27 Mei, 2020

SIFAT ORANG BERTAKWA
Kultum Subuh Oleh Navi Agustina
28/05/2020

Ibadah puasa melatih orang-orang beriman agar menjadi hamba-hamba yang bertakwa.  JIka ibadah puasa dikerjakan dengan penuh ikhlas dan sesuai tuntuanan Allah dan RasulNya, maka pelakunya akan menjadi orang bertakwa.  Bertakwakah kita?

Imam Ali bin Abi Talib menerangkan tanda-tanda orang bertakwa dalam sebuah kalimat yan ia susun menjadi sebuah syair:

الخوف من الجليل
Alkhawfu min al jalil
(Takut kepada sang Maha Luhur)

العمل با لتنزيل
Al amal bi at tanzil
(Bertindak sesuai wahyu Alquran)

الرضى بالقليل
Ar rida bi al qalil
(Rida dengan pendapatan yang sedikit)

الاستعداد ليوم الرحيل
Al isti’dad li yawm al rahil
(Bersiap menghadapi kematian)

Demikian nasehat Imam Ali, semoga Allah sucikan wajahnya, kepada kita agar meraih derajat takwa. 

1.  Takut kepada Allah berarti takut berbuat dosa. Mungkin tidak sadar kita melupakan , melalaikan  menyepelakan  syariat syariat Nya.
Syariat shalat, puasa, zakat haji menutup aurat dll jangan jangan kita belum memenuhinya.
Iman kita masih naik turun, suka beramal karena ingin pujian atau ridha manusia, dsb
Mungkin kita belum bisa berbuat baik (ihsan) kepada sesama manusia, masih suka marah, sulit memafkan,pelit bahkan kepada sesama makhluk ciptaan Allah, baik yang bernyawa maupun tak bernyawa kita harus berbuat baik (ihsan)

2. Beramal sesuai wahyu Alquran berarti bahwa dalam setiap tindakan kita harus berpedoman kepada Alquran dan sunnah.  Semangat Alquran harus menjadi penerang kita dalam melakukan apa saja.  Semangat Alquran adalah ‘tauhid, keadilan, penghormatan atas kemanusiaan, menghormati hak hidup setiap orang, meghormati hak milik tiap orang, menghormati keyakinan tiap orang, menghormati pendapat orang lain, tidak menyakiti sesama manusia, menjaga amanat, kesamaan derajat manusia, hormat kepada ibu bapak, tidak memutus silaturahmi’.

Beramal memiliki syarat, niat karena Allah dan sesuai tuntunan Nabi Muhammad saw.

Maka amal selalu bersanding dengan iman, begitu pula sebaliknya.
Nabi bersabda, Tidak diterima iman tanpa amal, begitu juga tidak diterima amal tanpa iman.

Dalam ayat ayat alquran diterangkan siapa beramal sholeh dalam keadaan beriman...ada syarat harus iman. Jika tidak percuma amal sholehnya bagai debu yg beterbangan.

3. Rida dengan rezeki yang sedikit.  Niai rezeki sesungguhnya tidak terletak pada kuantitasnya, melainkan pada kualitasnya.  Rezeki sungguh bermakna jika cukup untuk digunakan, dan jika ada kelebihan maka harus diinfakkan, baik langsung kepada meraka yang membutuhkan atau kepada lembaga resmi yang mengelola infak dan zakat seperti lazismu.

Banyak orang berpenghasilan besar namun tidak pernah merasa cukup, sebaliknya banyak yang berpenghasilan rendah namun segala kebutuhannya tercukupi.  Dan kebahagiaan akan teras saat kita berbagi.  Berapa pun rezeki yang kita dapatkan, hendaknya ada sebagian yang kita bagikan kepada kerabat kita.

4. Bersiap menghadapi kematian.  Hanya orang cerdas yang memiliki pandngan jauh ke depan.  Seorang yang terbiasa berpikir jangka panjang, ia akan menyiapkan pelbagai hal bagai ia akan bepergian jauh
Dan sebaik baik bekal adalah taqwa

Nabi pernah berpesan kepada Abu Zar agar “memperbaiki kapal, karena samudra luas dan dalam; memperbanyak bekal karena perjalnan jauh; meringankan beban karena jalan terjal mendaki; dan ikhlaslah dalam bekerja karena Alah tahu apa yang ada dalambenakmu.”

Bekerja dengan ikhlas, berbuat kebaikan, dan mendidik generasi muda adalah persiapan nyata dalammenghadapi kematian.

28 Mei 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar