05 Agustus, 2020

BEROLAHRAGALAH, NAK

Kultum Subuh Oleh Abduh Hisyam
Ahad 02/8/2020

Saat sedang meMbaca Quran saya mendengar bunyi suara kayuhan pada static bike.  Ibu sedang berolahraga rupanya.  Kebiasaan berolah raga penting dilakukan, agar fisik kita selalu bugar.  Ketahanan fisik prima akan membuat kemampuan otak kita dalam bekerja juga lebih prima.

Sejak di bangku sekolah kita mengenal pepatah: Men sana in corpore sano (jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat).  Saat di pesantren saya dikenalkan dengan sebuah pepatah Arab al aqlu al salim fi al jism al salim. Artinya sama saja denga men sana in corpore sano.

Saat di pesantren dulu tiap pagi dan sore para santri diberi waktu luang untuk berolahraga.  Tiap pekan bahkan wajib berlari jogging dengan seragam warna warni berkeliling kampung sejauh dua atau tiga kilometer.   Tiap pagi saya selalu melihat pak Kyai Zarkasyi – pemimpin Pondok -- selalu berjalan berkeliling kampus seluas lima hektar itu.  Ia pernah menyampaikan dalam salah satu pidatonya, “Berolahragalah, namun jangan terlalu berat.  Cukup agar badan mengeluarkan keringat.”

Putra-putra pak Zarkasyi adalah para pemain sepakbola.  Pak Hasan, seorang kyai muda putra pak Sahal – pendiri Pondok-- adalah pemain sepakbola dan striker tangguh.  Badannya yang kecil membuatnya lincah bergerak meliuk di antara para pemain lawan sebelum mencetak gol.  Bukan hanya sepakbola, ia juga pandai bermain bulu tangkis dan tenis meja.

Keberadaan fasilitas olahraga di Gontor ini adalah salah satu yang membuatku teratarik untuk bersekolah di sana.  Saya pernah membaca  booklet bahwa Pondok Modern Gontor dilengkapi dengan satu lapangan sepakbola, dua lapangan bola basket, empat lapangan voli, sepuluh  lapangan bulu tangkis, dan lima belas meja pingpong.  Saat saya masuk dulu di tahun 1980 santri Gontor belum begitu banyak, baru sekitar 2000 an, fasilitas olahraga yang ada termasuk memadai.

Almarhum Bapak selalu mengingatkan agar setiap hari berolahraga.  Pada saat belajar kita membutuhkan otak yang segar, dan kesegaran otak tergantung kepada kebugaran tubuh kita.  Setiap kali berolahraga, gerakan tubuh kita memaksa kita menghirup udara sebanyak banyaknya, dan jantung berdegub keras.   Pergantian udara yang cepat membuat darah kita juga mengalir dengan cepat dan  dipenuhi  oksigen.  Darah yang segar ini mengalir ke  otak dan membuatnya kuat untuk  berpikir. Itulah pesan bapak.

Dalam pelbagai kesempatan, jika sedang ada acara di luarkota, maka bapak akan mengajakku berjalan-jalan berkeliling kota atau kampung.   Saat ke Jakarta Bapak biasa menginap di sebuah hotel di jalan Cik di Tiro.   Pukul berapa pun saya tidur malam sebelumnya, pukul empat harus bangun, salat subuh berjamaah di masjid Cut Meutia dan berolah raga jalan kaki.  Walau mengantuk dan badan merasa masih kurang tidur, bapak tetap saja mengajak berolah raga jalan kaki keliling daerah Menteng.
Sedemikian besar perhatian kepada olahraga kami sejak kecil diajari berenang.  Kami enam bersaudara semua pandai berenang.  Nadia dan Jasmine sejak kecil sudah pandai pula berenang.  Laut dan danau adalah obyek wisata favorit kami sekeluarga.

***

Di dalam kitab suci disebutkan bahwa Allah memilih Talut (Saul) menjadi pemimpin Bani Israel, walau ia bukan seorang yang kaya.  Ketka para pemuka Israel mempertanyakan dipilihnya Talut sebagai pemimpin,  Nabi Samuel  mengatakan bahwa Allah telah memberi Talut kelebihan yaitu  wawasan ilmu dan badan yang bugar.  Kitab suci menyebut kebugaran fisik sebagai salahsatu kriteria seseorang dipilih menjadi pemimpin.

Mahathir Muhammad mampu menjadi Perdana Menteri walau usianya sudah 92 tahun, karena ia memiliki fisik yang baik dan senantiasa bugar. Perutnya tidak gendut.  Demikian pula Hillary Clinton dalam usianya yang telah mencapai 72 tahun, ia masih berceramah dan aktif dalam kegiatan sosial dan politik.  Semua itu karena fisik yang prima, dan itu didapat dari keteraturan dalam berolahraga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar