21 November, 2011

Why Men Don’t Listen & Women Can’t Read Map

Rahasia Memahami & Menaklukan Wanita/Pria Author: Mochamad Yusuf Meski sama-sama makhluk manusia, pria dan wanita mempunyai perbedaan yang cukup signifikan. Salah memahami bisa merusak hubungan yang terjadi. Lalu bagaimana resepnya supaya sukses menjalin hubungan? Sebagian besar pria suka mendominasi remote control TV. Mereka suka mengganti channel selagi iklan. Padahal wanita tenang-tenang saja kalau nonton iklan. Kalau stres, wanita mencari coklat atau pergi shopping. Kalau pria stres, dia mulai mengeluarkan rokoknya. Atau bisa jadi marah-marah atau malah sebaliknya: diam saja. Coba kita dengarkan komentar para pria terhadap wanita: “Pria itu kurang sensitif. Tidak pernah memberikan perhatian. Tidak hangat. Suka diam saja. Tidak kelihatan sayangnya .Tidak berani punya komitmen!” Lalu apa yang dikatakan wanita tentang pria: “Wanita itu jarang yang bisa menyetir. Kalau baca peta suka salah. Suka bingung sendiri lagi ada di mana. Kalau ngomong tidak bisa berhenti. Sudah begitu tidak ketahuan maksudnya, mau ngomong apa” Terdengar familiar ya? Banyak hubungan pria-wanita yang jadi ruwet. Hal ini karena pria tidak mengerti kenapa wanita seperti itu jalan pikirannya. Tidak bisa seperti pria. Dan wanita berharap pria-pria itu bisa mengerti jalan pikiran wanita. Nah, berangkat dari ke-frustasi-an hubungan pria wanita di jaman modern ini, sepasang suami istri Allan & Barbara Pease mengumpulkan hasil riset dari segala penjuru dunia dan dirangkum dalam buku mereka yang berjudul, “Why Men Don’t Listen & Women Can’t Read Map”. Inti dari buku tersebut adalah bahwa pria dan wanita itu sebenarnya telah berevolusi secara fisik. Namun mereka masih membawa kebiasaan dari pria-wanita jaman purba. Jaman purba pria berburu, wanita tinggal di gua. Pria melindungi, wanita mengurus anak. Sebagai akibatnya, tubuh dan otaknya pun berkembang mengikuti kebiasaan jaman purba ini. Selama jutaan tahun, struktur otak pria dan wanita terus berubah dengan caranya masing-masing. Sampailah kita pada jaman modern ini, di mana ternyata pria dan wanita itu berbeda dalam memproses informasi yang masuk ke otaknya. Jalan pikirannya memang berbeda. Pengertiannya akan suatu hal pun berbeda. Persepsi, orioritas dan tingkah lakunya juga beda. Kasus mentega di kulkas Setiap wanita di dunia pasti pernah mengalami ini. Kisahnya berawal dari pria yang berdiri di depan kulkas yang terbuka. Pria: “Menteganya mana ya?” Wanita: “Di dalem kulkas” Pria: “Tidak ada tuh”, sambil celingak-celinguk ke dalem kulkas. Wanita: “Kok bisa tidak ada? Dari dulu juga ditaruh di kulkas” Pria: “Mana? Tidak ada. Saya sudah cari. Tidak ada apa-apa tuh di kulkas” Terus si wanita akhirnya ikutan ke dapur. Ikut melongok ke kulkas. Dan.. secara ajaib bin sulap, tangannya sudah megang mentega. Apa komentar selanjutnya dari si pria? “Ditaruhnya di situ sih.. Terang saja tadi tidak kelihatan!” Kejadian semacam ini juga terulang kembali, ketika si pria mencari selai strawberry dan tidak ketemu. Dia hanya menemukan selai nanas, padahal selai strawberry itu ada di belakang selai nanas. Pria kadang merasa wanita suka mengerjai mereka dengan cara menyembunyikan barangnya di laci atau lemari. Baik itu mentega, selai, gunting, handphone, kunci mobil, kunci rumah, dompet, sebenarnya masih tetap ada di situ. Tapi entah kenapa mata pria kayaknya tidak bisa melihatnya. Alasan sebenarnya karena wanita punya jangkauan sudut pandang yang lebih besar daripada pria. Bila diukur dari hidung, bisa mencapai 45° ke arah kiri-kanan-atas-bawah. Bahkan ada yang mencapai 180°. Jadi wanita bisa melihat isi kulkas atau lemari tanpa menggerakkan kepalanya. Sementara pria kalau melihat sesuatu lebih terfokus. Otaknya hanya memproses seolah mereka melihat dalam terowongan yang panjang. Alhasil, mereka hanya bisa melihat dengan jelas dan akurat hanya apa yang ada tepat di depan mata. Dan jaraknya lebih jauh, hampir mirip seperti melihat lewat teropong. Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa otak pria mencari kata M-E-N-T-E-G-A atau S-T-R-A-W-B-E-R-R-Y di kulkas. Kalau kotak mentega atau botol selainya salah arah, sudah tidak akan terlihat oleh mata pria. Makanya selama mencari kepalanya celingukan terus karena berusaha menemukan benda yang ‘hilang’ tersebut. Sebenernya ada implikasi lain dari perbedaan besar sudut pandang ini. Dengan sudut pandang yang jauh lebih besar dari pria, mata wanita bisa ‘ngelaba’ tanpa perlu takut ketahuan. Sementara kalau pria, sudah pasti kena tuduh atau ketangkap basah kalau matanya lagi jelalatan. Penelitian mengungkapkan bahwa mata wanita melihat bodi-bodi pria sama seringnya, bahkan lebih sering, daripada pria melihat bodi-bodi wanita. Tapi, dengan daya pandang yang jauh lebih superior, wanita jarang ketahuan. Hehehe. Kenapa wanita Bisa Ngomong Terus Dalam struktur otak wanita, kemampuan untuk berbicara terutama ada dibagian depan otak kiri dan sebagian kecil di otak sebelah kanan. Sementara buat pria, kemampuan berbicara dan bahasa itu bukan kemampuan otak yang kritis. Adanya pun cuma di otak kiri dan tidak ada area yang spesifik. Jadi jangan heran kalau wanita senang ngomong dan banyak pula yang diomongin. Karena kedua belah otaknya mampu bekerja sekaligus. Otak pria itu terkotak-kotak dan mampu memilah-milah informasi yang masuk. Di malam hari, setelah seharian penuh aktivitas, pria bisa menyimpan semuanya di otaknya. Sementara otak wanita tidak bekerja seperti itu. Informasi atau masalah yang diterimanya akan terus berputar-putar dalam otaknya. Dan ini tidak akan berhenti sampai dia bisa mencurahkan isi otaknya alias curhat. Oleh sebab itu, kalo wanita bicara, tujuannya adalah untuk mengeluarkan uneg-unegnya. Bukan untuk mencari kesimpulan atau solusi. Wanita juga berusaha membangun hubungan lewat pembicaraan. Rata-rata wanita bisa bicara 20 ribu kata dalam sehari. Sementara pria hanya sekitar 7 ribu kata sehari. Perbedaan ini kelihatan jelas ketika jam makan malam tiba. Pria sudah menghabiskan 7 ribu katanya dan tidak mood untuk bicara lebih lanjut. Persediaan si wanita tergantung dari apa yang sudah ia lakukan sepanjang hari. Kalau dia sudah banyak berbicara dengan orang lain hari itu, dia pun akan sedikit berbicara. Kalau dia tinggal di rumah saja, mungkin ia sudah menggunakan 3 ribuan kata. Masih ada 17 ribu lagi! Pria cuma bisa melakukan satu hal pada suatu waktu! Semua penelitian yang ada menemukan bahwa otak pria lebih terspesialiasi, terbagi-bagi. Otak pria berkembang sedemikian sehingga mereka hanya dapat berkonsentrasi pada satu hal yang spesifik pada satu saat. Sehingga sering mereka bilang mereka bisa mengerjakan semuanya. Tapi ‘satu-satu donk’. Kalo pria minggirkan mobil untuk baca peta, biasanya dia juga akan menurunkan volume suara radio atau tape. Banyak wanita yang bingung kenapa. Kan bisa saja membaca peta sambil mendengarkan radio dan bicara. Kenapa pria bersikeras menurunkan volume TV kalau ada telepon? Atau kadang wanita suka bingung, “Kalau dia lagi baca koran atau nonton TV, kok dia tidak bisa dengarkan tadi saya ngomong apa?” Jawabannya adalah karena sedikit sekali jaringan yang menghubungkan otak kiri dan kanan pria. Kalau pria lagi membaca koran atau nonton TV di-scan otaknya, kita bakal tahu bahwa dia seketika itu juga jadi tuli. Sementara otak wanita punya konstruksi yang memungkinkan wanita melakukan banyak hal sekaligus. Wanita bisa melakukan banyak hal yang sama sekali tidak berhubungan dalam waktu bersamaan. Otaknya tidak pernah putus, selalu aktif! Wanita bisa bicara di telpon, pada saat yang sama masak di dapur dan nonton TV. Atau dia bisa nyetir, dandan, mendengarkan radio dan bicara lewat hands-free. Bayangkan saja wanita yang lagi telpon pakai HP-nya terus sambil melakukan sesuatu yang lain (misalnya makan atau masak). Kalau dia cuma bisa melakukan 1 hal pada satu waktu, berarti ada yang gawat. Lain halnya dengan pria. Si pria memang sudah lapar sekali dan dia makan dengan lahapnya di meja makan. Nah, kebetulan di atas meja itu ada beberapa surat yang hari itu dikirim untuk setiap penghuni flat. Sambil si pria makan, tangannya membuka satu amplop surat, maksudnya ingin makan sambil baca surat miliknya. Tapi apa yang terjadi, pria itu salah buka surat. Dia buka surat orang lain. He he he, benar-benar terbukti kalau “Man can’t do more than one task at the same time”. Tapi karena wanita bisa pakai 2 sisi otaknya secara bersamaan, banyak wanita yang bingung membedakan kanan dari kiri. Sekitar 50% wanita tidak bisa secara langsung menunjuk mana kanan dan mana kiri kalau ditanya. Tapi pria bisa secara langsung mengidentifikasi kanan dari kiri. Sebagai akibatnya, wanita sering dimarahi pria karena menyuruh mereka membelokkan mobilnya ke kanan – padahal maksud mereka sebenarnya adalah belok kiri. Strategi ‘Sepatu Biru atau Emas’ Alkisah Boy dan Fenny sedang siap-siap untuk pergi ke pesta. Fenny baru aja beli baju baru dan pengen banget kelihatan cantik. Dia pegang 2 pasang sepatu, sepasang warna biru, sepasang warna emas. Lalu dia bertanya ke Boy, dengan pertanyaan yang paling ditakuti pria. “Boy, yang mana yang musti Fenny pakai dengan baju ini ya?” Keringat dingin Boy mulai keluar. Dia sadar sebentar lagi bisa muncul masalah. “Ahh… umm… yang mana aja yang kamu suka sayang,” begitu jawab Boy. “Ayo dong Boy,” kata Fenny lagi, tidak sabaran. “Yang mana yang kelihatan lebih bagus … yang biru atau yang emas?” “Kayaknya yang emas deh!” jawab Boy dengan gugup. “Emangnya yang biru kenapa?” tuntut Fenny. “Kamu emang dari dulu tidak pernah suka sama yang biru! Aku beli mahal-mahal dan kamu tidak suka, kan?” Boy dalam hatinya mungkin sudah dongkol, “Kalo tidak mau mendengarkan pendapatku, kok tadi tanya!” Boy pikir tadi dia disuruh menyelesaikan suatu masalah. Tapi ketika masalahnya sudah dia selesaikan, Fenny malah kesel. Fenny, tapinya, sedang menggunakan bahasa yang tipikal wanita alias cuman wanita yang ngerti: Bahasa tidak langsung atau itilahnya ‘indirect speech’. Fenny sebenarnya sudah memutuskan mau pakai sepatu yang mana dan tidak. Yang dia inginkan adalah konfirmasi dari Boy bahwa ia terlihat cantik. Memang wanita kalau ngomong biasanya menggunakan ‘indirect speech’ alias memberikan isyarat tentang apa yang sebenarnya dia inginkan. Tujuannya adalah untuk menghindari konflik atau konfrontasi sehingga bisa terjalin hubungan yang harmonis satu sama lain. ‘Indirect speech’ biasanya menggunakan kata-kata seperti ‘kayaknya’, ‘sepertinya’ dan sebagainya. Ketika wanita bicara menggunakan ‘indirect speech’ ke wanita lain, tidak pernah ada masalah, wanita lain cukup sensitif untuk mengerti maksud sebenarnya. Tapi, bila dipakai untuk bicara dengan pria, bisa berakibat fatal. Pria menggunakan bahasa langsung atau ‘direct speech’. Mereka mengambil makna sebenarnya dari apa yang orang lain katakan. Tapi sebetulnya dengan sedikit kesabaran dan banyak latihan, pria dan wanita bisa kok belajar untuk mengerti satu sama lain. Jadi kembali ke persoalan sepatu biru atau emas, bagaimana solusinya untuk kaum pria? Sangatlah penting bagi kaum pria untuk tidak memberikan jawaban secara langsung. Bila kita re-wind situasi tadi, Boy harusnya bertanya, “Kamu sudah milih yang mana, sayang?” Dan jawaban berikutnya biasanya, “Ehm.. aku pikir aku bisa pake yang emas.” Karena pada kenyataannya Fenny udah milih yang emas. “Kenapa yang emas?” tanya Boy sambil tersenyum cerdik. “Soalnya aku bakal pakai aksesoris warna emas dan bajuku ada pola keemasannya, ” demikian jawab Fenny. Boy kemudian dengan yakin akan bisa menjawab, “Wow! Pilihan kamu bagus tuh Fen! Kamu bakal kelihatan paling cantik nanti!” Dijamin malam itu Boy akan sangat bahagia. Masih ingat kan betapa frustasinya manusia terhadap pasangan lain jenisnya? Nah tapi sebetulnya dalam hati kita masih butuh pasangan. Apalagi Tuhan sendiri kan yang pernah bilang, “Tidak baik kalau manusia sendirian saja.” Jadi dalam perjalanan hidupnya manusia terus mencari siapa pasangan yang paling cocok untuk dirinya, supaya bisa terus bersama-sama dalam jangka waktu yang panjang alias seumur hidup. Sebetulnya apa sih yang kita inginkan? Dalam suatu survey yang melibatkan lebih dari 15 ribu wanita dan pria umur 17-60 tahun, terungkap apa yang wanita inginkan dari partner long-termnya dan apa yang pria pikir wanita inginkan. A. Yang wanita inginkan: 1. Kepribadian 2. Humor 3. Sensitivitas 4. Kepandaian 5. Bodi yang bagus B. Yang pria pikir wanita inginkan: 1. Kepribadian 2. Bodi yang bagus 3. Humor 4. Sensitivitas 5. Wajah yang tampan Studi ini menunjukkan bahwa pria sebenernya cukup mengerti apa yang wanita-wanita inginkan. Sekarang kita lihat apa yang pria inginkan dan apa yang wanita pikir pria inginkan. C. Yang pria inginkan: 1. Kepribadian 2. Wajah yang cantik 3. Kepandaian 4. Humor 5. Bodi yang bagus D. Yang wanita pikir pria inginkan: 1. Wajah yang cantik 2. Bodi yang bagus 3. Dada yang besar 4. Pantat yang ok 5. Kepribadian Ternyata wanita kurang tahu kriteria yang pria-pria inginkan sebagai partner hidupnya. Wanita membuat asumsi berdasarkan tingkah laku yang mereka lihat atau dengar tentang pria, yaitu pria yang matanya terbelalak dan mulutnya terbuka kalau melihat bodi wanita. Daftar A adalah kriteria jangka pendek dan panjang dari apa yang wanita inginkan dari pasangannya. Sementara untuk pria, daftar D adalah apa yang dia cari pertama kali ketika bertemu dengan wanita, tapi daftar C adalah apa yang dia cari untuk hubungan jangka-panjang. Jadi gimana nih? Jadi bisa disimpulkan kalau pria-wanita itu memang makhluk paling unik yang Tuhan ciptakan. Berarti butuh pengertian dari kedua pihak supaya komunikasi dan hubungan cintanya bisa langgeng. Ada beberapa tips khusus nih: Buat pria: 1. Buatlah lingkungan yang nyaman kalau lagi ingin mesra-mesraan. Wanita sensitif terhadap lingkungannya dan hormon estrogennya membuatnya sensitif terhadap cahaya. Ruangan yang agak redup membuat pupil mata mengecil, jadi orang bisa terlihat lebih menarik dan kulit-kulit yang kurang mulus atau berjerawat tidak jelas terlihat. Pendengaran wanita yang tajam berarti perlu musik yang tepat. Tempatnya pun harus bersih, yang tidak mudah diinterupsi orang lain. 2. Ajak makan Sejak jaman purbakala pria sudah bertindak sebagai pencari makan, maka sewajarnyalah membawa wanita pergi makan bisa membangkitkan perasaan wanita. Mengajak wanita makan malam adalah peristiwa penting untuk wanita, walaupun dia sebenarnya tidak lapar atau sok tidak lapar (kan lagi diet!), karena penyediaan makanan menunjukkan perhatian pria terhadap kesejahteraan dan kelangsungan hidupnya. 3. Bawalah bunga Kebanyakan pria tidak mengerti kekuatan dari seikat bunga segar. Mereka pikir, “Mengapa mengeluarkan uang untuk sesuatu yang bakal mati dan dibuang dalam beberapa hari?” Lebih logis buat pria untuk memberikan pohon dalam pot karena, dengan perhatian dan perawatan, pohon akan hidup, bahkan bisa dapat untung lagi! Seperti jualan mangga, duren, dan sebagainya. Tapi, wanita tidak melihatnya seperti ini. Dia ingin seikat bunga segar sebagai tanda bahwa si pria punya perhatian untuknya. Setelah beberapa hari, memang bunganya akan mati dan dibuang. Tapi ini memberikan kesempatan untuk si pria membeli seikat lagi dan memberikan perhatian lagi ke wanitanya. 4. Bahasa tidak langsung ‘Indirect speech’ adalah bagian dari wanita dan untuk membangun hubungan dengan wanita. Pria perlu mendengarkan dengan efektif, sambil mengeluarkan ‘bunyi mendengarkan’ seperti “O…,” “Ehm”, dan bahasa tubuh yang tepat. Tidak usah memberikan pendapat atau solusi atau kelihatan bingung. Kalau wanita ingin curhat karena punya masalah, teknik yang harus dipakai pria adalah dengan bertanya, “Kamu mau aku mendengar sebagai pria atau wanita?” Kalau dia bilang sebagai wanita, dengarkan saja dan beri dukungan moral. Kalau dia bilang sebagai pria, bolehlah tawarkan beberapa solusi. Buat wanita: 1. Jangan interupsi kalau pria lagi ngomong. Kalau ingin berkomunikasi dengan pria, strategi jitunya adalah jangan menginterupsi kalau dia sedang berbicara. Sebenarnya ini sulit sekali untuk wanita, karena buat wanita ngomong rame-rame itu membangun hubungan dengan sesama dan menunjukkan partisipasi. Wanita juga terdorong untuk mengalihkan pembicaraan supaya si pria kagum dengan pengetahuannya yang luas atau untuk membuat pria merasa penting. Padahal kalimat-kalimat yang dikatakan pria biasanya berorientasi pada suatu solusi dan dia perlu menyelesaikan kalimatnya, kalau tidak pembicaraan tersebut akan kehilangan maknanya. 2. Bahasa langsung Supaya mendapat perhatian dari pria, beritahukan apa yang ingin dibicarakan dan kapan. Dengan kata lain buatlah agenda. Contohnya, “Aku ingin bicara sama kamu soal menangani masalah dengan bosku di kantor. Apakah kita bisa bicara setelah makan jam 7 malam nanti?” Ini lebih menarik untuk pria, membuatnya merasa dihargai! Diam saja atau menggunakan bahasa tidak langsung hanya akan membuat pria merasa disalahkan dan mereka menjadi defensif. 3. Bagaimana memotivasi pria Wanita biasanya menggunakan kata “bisa”: “Kamu bisa telpon aku nanti malam?” “Kamu bisa jemput aku?” Ini akan diterjemahkan pria sebagai tantangan apakah dia bisa melakukannya atau tidak, tapi sama sekali tidak ada komitmen untuk melakukannya. Mereka kadang merasa dimanipulasi dan terpaksa memberikan jawaban “ya”. Untuk memotivasi pria, gunakan pertanyaan langsung untuk mendapatkan komitmennya. Contohnya, “Nanti malam kamu telpon aku kan?” menuntut komitmen untuk malam ini dan pria harus menjawab “ya” atau “tidak”. 4. Pria tidak suka diberi nasehat. Pria merasa perlu bahwa ia mampu memecahkan masalahnya sendiri. Mendiskusikan masalah dengan orang lain akan membebani orang tersebut. Dia bahkan tidak akan menceritakan masalahnya dengan temannya, kecuali jika dia pikir temannya punya solusi yang lebih baik. Ketika wanita berusaha membuat pria menceritakan masalahnya, pria menolak karena ia melihatnya sebagai sikap mengkritik, atau ia merasa bahwa wanita itu menganggapnya tidak kompeten dan ia punya solusi yang lebih baik dari si pria. Padahal kenyataannya, maksud si wanita adalah untuk membuatnya merasa lebih baik dan sama sekali bukan tanda-tanda kelemahan. Jadi jangan beri nasihat ke pria kecuali diminta. Katakan saja bahwa kamu yakin dia mampu menyelesaikan masalahnya. ~~~ Sumber: buku Why Men Don’t Listen & Women Can’t Read Map oleh: Allan Pease & Barbara Pease

Tidak ada komentar:

Posting Komentar