18 September, 2010

Sang Pencerah


Wow, filem sang pencerah seprtinya cukup sukses, terbukti, pemutaran hari ke 9 masih diiringi antrean panjang. Aku dan keluargaku pesan tiket di Empire XXI pukul 16.00 wib, dapat tiket jam 18.30 wib, karena aku membawa teman dan temanku itu mau menonton kalo masih sore, aku berniat ke twenty one ambarukmo plaza, siapa tahu ada yang jam setengah enam, ketika kesana...walah...malah lebih parah, tiket sang pencerah habis, tinggal yang jam 21. 40. ya sudah, akhirnya balik lagi deh ke XXI. eeeh...ketika balik, disana tinggal pemutaran terakhir pukul 20.40. Lumayan lah, lebih sore dibanding dengan yang di amplaz. Soalnya aku bawa anak2. Kalo nonton kemalaman, ntar ngantuk...gak jadi nonton deh.
wal hasil, dengan semangat pantang menyerah, akhirnya kita berhasil menonton sang pencerah pukul 20.40. Yuhuuuuuuuuuui...
kenapa sebegitu hebohnya sih, pingin menonton sang pencerah?
Alasannya sangat jelas : aku warga Muhammadiyah, dan aku ingin mengenal pendiri Muhammadiyah lebih dekat lagi melalui filem.membaca novel dan menikmati filem sangat berbeda. Dalam filem ada adegan/ackting pemerannya.
menurutku Filem Sang Pencerah ini cukup bagus , yah penyulapan kawasan Jogja seperti tahun 1912...cukup meyakinkan. pemain-pemainnya juga cukup oke. Idris Sardi memang cukup baik memerankan Ahmad dahlan, Dan beberapa aktor lain cukup membuat daku terpingkal2 seperti ackting denis adeswara, pak RW, dan pak tua yang aku gak kenal.
Waktu perobohan langgar ahmad dahlan, sebenarnya masih bisa di dramatisir agar lebih mengenaskan, menurutku hanung masih kurang bisa mewujudkan situasi yang lebih membuat bulu kuduk berdiri.
Aku kurang greget.
tapi secara umu, baguslah...cukup menghibur, apalagi untuk tontonan keluarga, sangat pas.
Pemeran Nyai ahmad dahlan, Sazkia menurutku masih kurang tua. Harus dituakan lagi. Itu sih menurutku.
Pesan dari filem ini diantaranya adalah, bahwa dam berjuang Ahmad dahlan tidak luput dari hambatan, baik dari keluarga atau orang diluar.
Bahkan Ahmad dahlan sampai dibilang "KAFIR", hanya karena mengajarkan anak2 sekolah dengan memakai meja dan kursi yang lazimnya waktu itu hanya dipakai orang belanda.
Toh sekarang semua orang belajar pakai meja dan kursi.
Adegan yang lucu diantaranya, ketika ada seorang kakek dari magelang memprotes Dahlan dengan sebutan kafir, dan dahlan menjawabnya dengan lelucon, kalo pake meja dan kusri kafir, panjenengan naik kesini kan naik kereta?. kerata kan bikinan orang kafir. hehehe..
Akting pak tua asyik juga.Sepertinya hanung selera humornya gede juga. banyak diantara filem-filemnya diselipin humor , meski filem serius.seperti ayat2 cinta.
Masukan lagi buat filem ini, dalam membuat filem hanung masih terasa banyak hal yang verbal, mestinya banyak hal yang tdk perlu diungkapkan dengan kata2 hanya dengan adegan gambar.
Tap dari semuanya, kalo Amien rais kasih 8,9 aku kasih 9 deh...
Selamat, semoga filem ini bisa menambah wawasan kita semua tentang sepak terjang Ahmad dahlan, yang punya pendirian teguh, tidak mudah putus asa, untuk memperjuangkan sesuatu yang dia anggap benar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar