21 Maret, 2011

Bahan baku Kosong...Pussing!!!!!









Sudah hampir sebulan lebih, bahan baku membuat genteng alias "tanah" tidak juga nongol.
Kami mengambil bahan baku genteng dari pemasok, pemasok mengambil dari para pemilik tanah di desa-desa di kebumen.Jadi bukan asal ambil.Emang tanah siaa? hehehe

Kendalanya karena tenaga kerja Libur. Liburnya kenapa? karena mereka sedang menggarap sawah. setelah panen, mereka, mulai lagi menanam padi kembali, dan memang upah tenaga menggarap padi lebih tinggi dibanding hanya menjadi buruh panggul tanah.

Konsekwensinya mungkin, harga tanah akan naik.Dan PAra pemasok tanah belum siap mengeluarkan konsekwensi tersebut.Itulah mengapa bahan baku menjadi seret.


Tapi kalo tidak ada bahan baku, bagaiman karyawan saya akan bekerja?Selama sebulan lebih mereka libur? paling kami menggunakan sisa tanah yang lama alias "Kriwil"

Dan sebentar lagi stok kriwil kami akan habis, kami khawatir, tenaga kerja akan bubar, karena mencari pekerjaan lain.Masalah tenaga kerja cukup pelik, MAsih untung di daerah saya, Pejagoan, banyak orang yang tidak memiliki sawah, sehingga mereka masih mau bekerja di perusahaan genteng.Mereka yang disebut masyarakat "miskin kota", menurut saya, kndisi mereka lebih mengenaskan dibanding masyarakat miskin desa, kenapa? masyarakat miskin di desa, walau tidak punya uang mereka masih memiliki beras dan sayur mayur untuk dimakan. sementara masyarakat miskin di kota tidak memiliki itu.

Alhamdulilah juga mereka tidak ke jakarta, sehingga kami masih bisa memanfaat kan tenaga mereka. Di tempat Ibu saya, tenaga kerja sekarang agak sulit, banyak anak muda yang tidak mau kerja diperusahaan genteng, karena tidak bergengsi, kotor, bau minyak, dll. Mereka lebih senang kerja di rumah sakit, toko, counter H, satpam dll. Yang bersih dan rapi.

Sebenarnya upah tenaga bekerja di pabrik genteng cukup lumayan, kami memberlakukan sisitim borongan. harga tenaga untuk satu genteng 150,- jika mereka mengerjakan 1000 genteng, dia kan mendapatkan 150.000,- jika bisa mencetak 10000 biji, mereka akan mendapatkan 1.500.000,-, begitu seterusnya, belum untuk menjemur genteng mereka mendapatkan 25,-/biji.

Dan satu rombongan, biasanya satu keluarga, jika satu keluarga yang terdiri dari ayah ibu dan anak tersebut bisa mencetak 20.000 biji genteng per bulan dia akan mengantongi 3.000.000/bulan.

Bisa menyaingi gaji pegawai negri bukan? Tapi ya itu, Stok tanah yang akan dicetak harus lancar. Jika tidak, tenaga juga bingung mau mengerjakan apa.Seperti sekarang ini, pastilah mereka ikut bingung mode on.....huhuhu hiks hiks...

Kami Harus segera mencari solusi, Ya, mungkin para pemasok akan menaikan harga tanah nya, dan saya kira itu hal yang wajar, jika harga tanah naik, maka implikasinya, harga genteng juga naik.
Itu adalah efek domino yang tidak bisa dibantah...

Semoga semua segera bisa diatasi, salah satu tantangan menjadi wirausaha ya seperti ini...hemmm


Tidak ada komentar:

Posting Komentar