30 November, 2020

INSPIRASI DARI MAR DAN AOC

 INSPIRASI DARI OMAR DAN AOC


Kultum Subuh Oleh Jasmina Zahra


1 Desember 2020


Pagi hari ini saya tidak punya materi spesial untuk dismapaikan.  Saya akan menyampaikan hal sederhana saja.  Sebagai mahasiswa kajian Amerika, saya terinspirasi dengan tiga orang perempuan anggota Kongres Amerika Serikat.  Meraka adalah Ilhan Omar (38), Alexandra Ocasio-Cortez (31) dan Rashida Tlaib.


Ilhan Omar dan Rashida Tlaib adalah perempuan muslim anggota kongres.  Omar berasal dari Somalia, sedangkan Thalib keturunan Palestina.  


Ilhan Omar baru  sekitar tahun 1995 tiba di Amerika sebagai imigran asal Somalia.  Sebagai anggota Kongres ia bukan seorang yang pergi tanpa mengganjilka dan datang tanpa menggenapkan.  Ia sangat berintegritas, cerdas, dan lawan debat yang tangguh.  Ia banyak mengeritik pemerintahan Trump yang sangat rasis dan diskriminatif terhadap para imigran, terutama dari Amerika Tengah dan Selatan.






Sebagai seorang imigran dari Dunia Ketiga, ia dapat merasakan penderitaan yang dirasakan oleh para imigran yang ditolak masuk dan harus tinggal di tenda-tenda di perbatasan antara Meksiko dan Amerika.  Ia juga merasakan pandangan stereotip negative warga Amerika terhadap dirinya yang brkulit hitam dan mengenakan hijab.  Di tengah suasana Islamophobia yang besar karena sikap Presiden Donald Trump, Omar berdiri tegak menentang sikap rasisme dan Islamophobia. 


Yang sangat menarik perhatian saya selanjutnya adalah Perempuan Anggota Kongres keturunan Amerika Latin Alexandra Ocasio-Cortez atau biasa dipanggil AOC.  Ia pernah membuat CEO facebook Max Zuckerberg seolah menjadi kucing berhadapan dengan macan.  Max Zuckerberg yang sangat terkenal cerdas itu dibuat tak berkutik dan tidak mampu menjawab pertanyaan AOC seputar keamanan facebook menjaga rahasia identitas para penggunanya.


AOC pernah diserang dan dijatuhkan karakternya oleh sesama anggota kongres, Ted Yoho.  Anggota Kongres  dari Partai Republik ini menghinanya dan merendahkannya sebagai seorang perempuan dan mengata-ngatainya sebagai  “fu*ing b*ch”.  Sebuah umpatan yang sangat kasar.   Saat ia ditegur bahwa ia telah merendahkan seorang perempuan, Yoho tidak mengaku dan ia mengatakan bahwa ia juga punya anak perempuan.    AOC membalasnya dengan sebuah pidato tentang nilai-nilai Amerika dan nilai-nilai keluarga. Punya anak perempuan bukan berarti  berhak menghina perempuan lain.  Kejadian Yoho menghina AOC ternyata terekam kamera TV, dan akhirnya Yoho mengakui perbuatannya.


Yang menarik bagi saya, walau Ilhan Omar dan AOC merupakan selebriti terkenal, selalu menjadi topic pemberitaan politik  dan statusnya di twitter selalu di-retwit banyak orang namun keduanya tetap bagai anak muda biasa. Mereka pernah ikut dalam festival game online “Among Us” dan menyedot jutaan penonton dari seluruh dunia.  Pengelola situs game online itu pun terkesima.  Saat bertanding, Omar dan AOC pun melakukannya dengan serius, penuh ekspresi namun tetap  wajar saja sehinga membuat para gamer seluruh dunia memandng kedua anggota kongres itu bagian dari mereka dan sekedar girls next door. 


Apa yang dilakukan Omar dan AOC adalah lompatan cerdas.  Ia dibenci oleh penguasa Amerika,  presiden Donald Trump, namun ia dipuja anak-anak muda Amerika.  Mereka tidak ragu  masuk ke dunia para gamers.  Dan dalam waktu singkat kedua congresswomen ini mendapat pengikut dalam jumlah besar. 


Inilah yang kemudian memancing inspirasi dalam benak saya.  Mengapa kita tidak pernah melakukan dakwah melalui game online.   Jika para juru dakwah dan mubaligh kita hanya menggunakan metode dakwah ceramah –walau dengan video—tanpa kemampuan untuk menyapa dan bergabung dengan kaum muda sekarang, tentu dakwah kita akan ditinggalkan.  Para gamers, anak-anak muda yang suka menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game online ini, jika didekati dengan cara ikut bermain game, ternyata mau mendengarkan.  Terbutki pesan-pesan AOC dan Omar kini selalu di-quote oleh para gamer muda ini.  Dan inilah yang tidak dilirik oleh Donald Tryump, dan akibatnya: ia kalah!


Mari kita mulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar