15 Desember, 2011

Kemiskinan yang dibuat sendiri yang dibuat sendiri? ahh ...

"Assalamu'alaikum" sms masuk  dari sebuah nomer tak di kenal.
Aku jawab " wa'alaikum salam"
"Gimana kabarnya bu? sehat?'balas sms tersebut
"Alhamdulilah, maaf ini siapa?, jawabku.
"Ibunya senia bu," jawabnya
"OH, yu sop apa kabar?, kapan kesini... saya nitip beras" jawabku.
"Nanti habis maghrib ya bu, klo bisa sekalian mau pinjam uang untuk ambil rapor dan bayar kontrakan,"jawab nya
"Insyaallah" jawabku.
Selepas shalat maghrib, lalu berdo'a bersama, dan mendengarkan kuliah 7 menit dari suamiku, tiba tiba ada suara dari arah  ruang tamu
"tok tok tok, Assalamu'alaikum" terdengar suara seorang wanita
Yasmin bergegas membuka pintu, kebetulan aku sedang menyiapkan makan malam.
Akhirnya suamiku menemui tamu , yang ternyata yu sop dan kedua anaknya yang masih kecil. Satu bayi beumur kurang lebih 6 bulan digendongnya.
Suamiku bertanya ,"lo mana si adi dan si.......;upa deh,"kata suamiku
"sedang di simpang lima, sama adik saya,".jawab yu sop.
 Anak yu sop semua 6 orang.
2 orang sudah cukup dewasa dan sekarang bekerja di Batam, sementara 4 anak yang lain masih kecil kecil.
4 orang anak yang kecil kecil tersebut adalah anak yang tdak pernah direncanakan, Ya mungkin Di dalam benak Yusop keluarga pun tidak pernah direncanakan. Dia sekarang statusnya gak jelas, AKu merasa berkewajiban tmempedulikannya, meski sekarang da tidak bekerja lagi padaku. Sementara rumah suaminya ada di belakang rumahku, sudah hampir setahun dia pergi dari suaminya dan memilih berpisah dari suaminya, dan hidup di kontrakan yang kecil  dan sempt, beralaskan tanah dengan 6 orang anaknya. Syukurlah 2 anaknya yang sudah agak dewasa sudah bisa membantu kehidupan Yu sop. Kata Yu sop setiap bulan anaknya mentransfer sejumlah uang untuk membayar kontrakan dan hidup yu sop. Dengan kondisi 4 orang anak yang masih kecil kecil, salah satu anaknya , yang terakhir  6 bulan yang lalu baru lahir,dengan kondisi seperti itu,tidak mungkin tega menyuruh yu sop bekerja. Lalu darimana dia hidup? sementara suaminya juga tidak bertanggung jawab. Semua anak anak yang membiayai Yu sop.
Yang membuat dilema, suaminya kadang bekerja di pabrik gentengku, kadang menjemur gentang dll. Memang suaminya pendiam, kadang suka mabuk dan judi. Haduh kalo sudah bicara tentang kemsikinan jadi ke mana mana.
Aku sebenarnya bersimpati dengan Yu sop, tapi ada beberapa hal yang membuat aku kurang suka,. sewaktu bayi yang terakhir lahir, aku bisa membayangkan betapa repotnya yu sop mengurus  anak-anaknya. Aku menganjurkan salah satu anaknya masuk panti asuhan aisyiyah, Kebetulan disana,anak anak dididik dengan baik.Baik ilmu agama dan ilmu umum, serta bisa disekolahkan dengan gratis sampai sma di sekolah muhammadiyah. Paling tidak satu beban yu sop sedikit terkurangi.
 Tapi apa jawab yu sop. "Wah saya ya gak tega, membuana anak saya?" . Biarpun begini,  saya akan tetap mengasuh anak saya sendiri." katanya tegas
Oh God...siapa yang akan membuang. Aku tahu sendiri, lingkungan tempat tinggakl yu sop sangat tidak sehat dan banyak pergaulan yang kurang baik Bahkan sering yu sop sampe kebingungan mengurus anaknya, anak2 nya sering mencoret coret mobil digarasi orang, merusak dll. Dan Yu sop tidak bisa melarang jika anaknya berbuat salah.Dan beberapa tetangga kontrakannya mengatakan padaku bahwa anak anaknya memang sangat nakal dan perusak.
Itu yang membuat aku sebel. Ada kesombongan dalam dirinya. kalo kaya sombong biasa ya, ni dah susah sempet2 nya sombong...aduh jd bikin hati kotor aja nih..nggrundel pisann euy..:P

Tapi bagaimanapun mungkin itulah cara berpikir yu sop, aku tetap saja membantunya, karena memang aku harus membantunya. Mudah2 an perjalanan hidup yang ruwet ini bisa menjadi pelajaran buat yu sop, untuk  lebih berfikir dalam bertindak. Mudah2 an saja...........dia tidak hamil lagi untuk yang ke Tujuh..secara suaminya gak ada...secara sudah 3x aku peringatkan untuk KB dan aku siap membiayai..Ternyata tidak mau...salah siapa..oh Tuhan...Inikah kemiskinan yang dibuat sendiri? Wallhu alam Bishawab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar