09 Oktober, 2010

Asal Bapak Senang

Kalo pidatonya John F. Kennedy: Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan kepada dirimu sendiri apa yang kau berikan pada negaramu.
Tapi kalo di Indonesia diplesetkan: Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan pada dirimu sendiri apa yang telah kau keruk dari negaramu.

Aku suka sekali membuat status di facebook yang ada hubungannya dengan kejadian sehari-hari yang muncul dalam berita. Kebanyakan berhubungan dengan ketidak becusan pemerintah atau pejabat negara bahkan anggota DPR yang hanya mementingkan kekepentingan nya saja.Itupun aku kutipn dari surat kabar ternama di tanah air.

Mungkin ada beberapa pihak yang kurang berkenan, bahkan ada beberapa komentar yang mengatakan kutipan kata-kata Kennedy diatas."Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan kepada dirimu sendiri apa yang kau berikan pada negaramu."

Benar sekali kutipan Kennedy, kita hendaknya bisa menjadi seseorang yang bisa memberikan sesuatu kepada negara. Bukan membebani negara. Mudah-mudahan an dengan saya membuka lapangan pekerjaan di pabrik genteng saya, saya sedikit bisa membantu pemerintah dalam mengurangi masalah pengangguran yang jumlahnya luarbiasa di negara ini. Saya tidak di gaji pemerintah.sehingga saya mudah-mudahan juga tidak menjadi beban pemerintah.

Konteks dari status-status yang saya kutip dari beberapa surat kabar ternama di negeri ini bukanlah mengharap-harap dan mengemis-mngemis kepada pemerintah. Melainkan memberi peringatan, bahwa jika sampai banyak hal-hal buruk yang terjadi di masyarakat, seperti kekerasan,kasus korupsi yang tidak pernah tuntas, kecelakaan transportasi publik milik pemerintah, bencana banjir bahkan bencana lumpur yang sudah menjadikan sebuah kota itu mati, adalah tanggung jawab pemerintah. Kenapa? karena Mereka digaji. Digaji dari pajak Rakyat.Untuk itu, Pemerintah harus bertanggung jawab.

Amanah UUD 45, bahwa Fakir miskin dan rakyat dipelihara oleh negara hanya sebuah pepesan kosong belaka.Kita lihat, begitu banyak orang miskin dibiarkan begitu saja oleh pemerintah. Dimana tanggung jawab mereka. Sementara di lain pihak dana APBN trilyunan rupiah tidak jelas penggunaannya. Apa kita mau diam saja?.
Jika kita mengkritik pemerintah dianggap mengemis-ngemis, itu sangatlah bodoh.
Apa kita mau kejadian rezim Soeharto terulang lagi? Dimana tidak ada satu orang pun yang berani mengingatkan Soeharto waktu itu? semua diam. Jadi sebenarnya bukan hanya salah Pak Harto saja. Pak Harto juga manusia biasa, yang perlu diingatkan dan dikritik ketika beliau melakukan kesalahan. Tapi apa daya, semua pihak waktu itu baik Anggota DPR, MPR, takluk dengan Soeharto, hingga muncul sindiran "Asal Bapak Senang".

Untunglah ada seorang yang mulai berani mengatakan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang dianggap mustahil.seorang yang berani melawan arus, Dialah Amien rais, yang mengatakan saatnya Suksesi dilakukan.
Mengatakan sesuatu hal , dimana tidak ada satu orangpun berani mengatakannya adalah seorang yang luarbiasa menurutku. Tapi dimasa jaman Reformasi dan demokrasi sekarang ini, kritikan sudah biasa. Itupun banyak yang masih keberatan. Orang kok sukanya mengkritik. Apa yang sudah kamu berikan buat negaramu?

Banyak keberhasilan pemerintah, tapi Keberhasilannya tidak seberapa dibanding kegagalannya.Bencana terus saja terjadi. Kasus-kasus korupsi tidak pernah jelas penyelesaiannya. Si A ini salah atau tidak kita tidak tahu.
masih banyak kekerasan disana-sini baik atas nama agama ataupun golongan , kasus -kasus hukum tidak pernah jelas, benar kata Kompas. "Negara seakan tidak hadir".

Walllhu alam Bisshawwab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar