17 September, 2013

MEMORI BERPARTAI

Sudah mendekati 2014, tahun politik, dipastikan banyak caleg yang akan mendekat pada rakyat.
Ngomong ngomong soal caleg, jelek jelek begini aku pernah "Nyaleg", haha
emang keren ya kalo jd caleg...wong baru calon kok.
Tepatnya 2004 aku nyaleg dari PAN. Nomor urut 3.
Dulu nyalegnya karena buat nambah suara aja, dan biar  memenuhi kuota 30%perempuan. Kalo gak salah aku dapat suara 400 saja. Karena yakin gak menang, aku hanya sosialisasi di beberapa tempat saja. Meski ingin tidak mengeluarkan uang, tetap saja orang pada datang, minta kaos lah, pertemuan pertemuan dll, jadi akhirnya keluar biaya juga, hehe.

Yang paling menyita hati dan pikiran, waktu yang nyaleg suamiku, kebetulan beliau  no urut 1, wajar beliau dulu ketua PAN pertama kali di kebumen, http://reocities.com/capitolhill/congress/6678/organisasi/jawa.html
bisa dilihat di website diatas, waktu itu kantor masih di Rumah Ibunda, di Jabres.Setelah Musyda dan pergantian Ketua, beliau duduk beliau  menjadi ketua badan pemenangan pemilu.
Karena ada kontra dengan ketua yang baru, yaitu mr T beliau dicoret dari daftar calon. Sebelum bertanding, kalah duluan hehe.
Mr T itu adalah anggota DPRD Jateng FPAN.  yang terkena kasus membakar kantor DPR di semarang.
Tapi ya sudahlah itu masa lalu. Sudah dimaafkan..:)

Waktu beliau jadi BAPILU, diantara tugasnya adalah mencari calon sebanyak banyaknya. Sebagai istrinya, kebetulan aku juga aktif di PAN, mengurusi paduan suara dll, aku ikut membantu mencarikan orang  khususnya perempuan,  untuk jadi caleg PAN. Kebetulan aku aktif di KPI dan organisasi lain, di KPI aku menawari seseorang, kebetulan temanku itu mau, akhirnya jadilah dia mendaftarkan diri. Tak tahu mengapa rupanya ada yang sakit hati, yaitu lawan satu dapilnya. Aku gak pernah berpikiran untuk menyingkirkan lawan nya tersebut, yang aku pikirkan hanya agar PAn ini banyak calonnya. Dengan begitu suara PAN banyak. titik, gak pernah berfikir akan menjatuhakn siapapun. Rupanya itu menjadi bumerang. Dan kami termasuk orang yang dimusuhi. Waktu itu, ngeri sekali, kami sampai disurati akan diculik.

Diantara yang memusuhi mungkin karena mereka tidak setuju dengan aturan nomer urut. Padahal untuk pengaturan nomer urut juga ada aturannya, tidak asal teruh. Pengalama organisasi, tingkat pendidikan termasuk dijadikan acuan menentukan nomer urut . Tapi lebih banyak yang tidak setuju. Jika di lakukan dengan benar sebenarnya no urut ini justru menjaring calon calon yang benar benar bwrkualiats, tidak hanya asal modal uang. Sekarang banyak orang yang baru masuk partai, tidak berpendidikan, tapi punya uang bisa saja manang.

Tapi begitulah di Politik. Akhirnya, itulah akhir perjuangan kami di Politik, paling tidak kami sudah pernah mencoba. Suami menjadi ketua partai, menjadi ketua partai  di awal reformasi, tahun 1999 disaat belum memiliki anggota dewan benar benar suatu perjuangan, semua biaya benar benar dari kantong kami sendiri dan donatur. Ada lomba paduan suara PAN disemarang, berbulan bulan berlatih, dari tingkat kedu, lanjut ke semarang, dan kami meraih juara 2, kami jalani. Dan semua kami jalani dengan rasa ikhlas dan gembira.

Semua dengan satu tujuan, ingin Indonesia lebih baik. Dan kami waktu itu, meyakini, di bawah Pak Amien Rais, PAN bisa membawa perubahan  indonesia ke arah yang  lebih baik.
Kini setelah 10 tahun, terus terang aku agak kecewa dengan kinerja PAN, apa bedanya PAN dengan Partai Partai lain, mestinya sebagai Partai Hasil Reformasi, bisa lebih kritis terhadap pemerintah.
Wakil Wakil PAN yang bagus bisa dihitung dengan jari, apalagi sekarang, Ketuanya Pak Hatta Rajasa, bagaimana dia bisa kritis dengan Pemerintah? karena Pak SBY  adalah besannya.

Ada satu yang menyenangkan hati kemarin yang jadi walikota Bogor, salah satu kader PAN Bima Arya, okelah itu bagus. Mudah2 an PAN bisa semakin cerdas dalam memilih wakilnya untuk dijadikan kepala Daerah. Masa untuk Gubernur Jateng PAN harus berkoalisi? Yang dipilih Pak Bibit lagi. Aduh, sekarang eranya anak muda, yang suka bekerja... Contoh Jokowi, Ahok, Ganjar, Ridwan Kamil dll.
Ayo dong PAN...masa begitu saja gak bisa sih, aku masih berharap banyak pada PAN...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar