BERBAGI LAUK
Jarwal Mekkah, 30 Juli 2019
Badan lelah dan perut terasa lapar setelah berjalan mencari tempat pembayaran “dam nusuk” di sekitar masjdil haram. Saat itu pukul 15:00. Pakde mencari mat’am (warung makan) di depan masjid. Pakde beli satu porsi nasi biryani dan ayam panggang. Pakde menyantap makanan di trotoar di depan warung makan. Banyak orang duduk-duduk lesehan minum teh dan makan di trotoar gedung hotel dan pertokoan di sekitar masjdil haram. Di dekat tempat pakde duduk ada sisa makanan sekotak nasi yang ditinggalkan.
Saat sedang menyantap makanan, tiba-tiba datang seeorang mengambil nasi yang teronggok di dekat tempat pakde. Pakde kaget melihat seseorang memungut nasi berstatus sampah itu dan memakannya. Pakde memandangnya. Orang itu laki-laki berwajah Pakistan. Cukup tampan. Bermata cokelat dan berjenggot. Masih muda. Ia menunjukkan isyarat sedang lapar. Pakde memakluminya dan melanjutkan makan. Ia mungkin tidak punya uang untuk membeli makanan.
Saat sedang menyantap makanan pakde sadar lelaki Pakistan itu makan nasi tanpa lauk. Pakde tawarkan ayam panggang milikpakde dan ia dengan ragu-ragu menerimanya. Ayam itu ia pegang dan ia tarik sehingga terbagi dua. Kami makan dengan lahap hingga azan ashar terdengar. Pakde tawarkan tawarkan air kepadanya dan ia menolak, karena air banyak diperoleh di masjdil haram
Pakde bersyukur mampu membeli makanan layak, tanpa harus memungut dari tempat pembuangan. Dan lebih bersyukur lagi karena mampu menolong orang yang kelaparan.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar