19 Agustus, 2021

Kasus kekerasan Seksual pada Anak melonjak tajam: WARNING!!!

 19 Agustus 2021


Hari ini mengikuti kegiatan Advokasi Kekerasanpada perempuan dan Anak yang dislenggarakan oleh Dispermades.

Melihat datakepolisian tentang kasus kasus kekerasan menjadi keprihatinan semua yang peduli dengan perempuan dan anak.

Dari kasus kasus yang ada. Kekerasan pada anak menempati posisi tertinggi 19 kasus di tahun 2019 dan 18 kasus di tahun 2020, dan 12  kasus di era pandemi ini

Whats Wrong???

Kita perlu mengaca kembali, melihat kanan kiri kita. Hampir semua kasus kekerasan terjadi pada keluarga menegah kebawah. Mereka yang tidak punya akses pendidikan, agama, ekonomi dll.

Mereka yang harus bekerja mencari nafkah dan lengah terhadapa pergaulan anak anaknya..

Mereka yang tidak punya ilmu dalam berumahtangga.

Merekalah kaum mustadafin.

Miskin tapi berilmu masih bisa menjaga anak .

Tapi miskin tak berilmu, disitulah bahaya nya

What can we do??

Mungkin perlu pengasuhan alternatif?

Ada sebuah kasus

Seorang janda, dengan 6 anak. 

Miskin, sebelum memiliki 6 anak sudah diperingatkan untuk ikut KB tapi tidak mau.

Setelah memiliki 6 anak, dianjurkan agar beberapa anak nya di masukan di Panti asuhan agar pendidikan agama dan sekolah terjamin. tidak mau.

Akhirnya karena tidak ada perhatian dari orangtua, salah satu anaknya hamil diluar nkah, putus sekolah, dan salah satu anaknya terjerumus dalam kelompk anak punk dan semapt juga mencuri.

What can we do?

MAsayarakat juga sudah berusaha peduli, tapi  kita juga tak bisa memaksa.

Bagaimana kalo sudah begini??

Kasus  yang terjadi di desa JAbres kemarin juga hampir mirip bahkan lebih dahsyat.

Keluarga buruh, anaknya hamil, bayinya dibunuh dan dibuang disungai.

Oangtuanya tidak tahu kalo anaknya sering bergaul dengan teman smp nya dan sering kerumah dengan alasan belajar daring.

Hari ini kasus lain yang diceritakan oleh teman penyuluh, beberapa siswa smp memerkosa temanya secara bergilir. Ada apa ini?

Astaghfirullah..

Jika dari sekolah dan lingkungan sudah bersuaha memberi penyuluhan, tinggal keluarga yag harus berusaha. tapi jika keluarga tidak berdaya , apa yg bisa kita lakukan?

Penguatan pendidikan sejak SD dan juga pengetahuan kesehatan reproduksi harus lebih dini dikenalkan pada anak.

tapi jika keluarga di rumah tidak bisa diandalkan , apa yang bisa kita lakukan?

Mungkin pemerintah herus lebih memberi penguatan keluarga tidak hanya sekedar memberi BLT.

Setiap yang mendapat BLT harus mendapat pendidikan PARENTING

Harus banyak istighfar..

Astaghfirullahaladzim




Tidak ada komentar:

Posting Komentar