27 Agustus, 2014

Feeling Blue



Selepas tidur siang, tapatnya pukul 16.30 wib, aku sholat ashar. Biasanya aku shalat ashar pukul 15.30, sebelum anak anak mengaji. Tapi sore itu tak ada yang membangunkanku shalat ashar. Kebetulan anak anak tpq  tak ada yang berangkat mengaji karena ada tetangga kami yang meninggal.

Aku bangun dengan perasaan sedih, entah kenapa. Rasanya "kuning" istilah anak anakku kalo lagi gak mood.
Yah, ada perasaan sedih yang mendalam, entah itu apa. Aku hanya ingin kabar gembira.
Entah itu apa?. Kalo kabar gembira nya Prabowo jadi presiden itu mustahil, hehe.
Tidak ada tempat bagi Prabowo di Indonesia. Hari ini aku melihat tweet Gunawan Mohammad sepertinya masih benci banget dengan Prabowo, padahal mereka sudah menang. tapi masih saja menghina.
Headline majalah tempo juga sangat "Nyinyir". Gambarnya prabowo tanpa kepala. Mereka sudah menang, tapi tetap saja menghina. Sampai kapan mereka puas? Kalo yang kalah menggerutu wajar. Tapi ini sudah menang???. Jangan sombong lah..

Hari ini aku juga baca kicauan seseorang di tweeter , Kalo presiden Indonesia yang menentukan Amerika atau asing ngapain ada pemilu. Buang 2buang uang trilyunan. Sudah ditetapkan saja presiden pilihan amerika atau asing, uangnya buat subsidi BBM.

Ada lagi kicauan, sebenarnya Palestina justru negara paling merdeka, karena dia berani melawan zionis.
Sementara, Kemerdekaan kita hanya kemerdekaan semu. Semua tergantung maunya asing..

Baca kicauan kicauan tersebut hati tambah miris...Semakin blue saja...

Tadi Pagi ketika berkunjung ke tempat Bunda, bunda guyon dengan salah seorang kawan . "Gimana nih, masa bolak balik milih presiden gak ada yang jadi? wis besok- besok  gak usah milih saja,"kata ibu sambil bercanda.

Akupun hanya tersenyum kecut.

Haaah, aku mengambil nafas dalam dalam, malam ini ada pertemuan SBY dan Jokowi di Bali. Sepertinya mereka punya deal deal tertentu. Apakah SBY jadi menaikan Harga BBM ? atau Jokowi yang akan menaikan? Malam ini jawabannya.

Yang pasti semua presiden sangat "takut" menaikan harga BBM. Karena dibilang tidak pro rakyat kecil, dibilang NEOLIBERAL.

Ketika SBY tahun lalu menaikan harga BBM, yang paling keras memprotes adalah PDIP,  dan sekarang mereka menjilat ludahnya sendiri, meminta SBY menaikan BBM. Jokowi tidak mau menaikan, karena takut popularitasnya menurun dimata rakyat.

Hah..itu sih namanya LICIK...enaknya sendiri.
Sekarang rakyat sudah mulai melek. Jadi ternyata BBM pun jadi alat propaganda. Sebenarnya mana yang benar???

Kalo menurut Kwik Kian Gie, Subsidi BBM itu "Omong Kosong". Entah kenapa aku percaya dengan Pak Kwik Kian Gie. Dia Orang china yang konsisten dan nasionalis. Dia berintegritas.

Sepertinya, aku perlu minum kopi nih...

Dan aku tiba tiba teringat sebuah firman Allah :

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. 
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”
 (QS. Ar-Ra’du:28)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar