11 Maret, 2010

JATUH BANGUN

Siang ini cukup panas. karyawan sedang menjemur genteng di belakang. padahal, 3 jam yang lalu hampir saja hujan. Begitulah cuaca, akhir-akhir ini membingungkan. Ketika pagi hari rasanya matahari bersinar terang, eh, agak siang sedikit, tiba-tiba mendung. Ini membingungkan karyawan yang sedang menjemur genteng. Ketika akan diangkat, karena takut kehujanan, matahari malah menantang nya. kalo tidak diangkat takut kehujanan. begitulah kalau masih memakai cahaya matahari. sangat tergantung cuaca. masih tradisional. Sudah ada rencana membuat ruang pengering dari tenaga surya, tapi belum terwujud juga.
Bisnis genteng ini mengalami puncak kejayaannya ketika tahun 90 an. Hampir semua pengusaha genteng jaman dulu, bisa melakukan ibadah haji dan membeli mobil dengan mudahnya. cerita itu aku dapatkan ketika aku bersilaturrahmi dengan teman-teman bapakku. dahulu Bapakkulah pelopor produksi genteng. beliau Punya cabang banyak sekali. harga tanah dan bahan baku waktu itu masih murah, dan pengusaha genteng belum banyak.Bapakku pernah menumpuk genteng jenis Kodok hingga 1 juta unit. banyak sekai bukan. dan modal untuk menumpuk atau memproduksi genteng sebanyak itu, untuk ukuran jaman dulu pasti banyak juga. Dalam keadaan sepi Bapakku tetap saja berproduksi, tetap menggaji karyawan. entah uangnya dari mana aku tak tahu.Tapi entahlah sekarang, sepertinya tidak bisa dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu. Sekarang Ada barang sekitar 100.000 unit saja, kita sudah terengah engah di jalan.Biaya produksinya tinggi sekali. Mestinya pengalaman bapakku aku contoh, mesti Tidak ada pembeli harus produksi terus, karena suatu saat akan ada masanya genteng pasti habis. Dan tidak ada salahnya memproduksi terus, karena genteng juga tidak akan busuk, tdiak seperti makanan, asal, di letakkan di Gudang . tetap bisa dipakai.Sekarang, memang masa-masa sulit dalam berbisnis. Apa saja. Aku mempunyai 4 jeis usaha. Toko ATK, Percetakan, genteng dan warnet. Semua ada pasang surutnya. Yang terakhir warnet, cepat sekali ditiru orang, satu buka warnet, semua orang ikut-ikutab membukanya. Dan terjadi persaingan harga yang tdiak sehat. Aku sekedar mencoba saja, ternyata mungkin tdiak seperti dugaanku, paling tidak aku sudah mencoba. Yah dalam bisnis, selalau ada jatuh bangunnya. yang menjadi catatan, pengusaha, harus punya mental kuat. Kita laku atau tidak barang kita, tetap harus menggaji karyawan, karena mereka sudah bekerja. Harus mencari pinjaman kesana kemari, kalau ternyata barang kita sudah menumpuktapi belum laku juga. benar -benar harus kuat.Yah seperti aku bilang, benar-benar mengalami jatuh bangun. Aku lebih suka cerita buruknya dulu, sebelum enaknya. Semua orang ingin menikmati enaknya, pasti. Tapi agar tidak kaget, jatuh bangun dalm berbisnis dalah hal yang sangat sangat wajar. Tapi jangan takut.Semangat. Orang-orang yang hebat adalah orang yang senang dengan tantangan.

1 komentar:

  1. Mbak Anna, tulisan anda sederhana dan menyentuh. Mudah-mudahan tulisan itu bukan keluhan. Yakinlah bahwa anda dan keluarga dipilih untuk menjadi 'tangan-Nya' bagi mengalirnya rejeki bagi banyak orang.... Wajah-wajah penuh terima kasih dari para pegawai anda saat menerima imbalan mungkin merupakan puisi terindah yang bisa anda nikmati dengan mata bathin anda ..... Salam.

    leosastrawijaya@yahoo.com

    BalasHapus