23 Maret, 2024

Malaikat Tak bersayap




Jam 08.00 pagi ini Ibu, eyang , om Fajar disopiri Kang Amad takziah menuju Tambak.


Didit adalah cucu Bude Medi (Pandiyah). Bude Medi itu kaka peremluan Pak Mas'udi suami Eyang Hayatun. Mba Wati meninggal malam jumat, di hari ke  4 bulan Ramadhan .

Didit becerita dari awal hingga akhir tentang sakit sang Istri, yaitu kangker rahim. Kangker rahim sudah dinyatakan sembuh, beberapa bulan kemudian ,kanker hati stadium empat mengerogoti tubuh mba Wati. berat badannyabturun drastis dari 70 menjadi 40 kg.

Akhirnya tubuhpun tak sanggup bertahan, mba Wati di panggil Allah swt di RS Sardjito.


Saya sebenarnya tidak begitu mengenal Mba Wati, yang saya tau mba Wati dan Didit tidak memiliki putra. Lalu mereka mengadopsi anak sejak bayi, dan qaddaralah setelah umur 3 tahun baru diketahui jika anak tersebut mengidap Lumpuh otak atau *_cerebral palsy_. Cerebral Palsy adalah masalah kesehatan yang terjadi pada anak dan menyebabkan gangguan motorik. Anak yang mengidap penyakit cerebral palsy akan mengalami beberapa gejala, seperti gerak refleks yang berlebihan, postur tubuh tidak normal, tidak mampu berjalan dengan baik, mata juling, dan lain sebagainya.Kira kira demikian menurut Sebuah Website tentang penyakit Cerebral Palsy.


Anak tersebut bernama Danang, sekarang usianya sekitar 15 tahun, san memiliki postur tubuh yang cukup tinggi sekitar 175 cm.

Dia suka basket dan bulu tangkis.


Dulu waktu anak ini masih kecil, aku pernah berpikir, berat  sekali  Didit dan istrinya ...

pasti butuh perjuangan yang tidak mudah  mengasuh anak  yg bukan anaknya sendiri, apalgi dengan kondisi disabilitas.


Didit bercerita kondisi istrinya ketika  di IGD, Didit menyampaikan dia menuntun istrinya dengan istighfar dan kalimat la ila ha illah..dan akhirnya tangispun pecah ..

didit menangis tersedu sedu...

Kamipun hanya bisa terpana dan diam..


Lalu tiba tiba si Danang ini menghampiri kami dan membawakan tisu untuk Bapak nya.. jadi ingat video klip malaikat tak bersayap..

Disitulah aku terpana dan tarharu  dan terkesima dengan yang dilakukan  Danang. Tak kusangka, dia memiliki kepekaan yang besar dibandingkan kami kami...

Subhanallah.

Astaghfirullah astaghfirullahaladzim

Jangan merasa mulia dengan amal kita...


Cerita ditulisa dalam perjalanan ke Kebumen

19 Maret 2024.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar