24 April, 2013

Memantau UN di Ayah

Pagi ini, aku diajak suami memantau UN di Smp Muhammadiyah Ayah dan Mts Argosari Ayah.

Selepas shubuh aku tertidur, karena begadang nonton bola barca lawan bayern munchen. Sudah dibela belain nonton di tempat bunda, eh kalah lagi...hiks.

Kebetulan Yasmin libur, kebetulan aku sudah memasak nasi, tinggal menggoreng  telor dadar  untuk kak nadia. Ternyata, kak nadia makan bubur oat meal untuk sarapan.

Aku dibangunkan pukul 07.00 oleh suami, seperti biasa, sembari menghidangkan secangkir teh  hangat di tempat tidur,  untukku.
"Jadi ikut gak," kata suami. Sambil kucek kucek mata dan menyruput teh manis, aku menjawab "Ikut dong,"

Rupanya dimeja makan belum tersaji sarapan. Aku langsung memasak bihun goreng kesukaan Yasmin dan telor dadar.

Yasmin pun makan dengan lahap. Aku bergegas memakai pakaian, dan karena waktu tidak mencukupi, aku bawa saja nasi dan telor serta bihun goreng ke dalam mobil, dan aku makan di perjalanan. Tak lupa aku sudah membawa air minum.Kebetulan suamiku sudah sarapan ketika aku tertidur.

Kulihat di sepanjang jalan banyak polisi, ternyata hari ini demo angkutan umum, karena langkanya solar. Aduh pak beye? what are you doing sih??

Sampailah kami di SMP muh Ayah, peserta yang ikut hanya 30 an anak. Ternyata sedikit sekali siswanya. Dan memang akhir akhir ini sekolah muhammadiyah sedang kurang peminat. Why? Mungkin memang kurang kwalitasnya dibanding negri.
Aku berbincang bincang tentang sekolah ini, dengan teman lamaku yang juga menjadi guru disana, dan aku lihat sekolah ini sudah lama tidak diperhatikan. Atau ada pengelolaan yang salah.

Tapi kita tidak boleh menyerah, kata pepatah  disitu ada kemauan disitu ada jalan.

Setelah sekitar 1/2 jam suamiku berbincang dengan kepala sekolah, kami akhirnya menuju Desa Argosari.
Baru pertama kali ini aku kesana. Wah jalannya naik. berbukit bukit. Sampailah kami di jalan yang tak beraspal, jalannya tidak rata , tapi banyak sekali pepohonan rindang disana.AKu spot jantung , taku takut mobil terpeleset, tapi Suamiku ternyata jago nyetir juga, cocok masuk acara Top Gear nih....:)

Seandainya Pemerintah berbaik hati mengasapal jalan menuju sekolah itu, alangkah indahnya.

Aku  heran, ada ya guru yang mau mengajar di sekolah yang jauh dari kota. Aku acungin jempol buat guru guru hebat tersebut.
Disana tidak ada sekolah Negri. Yang ada sekolah Muhammadiyah. Betapa Muhammadiyah sudah membantu pemerintah dalam urusan Pendidikan. Coba bayangkan jika Muhammadiyah tidak mendirikan sekolah di desa pelosok tersebut?

Tapi sering kali setelah Muhammadiyah mendirikan sekolah, Pemerintah membuat tandingan, yang akhirnya mengakibatkan banyak sekolah Muhammadiyah tutup, karena tidak bisa bersaing.

Kami juga melihat gedung sekolah yang ambruk tiba tiba. Alhamdulilah tidak ada korban jiwa. Para siswa akhirnya belajar di ruang koperasi. Aku lihat siswanya cukup rapi dan ceria.

Ketika kami berkeliling sekolah , ada satu ruangan kelas di bawah yang menghadap sungai. Rasanya sunyi dan tentram disana. Belajar pasti enak, dibanding belajar di sekolah yang bisning dengan suara kendaraan.

Aku berdiri di pintu kelas, sambil mendengarkan gemercik air , sayang aku tidak bawa kamera.

Aku perhatikan, seandainya sungai ini dibersihkan, ada beberapa sampah di ujung sungai, yang tidak dibuang yang menganggu pemandangan mata.

Andaikan sungai ini dijadikan view,untuk pemandangan, bukan dijadikan tempat yang tak berarti. Pasti indah sekali.

Sering kali orang menganggap sungai bukan sebagai sesuatu yang indah, malah sering di tempatkan dibelakang, bahkan untuk membuang sampah. Sehingga keindahan sungai tersebut hilang.

Dikota kota bahkan sampai membuat taman dan kolam agar serasa ada di desa. yang di desa justru ingin seperti di kota.
Harusnya Sekolah tersebut menjadikan sungai dan banyaknya pohon alam  sebagai nilai tambah di sekolah tersebut. Ini adalah sekolah alam yang luar biasa.
Sekolah dikelilingi banyak pepohonan rindang dan sungai alami.

Penting menyadarkan berbagai pihak tentang hal ini, Itulah gunanya silaturahim, mungkin selama ini pengurus jarang yang berpikir kesana.
Inilah awal yang baik, untu lebih memajukan sekolah.

Setelah dari MTs Argosari sekitar 100 meter darisana, ada MI argosari, kami menyempatkan mampir kesana, dan bersalaman dengan anak ana. Senang melihat anak anak berlari dan bermain. Permainan kasti dengan menggunakan bola dari daun kelapa. Asyik bukan. Sementara anak anak lain ada yang sedang shalat dhuha di temani guru mereka. Dari wajah wajah mereka, mereka kelihatan ceria dan percaya diri. Itulah pendidikan yang seharusnya membuat siswa bahagia dan ceria.

Akhirnya jam menunjukan 11.00 siang kami pun harus pulang...melewati jalan yang sudah penuh dengan kendaraan...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar