06 Juli, 2019

Sari Roti, Jokowi dan Martini



Hari  Kamis, adalah jadwal piket ku  sebagai dewan pengawasP Sruweng, setiap piket , aku berkililing bangsal menemui orang sakit, aku memang ingin menjenguk mereka, sambil melihat apa ada pelayanan yg kurang memuaskan.

Aku berkeiling di Bangsal baru Al Maun.

Semua pasien aku doakan dengan doa nabi Muhammad jika menjenguk orang sakit.

Jumlah pasien di bangsal Al Maun ada sekitar  20 orang yang aku jenguk dan aku doakan.

Salah satu pasien  nya kebetulan memakai kaos Jokowi Maruf.

Meski berbeda pilihan politik, aku tetap mendoakan si Bapak berkaos Jokowi agar segera sehat😀.

Sehari berselang, di Hari jumat, ketika aku shalat Dhuha, ada yang mengetuk pintu dengan keras..mengucap salam berkali kali, tapi karena aku sedang shalat, aku hanya mengucapak allahu akbar dengan keras agar sang tamu mengerti, bahwa si Tuan rumah sedang shalat.

Ternyata si tamu tetap tak mendengar...dan terus mengetuk pintunya .

Aku menuju ruang tamu, oh Ternyata Martini...sudah lama tak bertemu dengan nya.

Sekarang dia memiliki  duaa  dan menjadi sales Sari Roti.

Jleb....
Ada pengalaman buruk dengan sari roti.
Aku adalah peserta aksi damai  212  ygikut mendemo ahok karena dia menistakan surat al maidah 51.

Waktu peristiwa 212, ada seorang donatur menginfaqkan gerobak sari roti untuk peserta demo.

Ternyata Perusahaan sari roti tidak berkenan, bahkan menilis pengumuman di media massa, bahwa perusahaannya tidak terkait dg demo 212.

Perusahaan sari roti takut dibilang intoleran radikal kali ya...hihi.


Tokoku yg sempat menjual sari roti pun aku stop.

Martini, aku sebenarnya ingin membantumu, tapi aku punya pengalaman buruk dg roti ini.

Akhirnya dengan sangat terpaksa aku beli juga, untuk membantu Martini
Dan roti itupun aku berikan kepada karyawan ibu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar