06 Februari, 2012

Masjid tanpa Loud Speaker

Sabtu ahad kemarin, kami sekeluarga menengok orangtua kami di tegal. Asik sekali berkumpul disana. Eyang selalu memasak yang enak enak, Baru datang langsung disambut sate tegal dan teh poci. Kami sampai menjelang makan malam. Jadi Pucuk dicinta ulam Tiba.
Nah malam minggu, banyak sekali masjid masjid yang mengadakan Puji-pujian.KArena ini adalah peringatan  MAulid Nabi Muhammad saw.JArak rumah Mertua kami dengan masjid sekitar 50 meter, dan ada beberapa masjid disitu. Semua mengumandangkan Puji pujian. Dengan suara keras, dan terkesan asal asalan. Hal itu berlangsung Hingga larut malam. Ada yang bilang itu tradisi. Okelah tradisi, tapi apa harus sampai sekeras  itu?.... BAgaimana jika alunan suara mereka tidak di keraskan, misalnya Salonnnya hanya untuk didalam masjid saja.?
aku pernah membaca surat dalam Al Qur'an yang berbunyi seperti ini :


"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Janganlah kamu berbuat kerusakan di mukabumi sesudah (Allah) mem­perbaikinya. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (al-A`raaf: 55-56).


 Oleh karena itu, ketika ada orang yang berdoa dengan suara keras, maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menegur sahabat yang berbuat demikian. Disebutkan dalam Shahîhain, dari sahabat yang bernama Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Orang-orang mengangkat suara tatkala berdoa, sehingga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


أيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلى أنْفُسكُمْ إنَّكُمْ لَيسَ تَدْ عُونَ أصَمَّ وَلاَ غَائِبًا إنّكُم تَدْ عُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا

Wahai manusia. Tenangkanlah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak menyeru Dzat yang bisu atau yang tidak ada. Sesungguhnya Dzat yang kalian seru Maha Mendengar lagi Maha Dekat. [7]

Perintah berdoa dengan suara yang lembut juga termaktub dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala berikut: 

وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ

Dan sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. [al-A’râf/7:205]

Dari berbagai sumber yang sahih diatas, dari Al qur'an sendiri mengatakan, jangan melampaui batas,sudah jelas sekali, baik dari agama atau etika, berdo'a keras keras tidak benar.

Tapi ada sebagian orang yang kekeh mengatakan itu tradisi agama yang harus selalu di lestarikan. Sebagian tersebut mengatakan yang tidak setuju sabagai tindakan "kaku". Wah kalo begini repot ya...Apalagi yang mengatakn justru orang2 yang berpendidikan.
Entah demi apa?

Dulu waktu aku kecil, sekitar kelas  4 sd,Bapak ku selalu meminta kami untuk melakukan puji pujian, selepas ashar sampai maghrib. Bunyinya : RObbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa robbayani soghira"

Ya  itu do'a untuk orangtua.
Tradisi jaman dulu memang seperti itu, TApi setelah Bapakku mengerti, hal itu tidak beliau perintahkan lagi.

Waktu kemarin kami di Tegal, suara suara Puji-pujian dari masjid keras dan Luarbiasa, sudah sampai pada taraf mengganggu. Tapi kembali lagi "itu kearifan Lokal" katanya. Ya sudah...

Sampai kapan ini semua berlanjut? Aku pernah membaca, Ada seorang anak muda yang pernah menegur Pimpinan Masjid yang terlalu berelebihan dalam melaksanakan do'anya.Anak muda tersebut malah dibilang sudah tidak mencintai Al Qur'an.
Anak muda tersingkir..dan Berdo'a dengan keras keras kembali meraja lela ....

Aku yakin Jika Nabi Muhammad Rosulullah masih hidup, beliau akan melarangnya. Aku yakin itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar