menganut agama atau tidak percaya kepada Tuhan juga dianggap tidak menyembah apapun. 


Namun, ilmu saraf dan psikologi modern memberi tahu kita bahwa menghamba adalah kecenderungan seluruh manusia


Banyak teori yang mendukung gagasan bahwa otak memiliki area unik yang terkait dengan pencarian spiritualitas. 


Rhawn Joseph, seorang ahli saraf, berpendapat bahwa struktur dan fungsi otak memengaruhi kita untuk percaya kepada Tuhan. Ia menggambarkan 'neuron Tuhan' dan 'neurotransmiter Tuhan' yang tersebar di seluruh sistem limbik, pusat emosional otak. Ahli saraf Andrew Newberg menyatakan, "Otak manusia dibangun secara unik untuk memahami dan menghasilkan entitas spiritual."

Oleh karena itu, menurut penelitian ini, seperti halnya manusia didorong oleh sistem biologi untuk berbicara, makan, dan berkembang biak, mereka juga didorong untuk terlibat dalam pencarian spiritual/ibadah. Hal ini sesuai dengan konsep fiṭrah dalam Islam, watak alami yang diberikan Allah pada manusia.


Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS. Ar-Rum: 30)


Namun, pandangan tersebut dibantah karena populasi penganut ateis dan agnostik semakin banyak. Padahal, ini karena ada kesalahpahaman pada istilah ibadah. Ketika aktivitas penghambaan hanya dipandang berkaitan dengan entitas supernatural, Al-Qur'an menjelaskan pandangan tentang motivasi dasar manusia: 


Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya? 

(QS. Al-Furqan: 43)


Meminjam terminologi dari psikolog perkembangan Erik Erikson, 'perhatian utama' seseorang mewakili penghambaan mereka yang sebenarnya. Perhatian utama individu adalah apa yang paling dicintai atau ambisi tertinggi dalam hidup. Setiap orang, bahkan seorang ateis, pasti memiliki sesuatu yang paling mereka cintai, yang sebenarnya adalah 'tuhan' yang mereka sembah. 


Kita sering berpikir ibadah hanya kerkait dengan ritual. Namun menurut Islam, ibadah menembus jauh ke dalam hati manusia hingga mencakup segala sesuatu tentang perhatian utama seseorang termasuk keyakinan, perasaan, dan tindakan (iman). Oleh karena itu, ibadah mewakili seluruh perjalanan menuju perhatian utama dalam hidup.


(Terjemahan dari The neuroscience of worship oleh Zohair Abdul-Rahman, Yaqeen Institute)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar