Berikut Rangkuman dari Jurnal Ismail Sukardi
Pendidikan Karekter berdasar quran dan hadits , dalam perspektif islam
1. Kerusakan moral di indonesia sdh dlm taraf mengkhawatirkan tkd hanya dilakukan oleh berapa anggita masyarakat tapi dilakukan oleh oknum lembaga tinggi negara
2. Perlunya Reformasi karakter dg menjadikan agama sebagai sumber utama dan pertama dlm pendidikan karakter karena indonsia adalah negara religius.
3. Martin luther king
Pendidikan dan Karakter adalah tujuan pendidikan sebenarnya
4. Meode Pendidikan menurut islam mengambil konsep dari athiyah dan quraish shihab.
Menurut 'Athiyah al-Brasyi (2003: 116-118), seorang ahli pendidikan Islam, menyatakan bahwa t
Setidaknya ada tiga metode pendidikan akhlak dalam Islam
1. pendidikan secara langsung, yaitu dengan
menggunakan petunjuk, petunjuk, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahayanya sesuatu.
Nasihat dapat diberikan dalam bentuk kata-kata bijak
2. Pendidikan secara tidak langsung melalui sugesti dengan membimbing perasaan, prilaku anak
3. Menjadikan Guru sebagai model keteladanan
(disini memanfaatkan perilaku anak kecil yang suka meniru, maka Guru haruslah menjadi teladan yang baik)
Quraish menyebut rusyd dan halah dalam pendidikan karakter.
Kepribadian dan karakter yang baik merupakan interaksi seluruh totalitas manusia. Dalam bahasa agama Islam, ia dinamai rusyd. Ia bukan hanya nalar, tetapi gabungan antara nalar, kesadaran moral, dan kesucian jiwa. Karakter terpuji merupakan hasil internalisasi nilai-nilai agama dan moral pada diri seseorang yang ditandai oleh sikap dan perilaku positif.”
Teringat kata kata rusyd dalam al quran adalah ketika nabi luth menegur kaum nya dengan sebutan
"alaisa Minkum rojulun Rasyid??? Tiak kah diantarkamu orang yang memiliki akal???
itulah teguran Nabi Luth untuk kaum Homosex yang melampaui batas.
Di tempat lain, halah dijabarkan sebagai berikut, “Pengetahuan tanpa penghayatan tidak dapat menimbulkan apa yang diistilahkan oleh para pakar tasawuf dengan halah (“ha” dibaca panjang—H), yakni kondisi psikologis yang mengantarkan seseorang berkeinginan kuat untuk berubah secara positif.” Di sini, secara menarik, Ustad Quraish mengaitkan “keinginan kuat” itu dengan AQ (adversity quotient) yang diperkenalkan oleh Paul G. Stoltz.
Metode pendidikan karakter menurut quraish Shihab ada 4 :;Penanaman jiwa, pembiasaan, keteladanan dan lingkungan yg baik
5. Peran seluruh stakholder, baik individu, orgtua, keluarga, sekolah, lingkungan negara dan media masaa sngt menentukan keberhasilan nilai nilai karakter bangsa.
6. Pendidikan yg sukses bukan menghasilkan lulusan yg baik tp mengjasilkan perubahan prilaku sbg orang yg beriman dan bertaqwa baik dlm kata atau perbuatan.
7. Negara melalui beberapa kementrian kemendikbud
8. Kemendikbud sudah melaksanakan pendidikan karakter tapi baru pada silabus tapi blm menyentuh substansi mengenai konsep pendidikan karakter.
Kritik juga untuk kementrian Pemberdayaan aparatur negara, karena masih banyak korupsi oleh pejabat negara...
9. Tokoh agama, agar menyampaikan pendidikan karakter terbatas di masjid atau musholla tapi di tempat terbuka seperti mall, RT, RW dll
Jadi Konsep pendidikan karakter yang indah tentunya tidak ada gunanya jika tidak
didukung oleh seluruh elemen masyarakat Indonesia. Semua pihak harus terlibat secara aktif
pendidikan karakter, menuju Indonesia yang beradab dan bermartabat, mulai dari tingkat
individu, keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan formal, hingga pimpinan
bangsa dan tentu saja ulama dan tokoh masyarakat. Rencana kerja strategis yang sistematis
dan kerjasama sinergis antar berbagai pemangku kepentingan sangat penting untuk mewujudkan upaya tersebut
meningkatkan kualitas karakter bangsa yang berada di ambang kehancuran. Semoga
Seminar “pendidikan karakter tidak berhenti pada wacana semata, tetapi segera
ditindaklanjuti dengan aksi nyata dari kita semua.
Wallahu a'lam bishawab
26 Mei 2021
Met malam, jangan lupa Al Mulk, Al Waqiah, A Asajdah..