09 Februari, 2014

Jejak Langkah

Buku buku Pramudia Ananta Toer sudah nangkring di rak buku kami selama usia perkawinan kami sejak 1997. Dan kini tahun 2014. Setelah 17 tahun baru aku membacanya. Dan tak ada kata terlambat untuk membaca sebuah karya yang indah. terimakasih suamiku, sudah menyediakan buku itu. Kau juga tak pernah memaksa aku untuk membacanya. Sudah sejak lama aku ingin membacanya, tapi rasanya kok selalu tak ada waktu.

Dimulai dari buku Anak semua bangsa, harusnya aku baca mulai Bumi Manusia, sayang buku itu dipinjam teman dan tak kembali...

AKu sudah menyelesaikan satu buku Anak semua bangsa. Tulisan Pram memang menggigit, sebenarnya aku sudah membaca karyanya yang lain, yang lebih tipis, "Midah bergigi emas"
kembali lagi ke "Jejak langkah", ada satu tulisan yang membuat aku berfikir, tulisan dibawah ini tentang Raden Saleh.

Dan apa saham pribumi?
ingin aku menanyakan, tapi tak jadi.
Aku yang semestinya menyebutkan saham saham itu, bukan dia. Yang keluar dari mulutku hanya

"Raden Saleh Sjarif Boestaman,"
Maksud Tuan pelukis kenamaan itu?
Dia juga buktikan apa yang pribumi bisa'
Betul. Hanya sayang dia mengembarai Eropa, keluar masuk salon salon kaum elite Prancis dan belanda dan Belgia, untuk jadi besar sebagai satu pribadi, tapi tidak menyebabkan sesuatu perbaikan bagi bangsanya sendiri. Orang bilang, dia pulang ke Hindia bukan lagi sebagai pribumi dan guru bagi senbangsanya. Dia telah berubah jadi bukan Pribumi dan bukan guru sebangsanya- Bumi Manusia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar