28 November, 2012

Trip to KL : day 2


  • Selama berkunjung ke Malaysia dan Singapura, saya bersyukur ternyata kita diberi karunia oleh Allah berupa negeri yang luas dan amat kaya. Indonesia jauh lebih kaya dan beraneka ragama budayanya daripada Malaysia dan Singapura. Singapura bahkan tidak punya sumber alam yang bisa dieksploraasi. Akan tetapi kita tidak bisa menjual dan mengemas kehebatan negeri kita sehingga bisa membuat para turis berbondong-bondong bertamu ke negeri kita.
    Kuala Lumpur adalah kota yang tertata dengan apik. Jalan-jalannya mulus, lalu lintas tidak macet dan tidak semrawut. Akan tetapi kalau jama-jam sibuk saat karyawan pulang atau saat hujan sudah tentu sibuk. Akan tetapi kota Kuala Lumpur sungguh asri. Pepohonan besar tetap dibiarkan tumbuh, banyak taman kota sehingga kota tampak hijau dan segar. Ini tentu merupakan warisan Inggris yang menjadikan Kuala Lumpur enak untuk dijadikan tempat jalan-jalan.
    Singapura adalah negeri yang sangat kecil. Panjangnya bagaikan dari Kebumen ke Purworejo, dan lebarnya bagai dari Kebumen ke Purbalingga. Setiap kali berkeliling negeri, pasti melewati jalan yang sama dan pemandangan yang sama. Jadi agak membosankan. Orang-orang Singapura juga tampak culun, terutama etnis Cina. Kalau orang Singapura yang Melayu atau India tampak gagah.
    Maka, mari kita bersyukur atas karunia Allah. Banyak berjalan dan banyak melihat negeri lain bisa membuat kita bertambah syukur kepada Allah. Apa-apa yang baik yang kita lihat di negeri orang mesti kita terapkan di negeri sendiri. Yang tidak baik ya tidak usah. Ini dulu ya, sayang.
    • Karena saya asyik berjalan-jalan, tidak terasa sepatuku jebol. Pantes kaus kaki terasa agak basah. Akhirnya pukul sepuluh malam harus cari sepatu. Untung di belakang hotel ada pedagang kaki lima menjual sepatu bekas. Saya beli saja satu. Harganya 25 ringgit. Ya daripada beli baru harganya jelas jauh lebih mahal. Rencananya mau berhemat dengan tidak berbelanja, ee malah beli sepatu. Sepatu yang lama tetap saya bawa, siapa ahu bisa dilem di Kebumen.
      Saya mesti beli sepatu malam itu juga karena pagi hari akan ke Singapura lewat Melaka. Petugas imigrasi Singapura seringkali usil dan mencurigai orang yang masuk ke negeri itu dengan hanya bersandal, apalagi kalau bercelana pendek. Daripada terhambat di imigrasi, saya harus segera mendapatkan sepatu.
      Pada saat masuk ke Malaysia, rombongan terpaksa tertahan di imigrasi selama satu jam. Penyebabnya karena Miskun ditahan di kantor imigrasi. Entah mengapa saat ditanya Miskun mungkin salah menjawab. Ia ditanyamungkin karena tampanganya mirip dengan TKI yang biasa masuk ke Malaysia. 
      Karena tertahan satu jam, akhirnya banyak acara yang batal deh...

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar