24 November, 2015

Bapak Ibuku tercinta



Mencari foto Bapak dirumahku sedikit, apalagi yang bersama, ini dikarenakan Bapak meninggal diusia yang belum tua, tepatnya 11 juli 1997 . Allahummaghfirlahu warhamhu waafihi wafuanhu

Bapakku bernama Mas'udi, beliau seorang yang disiplin, aqidah nya sangat kuat . Jarang bercanda dengan anak anak, tapi aku tahu Beliau sangat sayang dengan anak anak, terkadang juga di sela kekauan nya beliau melucu, meski jarang.
Selalu memainkan ketek dengan tangan hingga berbunyi, dan baunya di serahkan pada anak anak, itu salah satu kelucuan nya :)
Sangat peduli dengan kesehatan gigiku, selalu mengantar ke dokter gigi, dan jika aku berhasil dibawa ke dokter gigi, aku diberi uang yang cukup banyak sebagai imbalan.

Sedikit sekali aku mengenal Bapak ku, selepas SD aku haru mondok di Assalam, lalu ke MUHI, dan langsung kuliah.

Berhubungan erat dengan Bapak, ketika aku lahir sampai SD kelas 6 saja. sekitar 12 tahun saja, cukup singkat untuk mengenal sosok Bapak.

Tapi yang aku kenang dari beliau, beliau sangat disiplin, beliau selalu rajin shalat shubuh dan shalat jamaah selalu di masjid, dengan memakai sarung yang sangat sangat rapi.

Ketika kami bangun tidur Bapak selalu mengutip kata kata :"Cepat tidur Cepat bangun membuat kita bijaksana, kaya dan sehat"

Baru baru aku tahu ternyata itu kutipan Benyamin Franklin.
Bapak yang aku tahu, aktif di Muhammadiyah, sebagai Guru agama dan pegawai depag Kebumen, beliu cukup dikenal masyarakat.

Kepergian beliau mengikuti Muktamar Muhammadiyah di Solo, mengenalkan beliau dengan Pondok Pesantren Modern bernama Assalam. Itulah kenapa aku bisa disekolahkan disana. Beliau ingin anak anaknya menjadi Inetelktual Muslim yang bertaqwa.
Masih ada pesan Bapak Ibu dalam secarik kertas yang kami pigura .

Lalu, aku disekolahkan di MUHI, masih ingat dulu nilaiku cukup bagus untuk masuk MUHI, tapi karena Bpak sangat cinta Muhammadiyah beliau menyumbang MUHI banyak sekli untuk ukuran waktu itu. Aku melihat sendiri beliau membawa uang satu koper. Batinku, Bapak aku kan tidak bodoh bodoh amat, tidak perlu menyumbang banya banyak untuk masuk  MUHI. Tapi ternyata bapak memang ingin menyumbang banyak untuk Muhammadiyah.

Lalu, setelah aku SMA , baak mulai sakit sakitan, Tidak tahu apa penyakitnya, Dokter mengatakan syaraf yang terjepit. Mungkin ini ada kaitan nya dengan kecelakaan beliau ketika aku SD, beliau kecelakaan parah  dan mobil chevroletnya masuk jurang, (ada catatan di judul Sepatu Merah)

Yang pasti beliau sakit selama 7 tahun lebih, dan selama itu pula Ibuku menjaga dan merawat beliau dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Bapak berganti ganti rumah sakit, Dari  Rumah sakit Jogja, semarang Jakarta, ibu lakoni dengan sabar. Aku kagum dengan kesabaran ibuku, Ya ...aku ingin meniru kesabaran belliau merawat bapak dengan setia dan sabar. Bisa dibayangkan, Usaha Bapak watu itu sedang bagus bagusnya, setelah pensiun dari Pegawai Depag, Bapak memutuskan untuk berwirausaha menjadi Pengusaha Genteng, dan memiliki merk sendiri bernama MAS SOKKA
dan merk MAS SOKKA ini teramasuk  merk yang terbaik di Kebumen.

Sempat juga ibu mengobati ke Pengobatan Alternatif, mungkin beliau juga galau karena mendengar nasehat dari teman atau saudara, sementara aku, waktu itu, tak berperan apa apa, Ibu tak ngin melibatkan anak anak dalam merawat Bapak, aku hanya diminta baik abik saja belajar, dan sekolah sampai lulus. Ibu benar2 sendiri merawat Bapak

Setelah aku lulus kuliah, aku menikah di tahun 1997, tanggal 17 Januari . Keadaan Bapak masih belum baik, beliau tak bisa bicara dan hanya duduk diatas kursi roda.
Tapi sepertinya beliau tahu, bahwa anak keduanya yang bernama Navi AGustina sedang menikah, beliau tersenyum diatas kursi rodanya.

Masih masa kuliah  itu, aku baru bisa intens  lagi menemani Ibu dan Bapak dirumah, aku suka membuka jendela kamar beliau sambil menyanyi. Aku memang suka menyanyi, entah Bapak suka atau tidak, tapi mudah22 an itu bisa membuat beliau terhibur.

Dahak Bapak sering tidak keluar, karena baliau tak bisa bicara, sulit menangkap apa yang beliau inginkan.Mungkin itu yang membuat beliau sulit bernafas

Akhirnya tepat 11 Juli 1997, beliau dipanggil Yang Maha Kuasa, kami tersentak, tapi kamipun ikhlas, karena segala usaha sudah kami lakukan, hanya kepada Nya kami bertawakkal. Bapak harus pulang kehadapan Nya, semoga itu yang terbaik untuk Bapak kami, Bapak Mas'udi, yang sangat taat kepada Tuhan Nya, bertanggung jawab dan seorang yang rajin shalat serta berzakat, semoga Syurga Firdaus menjadi tempat kediaman Bapak disana, dan kiat sekeluarga serta orang orang yang beriman akan kembali berkumpul bersama..

Tak terasa air mata ini menetes... I Love you Bapak



Tidak ada komentar:

Posting Komentar