28 Juli, 2020

Burung Beo
Kultum oleh Jasmina Zahra Hisyam
Rabu, 22/7/2020

Ada sebuah cerita, ada seorang guru yang dekat sekali dengan 3 orang anak. 3 anak ini senang bermain di rumah guru tersebut. Guru tersebut memelihara burung beo, setiap bermain ke rumah gurunya, mereka senang sekali bermain dengan beo tersebut.

Pada suatu ketika, ketika mereka sedang berada di rumah guru tersebut, guru itu meminta mereka untuk berkumpul, ada sesuatu yang guru itu ingin bicarakan. Pak guru itu berkata "kalian sepertinya senang sekali bermain dengan beo bapak, begini..bapak ini sudah tua, jadi bapak berniat untuk memberikan beo ini kepada salah satu dari kalian". 3 anak itu pun senang sekali, mata mereka berbinar-binar. "Untuk itu bapak minta tolong kalian bawa burung beo ini ke rumah kalian selama 3 hari, setelah itu bawa kesini lagi, bergantian". Kemudian guru itu menjelaskan  apa saja makanannya, cara membersihkannya dan lain2.

Anak yang pertama membawa beo tersebut selama 3 hari lalu dikembalikan, kemudian anak ke 2 dan 3. Setelah semua selesai membawa burung beo tersebut, Guru itu mengumpulkan mereka lagi,  ini adalah waktu untuk menentukan  kepada  siapa beo tersebut akan diberikan.

Anak-anak itu sudah tidak sabar ingin memiliki beo tersebut. Lalu si guru itu bercerita kepada 3 anak tersebut,bahwa ketika beonya dibawa pulang oleh si pertama, beonya sering berkata "ah bentar dulu" "lagi males" berulang-ulang. Kemudian ketika dibawa oleh anak yg kedua, beonya sering berkata "dasar" "f***" kata-kata yang kasar yg keluar dari Beo tersebut.
Kemudian ketika dibawa oleh anak yg ke 3 beo itu berucap "terimakasih" "ada yang bisa saya bantu,bu?"
Kemudian guru itu berkata,  "saya meminta kalian membawa burung beo ini kerumah kalian masing-masing,  agar saya  bisa tau, siapa yang "paling bisa" merawat beo ini, dari   cara beo  berucap,  saya tau kepada siapa semestinya Beo ini   saya berikan,"

Kedua anak tersebut pun tersenyum malu, kemudian guru tersebut menyerahkan beo tersebut pada anak yg ke 3.

Dari cerita diatas bisa dilihat bahwa dari cara orang berbahasa,  atau berbicara,  kita bisa tau orang itu seperti apa.
Linguistik adalah ilmu bagaimana bahasa bisa terbentuk, struktur bahasa dan segala aspek yang melingkupinya. Lingkungan  sangat berpengaruh besar bagi seseorang, bagaimana berbicara dan berbahasa yang baik, dalam  ilmu bahasa disebut sosiolinguistik.

Biasanya orang yang berpendidikan cenderung berbicara dengan sopan, dan santun. Sedangkan orang yang tidak berpendidikan cenderung berbicara kasar, dan tidak sopan.

Maka, meskipun pendidikan kita belum tinggi, tunjukkan bahwa kita mampu berbicara dan  berbahasa  sopan dan santun.

Maka, adalah sebuah kesalahan jika seorang yang berpendidikan tinggi  kok bisa sampai berkata kasar dan jorok, maka tidak semestinya orang tersebut berada di tempatnya.

Bicara lah yang baik, jika tidak sanggup , maka diam itu lebih baik, seperti  pesan Nabi dalam hadits sbb

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
 “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam”

Dalam surah Qaf : 16-18 Allah berfirman
"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir"

Berbicara adalah sebuah kebiasaan. Kalau kita terbiasa berbicara kotor, yang keluar kata-kata kotor. Kalau kita terbiasa berbicara baik  yang keluar kata-kata baik.

Semisal , jika kita tersandung kalo terbiasa bicara kotor ya yang keluar As*, kalo terbiasa beristighfar keluarnya Astaghfirullah.
Sama sama berawalan "as" tapi artinya sangat jauh sekali. Kata yang kedua Berpahala, karena kita memohon ampun pada Allah, sedang  yang pertama  tak berpahala, bahkan didengar juga tidak enak.

Berdzikir

Berdzikir adalah cara tepat untuk melatih kebiasaan berbicara baik.
 Dzikir pagi dan petang, selain dicatat  sebagai suatu amal soleh, juga melatih kita untuk berbicara yang baik. Maka rutinkan lah berdzikir. Bicaralah yang baik! Karena akan sangat tidak seimbang jika kita sudah mengaku beriman namun mulut masih mengeluarkan kata-kata tidak baik.

Wallahu a'lam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar